***
"gila ya tuh orang, masih bersikeras buat jemput lo?"
Yara terdiam, kali ini Chandra benar-benar marah besar mendengar ceritanya. "gue ngga bisa minta jemput Mahesa karena dia ngantor pake kendaraan umum, pulangnya aja selalu lebih larut dari gue."
"gue juga gabisa jemput lo terus anter ke rumah Mahesa lah, jauh itu." Keluh Chandra, "makanya lo belajar motor lahh biar bisa kemana mana sendiri."
"lah emang gue bisa kemana mana sendiri kaleee!" seru Yara merasa dituduh. "cuman tu cowok aja nyegat gue mulu di---"
Ucapan Yara terhenti melihat pintu depan terbuka memunculkan ujung rambut Mahesa yang sedang melepas sepatu. "laki gue udah pulang, ngobrolnya lanjut chat aja ya Mas, bye."
Yara menghampiri Mahesa seraya mencium tangan dan meloncat ke pelukan sang suami dengan tawa.
"eh? Ih.... Yara tumben-tumbenan kaya gini." Mahesa mendekap erat tubuh Yara yang melekat pada dirinya seraya berjalan menuju kamar dan menghempaskan tubuh mereka bersama-sama. Keduanya saling bertatapan dan melempar senyum bahagia.
"kenapa?" Mahesa mencari tahu kenapa Yara bersikap yang tidak biasanya.
"gapapa." Jawab Yara. "abis liat Tiktok, ada istri kalo nyambut suaminya kaya gitu jadi saya praktekkin pengen liat reaksi kamu."
Mahesa tertawa tak percaya kemudian mencubit lembut pipi Yara, "sering-sering ya." ucapnya dengan cengiran. "oh iya, desain undangan udah dikirim ke e-mail."
Yara bangkit dari kasur untuk memeriksa ponsel, meneliti nama lengkap mereka dan alamat venue tempat dilangsungkannya resepsi.
Kami mengundang bapak/ibu/saudara/i untuk hadir pada resepsi pernikahan:
SIERRA DANEEN BAHARIM, S.Psi. M.Si
Dan
SANNAN MAHESA, B.A.
"gimana... udah pas semua?" tanya Mahesa. "tinggal di kirim via group chat biar paperless."
"em.... Sebenernya ada yang pengen saya omongin." Ucap Yara. "kayaknya.... Saya mau ngundang pihak sekolah sama beberapa murid. Tapi ngga banyak-banyak kok masih cukup dari kuota yang kita booking dari catering."
"..... akhirnya Yara mau ngumumin ke sekolah ya... kalo nikah sama muridnya sendiri?" ledek Mahesa.
"kamu keberatan?" tanya Yara dengan hati mencelos, "yaudah jangan deh, kita stick di rencana awal aja buat private int---"
"aku ngundang beberapa temen yang akrab." Potong Mahesa. "gapapa, aku udah siap kalo suatu hari ada yang nyindir kita. Istri aku guruku? Terus kenapa? Toh aku yang ngelamar karena udah nyukain Yara dari jaman sekolah."
Sontak wajah Yara merona dan dengan segera ia berbalik menatap ponsel, melihat respon itu Mahesa tak tahan untuk menggodanya lagi.
"ih salting mulu."
"kata siapa aku--- geli!!" ucapan Yara terpotong lantaran Mahesa menggelitikinya lagi.
"ayo cepetan ngaku." Perintah Mahesa dengan tangan yang masih menggerayangi Yara, perempuan itu memekik dengan tawa.
"yaudah iya iyaaaa aku saltinggg puas kamu??" balas Yara, mereka bertukar pandangan lagi seraya kedua mata Mahesa meredup dan bibirnya mendarat di leher Yara memberikan kecupan-kecupan kecil. Lagi-lagi tubuh Mahesa menaungi Yara dan jemari mereka terkunci satu sama lain.
".... Ayo solat bareng." Pinta Mahesa, Yara melihat kalender seraya menghela nafas.
"ngga hari ini ya, ini tanggalnya saya----" Yara terdiam menyadari sesuatu yang aneh, ia bangkit dari karpet dan melihat kalender meja yang ia taruh di kamar. "be—bentar,...... eh? Tiga minggu? Selama ini gue kan ngga pernah telat ... masa sih?"
Mahesa yang masih terduduk di karpet sontak membulatkan matanya, "..... secepet itu?" ucapnya setengah sadar. "terus... terus harus beli--"
"udah punya." Yara keluar dari kamar dan bergegas menuju toilet. Waktu seketika berjalan lambat bagi Mahesa sembari ia menyantap makan malamnya dengan mata yang tak berpaling dari pintu toilet menunggu Yara keluar.
"Yara..." Mahesa mengetuk pintu toilet setelah makan malamnya telah diselesaikan. "gimana?"
Yara keluar dari toilet dengan perasaan yang campur aduk, ditunjukkannya ke Mahesa.... Nampak dua garis tegas dari test pack yang berbeda.
".... Wallahi." Ungkap Mahesa dengan mata berkaca-kaca seraya tangannya menyentuh perut Yara. "demi apa ada kehidupan di sini?"
Yara mengangguk dengan wajah haru seraya Mahesa memeluknya dengan tangis bahagia.
"selamat ya, Mahesa sebentar lagi jadi ayah."
***
Gimana perasaan kalian dear readers? 😆
Jangan lupa vote dan komenggg~♡
KAMU SEDANG MEMBACA
FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️
Fanfiction"Tak peduli sedramatis apapun seseorang pernah hadir di hidupmu, kalau tidak satu frekuensi ya tidak akan berjodoh" -Habibie- ☆ MAMACIS, 2023 ☆ Local Fanfiction with Stray Kids as Visual Inspired by ASMALIBRASI, song of SOEGI BORNEAN #2 seungminskz ...