Dia mendengar semua hal yang dikatakan Alerie walau tubuhnya dibawah kendali. Sejak malam itu, dia bertemu dengan Alerie. Alerie meyakinkannya bahwa itu memang takdirnya dan dia pun merasa begitu, apalagi setelah mendengar semua kebenarannya.
Ditengah ritual penyatuan jiwa itu, dia menyadari kedatangan Dave dan teman-temannya yang lain. Apa mereka semua kembali untuk menolong nya?
Arabella ingin mengatakan sesuatu, namun dia bahkan tak bisa mengedipkan mata sesuai keinginannya.
"Abela... ini kami, kami akan memberikan sedikit prana tambahan. Jadi, kau bisa lepas dari pengaruh wanita itu." Ucap Drippi.
"Rèarmor, pedang itu bisa melukai jiwa wanita itu. Namun tak bisa membunuhnya." Ujar Blaze kemudian.
"Kau tak harus menjadi wadah jiwanya jika kau tak mau. Begitulah ketentuannya." Lanjut Aerial.
"Namun karena kami menyalurkan prana kepadamu, kekuatan sucimu akan meledak." Jelas Mud.
Mereka berempat memegang tangan Arabella dan menyalurkan prana ketubuhnya. Arabella yang tadinya lemah, kini menjadi sangat segar.
Dia melakukan apa yang para spirit katakan, dia mengambil pedang itu dari tangan Dave dan menusukkannya kepada Alerie. Sesaat setelah itu, dia tumbang dan tak sadarkan diri.
.
.Alerie tak mengira jika pedang terkutuk itu akan bisa melukainya. Sakit, kecewa, dan marah yang bercampur jadi satu.
"Allard. Apa aku salah? Aku hanya menginginkan posisiku kembali. Aku sudah menunggu sangat lama. Akhirnya aku dan Testeon bisa bersama, tapi kenapa?" Keluh Alerie pada Allard.
Allard sudah mendapatkan pesan dari Alerie bahwa dia akan bangkit kembali. Jadi, Allard sudah lama menunggu nya. Bahkan sebelum Arabella lahir, Allard sudah diam-diam memantau kediamannya.
Wush... angin kencang berhembus sesaat di dalam kamar Alerie.
"Alerie, kau terlalu memaksakan diri. Kau tau ketentuannya bukan? Jika anak itu tak ingin memberikan raganya, maka kau tidak bisa mengambilnya." Ucap Anderson yang perlahan menampakkan wujudnya yang disusul Oleh Eileithia dan juga Ares.
Ares menghela nafasnya. "Aku tahu ini tak adil, jadi jangan ceroboh Alerie. Jiwamu bisa terbakar jika kau melukai manusia dan menjadi jahat."
"Bicarakan baik-baik. Buat dia mengerti, jangan memaksa nya. Dia akan balik melawanmu." Ujar Eileithia kemudian.
Alerie memutar bola mata malas. "Kalian para dewa dan dewi, apa memiliki waktu yang sangat senggang? Kenapa kalian datang hanya untuk menceramahiku. Kembalilah, aku punya caraku sendiri."
Ketiganya saling menatap. "Ingatlah, Alerie. Jangan terlalu ceroboh."
Mereka bertiga pun menghilang.
"Keluarlah Allard. Aku akan menyembuhkan diriku sendiri. Aku hanya sebatas jiwa, jadi sangat rapuh. Hanya sebentar aku bisa bertahan dalam raga yang aku buat ini. Jadi, tolong keluar. Jangan masuk sampai aku memanggil." Ucap nya tanpa melihat Allard.
"Pastikan anda memanggil saya saat membutuhkan sesuatu." Ujarnya lalu berlalu keluar.
"Padahal aku membantunya saat kecil sampai dia dewasa. Tidakkah dia pikir aku terlalu bermurah hati?" Gumam Alerie kesal. Dari kecil, Arabella mendapatkan perlakuan yang sangat kejam dari keluarganya, jika bukan karena bantuan Alerie, mungkin dia sudah mati sejak lama.
Tubuh yang dia buat sendiri tak bertahan lama. Itu dia dapatkan dengan mengambil raga orang yang sudah tak bernyawa.
