Part 10

5K 301 4
                                    

Hai prilly!datang ke pesta ulang tahun gue ya?

prilly tersenyum melihat pesan yang terkirim di HPnya. dia tidak menyangka bisa dekat dengan artis keren alias cowok cool itu. siapa lagi kalau bukan Ali? Dengan cepat, prilly mengiyakan ajakan Ali.
"Wah acaranya besok nih."gunam prilly. prilly membuka lemarinya, mencari gaun yang pas.
"Ketemu deh!"kata prilly riang, mengambil gaun birunya.
prilly benar-benar tidak sabar akan hari esok.
Tok...tok.
"Siapa sih yang ngetuk pintu malam-malam gini?"tanya prilly heran. "Mana gue sendirian dirumah lagi. bukain gak ya?"gunam prilly. "Bukain aja deh."
Prilly pun membuka pintu.
"Kok gak ada siapa-siapa?"tanya prilly heran. Kresek... Prilly merasa dia menginjak sesuatu.
"Kertas?"prilly pun mengambil kertas terrsebut, membukanya dan membacanya.

Heh.. Siapa pun lo,lo gak pantes buat ali! Klo lo masih deket sama ali, hidup lo bakal hancur!

"Siapa sih yang nulis kek beginian. Kurang kerjaan aja."gunam prilly lagi, lalu menggulung kertas itu. hatinya merasa tidak tenang. dia segera menutup pintu rumahnya, dan berlari ke kamarnya. dia membaca ulang kertas itu lagi. Tulisannya benar-benar aneh, dan tidak ada cantuman penulisnya! Apa dia salah orang? Tak mungkin! Kalau sudah berhubungan dengan Ali,pasti ini buat gue. tapi gue sama Ali kan cuman temenan!

Prilly membaca surat itu lagi, berharap menemukan siapa penulisnya. tapi hasilnya benar-benar nihil. Prilly memegang kepalanya yang terasa pening. Pikirannya seakan berputar-putar dan entahlah dia seperti sedang memikirkan sesuatu yang dia sendiri tidak tau memikirkan apa. gadis itu.
gadis berambut coklat itu menghampiri otak prilly. prilly mencoba memikirkan siapa gadis itu, tapi lagi-lagi nihil.
"Siapa gadis itu? Kenapa dia seperti menyangkut di otakku?"tanya prilly, menutup matanya, dan terlelap. kertas itu jatuh ke lantai, tepat di tengah-tengah karpet doraemonnya, yang bersebelahan dengan fotonya saat kecil dengan seorang gadis.

"Kamu membatalkan janji kita!"gadis berambut coklat itu menghampiri prilly.
"Jan..janji apa?"tanya prilly bingung.
Gadis itu tersenyum misterius.
"Pikirkan sendiri! Kau benar-benar lupa sepertinya ya. Aku ini adalah.."

"PRILLY BANGUN!"teriakan itu menggema di seluruh ruangan. Teriakan yang sangat khas di telinga prilly. Siapa lagi kalau bukan mama. prilly yang tidur kemalaman kemarin hanya menutup wajahnya dengan bantal.
"BYUR!"
"ADUH!"teriak prilly ketika melihat mamanya menyiram air ke wajahnya.
"Bangun pemalas!"kata mama. Tangan mama seperti memegang sesuatu. itukan kertas yang kemarin! Gawat kalau mama bisa tau!
Prilly langsung bangkit dari tidur dan hendak menggapai kertas itu dari tangan mamanya. mamanya justru semakin memegangnya erat.
"Ma, kasih kertas itu dong! Pleasee!'"ucap prilly memelas.
"Kasih tau mama dulu apa yang terjadi! Baru mama kasih kertasnya lagi!"ucap mama sambil menyilangkan tangannya di di dadanya.
"Berikan kertas itu dulu!"kata prilly.
"Tidak-tidak!"sergah mama. "Ceritakan dulu! Kamu temenan sama psikopat ya? Terus ali itu siapa? Penjahat?!"
"Iih mama, langsung asal nebak aja sih. Aku gatau itu dari siapa ok? Jadi tadi malem, ada yang ngetuk pintu, terus aku bukain tapi orangnya gak ada. Terus aku kayak nginjek kertas gitu ma. Terus pas dilihat kertas itu. jadi aku gak tau apa yang terjadi."cerita prilly lengkap. Mamanya ini memang suka banget asal bunyi.
"Ok,ok. Alasanmu diterima. Tapi surat ini gak baik! Jadi mama buang aja!"kata mama.
"Eeh,jangan dibuang ma! Masalahnya, aku pengen lihat siapa yang ngirim surat itu? Detektif gitu ma,"jawab prilly. "Memang susah ngadepin mama" gunam prilly. Prilly yang malas berdebat segera merampas kertas itu dari tangan mama, dan pergi keluar kamar.
"mandi yang cepet! Jangan urusin cinta aja"teriak mama lalu terkikik.

prilly yang sedang berkaca itu mengambil kertas itu lagi, mencoba mengambil maksudnya, tapi yak bisa.
"Aah gue tanya mila sama Gritte aja deh! Kalau sama mama malah berdebat. Ga asik"gunam prilly sambil menyisir rambutya.
Kertas itu disimpannya di tasnya, lalu pergi ke sekolah.

"Hai prilly!"sapa mila dan gritte.
"Hai juga."kata prilly.
"Lesu banget meng?"tanya gritte sambil terkikik. Prilly memelototi Gritte, lalu mengeluarkan lidahnya.
Mila yang tadinya si sibuk merapikan rambutnya itu segera duduk di sebelah prilly.
"Eh,guys. Kalian mau bantu gue gak?"tanya prilly. Dia mengambil kertas itu dari tasnya.
"Bantu apa? Mau-mau aja sih. Kayaknya seru."
"Ini guys."prilly pun menyerahkan kertas itu ke mila dan gritte. secara bersamaan, mata mereka melebar seakan tidak percaya, ditambah ekspresi muka mereka yang takut.
"Jadi ceritanya, tadi malem kan gue sendirian dirumah, terus ada yang ngetuk pintu rumah gue. nah pas gue bukain,gak ada orangnya, eh gue ngerasa gue nginjek sesuatu gitu, mil,grit. Jadi gue lihat kebawah, dan lihat kertas itu. Gue ambil deh, nah terus gue baca. Itulah isinya. Gue gak bohong lo"cerita prilly. "Eh pagi-pagi, mama gue udah bikin rusuh suasana aja tuh"
"Misterius banget pril. Emangnya ali itu sebenarnya siapa lo sih? Idola lo kan yang kebetulan jadi deket?"tanya mila bingung,
"Makanya itu mil."jawab prilly.
"Tenang,gue bakal bantu lo kok."kata mila, disusul anggukan gritte.
"Thanks yaa.. Gue bener-bener penasaran."kata prilly.

*maaf episod kali ini gak ada cinta-cintaannya,tapi inilah kasusnya, hehe. Perjuangan cinta itu ternyata gak mudah ya hehe -penulis-*

Meet'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang