Chapter 18

1.9K 199 27
                                    

.

Tungkai kaki Sunghoon bergerak bosan berdiri hampir menyandar di mobil dengan mata meliar menunggu kedatangan Jaeyoon.

Kini sudah terhitung lebih kurang dua puluh menit tapi bayang Jaeyoon sekalipun tidak terlihat, berpikir mungkin Jaeyoon sedang ada urusan dengan dosen atau apapun itu.

Tapi semakin lama Sunghoon mengernyit yang tanpa buang waktu langsung berjalan masuk mencari Jaeyoon ke kelas ditempati.

Keberadaan kelas itu benar-benar kosong dan sempat bertanya pada orang yang lewat jika ada melihat Jaeyoon tapi malah jawaban mengundang gundah.

Wanita itu mengatakan kalau Jaeyoon sudah dari tadi keluar dari gedung.

Dengan panik cepat Sunghoon meluru ke mobilnya mengambil ponsel niat ingin menghubungi namun begitu layar menyala malah pesan Jaeyoon menjadi tampilan pertama di ponselnya, pesan yang terkirim hampir setengah jam lalu.

Cepat dibuka dan sesaat jantung Sunghoon berdetak cepat.

Kalau aku tidak muncul lebih dari sepuluh menit, kau tahu? Apa yang harus kau lakukan.

Tanpa menunggu, cepat tangan Sunghoon menelepon tim dimilikinya. Tim yang jauh hari disiapkan seperti rencana, bibirnya mengulum gugup menunggu panggilan bersambut. "Sekarang, lakukan sekarang. Sesuai rencana, nanti kita ketemu di tempat biasa." Langsung memberi perintah.

Yang sejurusnya mengendara tanpa buang waktu dengan wajah mengeras. Tak ingin peduli juga mengabari suruhan Jeewon yang pasti tidak tahu apa yang terjadi. Jika memang mereka tahu sudah dari tadi lagi Sunghoon tahu situasi dialami saat ini.

Bagaimanapun dia harus melaksanakan rencana diatur dari tempoh hari lagi sejak ketemu Jay berniat ingin memberi peringatan namun tidak berhasil. Jay tetap tak gentar dari terus ingin membalas dendam melalui Jaeyoon.

Dan pesan dikirim Jaeyoon itu juga termasuk dalam rencana Sunghoon, pintarnya Jaeyoon tahu bagaimana mengikuti alur dibuatnya jika sewaktu-waktu sesuatu hal terjadi.

Maka sekarang harus melakukan sesuai rencana dengan secepat mungkin sebelum sesuatu bisa saja terjadi pada Jaeyoon saat ini.

Sementara itu di sisi lain tepatnya disebuah bangunan terbiar di sekitar kawasan sunyi sepi diselimuti kekosongan tanpa bayang manusia sekalipun di sekeliling.

Mobil dikendarai Jay baru saja tiba sebentar tadi dengan beberapa anak buah turut sama dengannya membawa Jaeyoon masuk dan diikat di kursi.

Sebelum membawa korban ke sini lebih dulu mereka membuang ponsel dan aksesori dikenakan Jaeyoon entah cincin atau anting memastikan tubuh itu tiada sesuatu yang bisa melacak.

Tubuh Jaeyoon di rantai merapat pada kursi, tangan maupun kaki hingga perut membelit dengan rantai besi. Benar-benar memastikan tiada celah yang bisa diberontakan.

Seorang anak buah dari ramainya yang sedang berjaga datang menghampiri Jay membawa satu botol minuman air putih dan presensi Jay berjalan dekati Jaeyoon dengan botol minuman di tangan sambil dibuka.

Setelahnya menuang air ke tangan lalu dibuang ke arah wajah Jaeyoon dilakukan berulang kali sampai basah disusul muka Jaeyoon mengerut disadarkan dengan cara seperti itu.

"Bangun!" Desak Jay, terdengar dalam suaranya menatap Jaeyoon sama dalamnya diselimuti kemarahan.

Mengerjap berkali-kali Jaeyoon menyamankan keadaan dialaminya, sesaat mengernyit menatap orang di hadapannya serta mengitari sekeliling dipenuhi dengan beberapa orang di ruang pengap dan agak kotor.

"Tidak tahu pula, anak seorang Shim Jeewon semudah itu mengikuti pesan dikirim dari orang tak dikenal."

Suara Jay kembali memecah hening membuat tatapan mata Jaeyoon lurus pada sosok berdiri di depan saat ini.

BODYGUARD || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang