Seorang gadis yang kini tergesa gesa menuruni tangga dengan seragam yang bisa dibilang tidak cukup rapi dengan statusnya sebagai siswi, seketika terhenti oleh panggilan dari sang mamah.
"Sarapan dulu sayang",ucap Indah mamah dari Lakuna.
Yaps,gadis yang berpenampilan cukup acak acakan tersebut adalah Lakuna Mala,cewek yang bisa dibilang bad namun berwajah cantik dengan tatapan sayunya.
"Lain kali mah,Lakuna udah telat",jawab Lakuna yang terbaru buru menuju bagasi untuk mengambil motornya.
Sedangkan Indah selaku mamah Lakuna hanya bisa tersenyum melihat kebiasaan anaknya tersebut.
"Kebiasaan amat tu bocah",ceplos Anindhita Kakak tiri dari Lakuna.
Kenapa bisa kakak Tiri?? karena mamah kandung Lakuna sudah meninggal sejak Lakuna masih kelas 6 SD,dan papahnya menikah lagi dengan mamahnya Anindita,yaitu indah, meskipun indah adalah mamah tirinya,namun indah menyayangi Lakuna seperti anak kandungnya sendiri.
"Kamu kayak baru liat adekmu aja",ucap Indah sambil tertawa.
"Lagian tu bocah udah tau sekolah masuk jam 7 tetep aja kesiangan",ucap Anindhita.
"Udah udah,oh iya kamu kuliah siang kak?"tanya mamah.
"Iya mah,",jawab Andhita.
Sedangkan sang mamah pun hanya menganguk anggukan kepalanya,lalu melanjutkan sarapannya.
Lain halnya dengan Lakuna yang mengacak acak rambutnya frustasi karena gerbang sekolahnya lagi lagi sudah tertutup.
"Ayo dong pak bukain,masak bapak gak kasian sama saya", rengek Lakuna pada satpam sekolahnya.
"Aduh neng gimana ya, bukannya saya gak mau bukain,tapi nanti kalo saya buka saya yang dimarahin lagi kek kemarin",ucap pak Onon satpam SMA Cakrasila.
"Yah bapak mah gitu sama saya,ayo dong pak bukain sekali aja deh,besok besok gak terlambat lagi ,paling",mohon Lakuna sambil memegang gerbang tersebut.
"Hadeh, iya deh saya bukain tapi besok besok jangan terlambat lag...."
"Stop,gak usah dibukain pak",ucap cowok yang tiba tiba datang sambil menahan tangan pak Onon untuk membuka pagar.
"Tapi itu den kasian nengnya",jawab Pak Onon, sedangkan Lakuna yang mulanya sumringah karena ia bisa masuk ,seketika luntur .
"Lo apa apaan", protes Lakuna tak terima.
"Ini sekolah, bukan hutan yang bisa Lo datengin tanpa harus liat waktu",jawab cowok tersebut.
"Lah si anying,pakek bawa bawa hutan segala",lirih Lakuna namun masih bisa didengar oleh cowok tersebut.
"Gue denger",ucap cowok tersebut.
"Lagian Lo tuh aneh,gak perlu Lo bilang ini sekolah gue udah tau kali",balas Lakuna.
"Aduhhhh,jadi ini gimana saya buka ato enggak",tanya Pak Onon yang kebingungan.
"Iya,enggak",jawab mereka bersamaan.
"Gak usah pak,mending bapak balik aja ke post,biar saya yang urus cewek ini",jelas cowok tersebut,lalu pak Onon pun pergi ke post nya.
"Dasar cowok sialan",ucap Lakuna yang marah karena ia tidak bisa masuk.
"Benerin seragam Lo,aturan sekolah sini rok gak boleh diatas lutut,dan Lo liat, baju gak dimasukin gak pakek dasi,sepatu gak sesuai aturan,kalo niat jadi preman gak usah Dateng ke sekolah",ucap cowok tersebut datar namun penuh penekanan.
Sedangkan Lakuna ia dibuat cengo dengan perkataan cowok tersebut yang berani beraninya mengatur dirinya.
"Bacot,lagian penampilan gue gak mengganggu kegiatan pembelajaran anjing", sarkas Lakuna
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA
Teen Fictionlanyaknya senja yang menyatu dalam warna jingga, seperti angin yang terbentuk menjadi molekul-molekul udara,aku adalah ruangan kosong hampa dengan sekotak harapan yang sirna bersama bait bait realita.