Tubuh itu sekarang sudah rusak, dia akan mencari yang baru nanti. Jadi, dia hanya bisa menghubungi orang lain melalui mimpi.
Dan orang lain yang ingin dihubungi Alerie adalah Arabella. Dia segera bergegas karena Arabella sedang tak sadarkan diri. Itu akan lebih mudah untuk masuk kedalam alam bawah sadarnya.
.
.Arabella merasa tubuhnya ringan, saat membuka mata yang dia lihat adalah Alerie.
"Menjauh dari ku." Ucap Arabella dan spontan menjaga jarak dari alerie.
Alerie tersenyum. "Padahal dulu kau selalu memelukku setiap bertemu. Apa kau membuangku setelah mendapatkan semua yang kau inginkan? Aku merasa di khianati."
Arabella menatap tajam Alerie. "Aku tidak sudi memberikan raga ku kepada orang yang tak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuanmu."
Alerie duduk di atas sebuah batang kayu tumbang. Mereka sedang berada di tengah padang rumput.
"Kau ingin ku beritahu sebuah rahasia?" Ucap nya sambil menatap kukunya yang berkilau terkena sinar bulan.
Arabella tak menggubris. "Hentikan semua permainan mu. Itu tak akan membuat ku memberikan raga ku pada mu."
"Aku menanam kan sihir hitam pada Testeon, ah tidak. Maksudku pada Dave dengan bantuan Allard. Jantungnya akan berhenti berdetak setiap beberapa saat dengan berbagai obat ataupun kekuatan suci hanya membuatnya bertambah kesakitan dan tentu saja itu hanya salah satu cara memperburuk keadaannya. Jantungnya akan berhenti berdetak selamanya dalam jangka... uhm, mungkin tiga hari?" Celoteh Alerie dengan senyum di wajahnya.
Arabella mengepalkan tangannya. "Apa maksudmu? Berhenti bermain-main pada nyawa seseorang. Aku salah, selama ini aku salah menilaimu."
Alerie tertawa. "Kau tahu? Kutukan itu akan lenyap dengan sendirinya saat darah dari jantung mu menetes didepan Dave. Haha.. akhir yang cukup manis untung seorang pengganti seperti mu, bukan?" Ucapnya lagi
Arabella menggigit bibir bawahnya. "Aku tak mengerti kenapa aku menganggapmu sebagai dewi, kau bahkan lebih buruk dari iblis."
Setelah mengatakan itu, arabella terbangun dari tidurnya. Saat menoleh ks sebelah kiri, Dave Terbaring disana.
"Apa memang sangat tidak mungkin jika aku ingin terus disini?" Ucap nya sambil mengelus wajah Dave.
KRIET!! Pintu terbuka. Alesya, Alex, Louis, dan Seraphim masuk ke kamar itu.
Semuanya berlari memeluk Arabella. Rasa hangat menjalar di hatinya, matanya tiba-tiba terasa panas.
"Arabella... kau baik-baik saja? Maaf, kami tak menyadari jika kau bahkan diculik malam itu." Ucap Alesya sambil tetap memeluk Arabella.
"Huwaaa... a-aku sangat takut. Malam itu saat aku sadar, aku sedang berada di ruangan yang sangat gelap. Aku mengira kalian akan datang secepatnya, tapi kalian terlalu lama. Aku... aku sangat ketakutan, huwaaa." Jerit Arabella sambil menangis. Air matanya tak terbentuk. Takut, jika semua terjadi sesuai yang ditakdirkan. Dia tidak akan pernah bisa merasakan pelukan hangat ini lagi.
"Cengeng, jangan menangis. Itu membuat mu semakin jelek." Celetuk Seraphim sambil mencubit pipi Arabella.
"Sekarang semuanya baik-baik saja. Kita tak akan kembali kerumah itu. Dan dia tak akan bisa mengambil alih raga mu jika kau tak mengizinkannya. Jadi kita aman sekarang." Ucap Louis menenangkan.
Arabella tersenyum kecut. Jika yang Alerie katakan benar, maka dia harus menusuk jantungnya sebelum tiga hari untuk menyelamatkan Dave.
"Semoga semuanya akan tetap baik-baik saja." Gumam Arabella sesaat sebelum Dave membuka matanya.
"Teman-teman?" Ucap Dave dengan suara parau.
"Dave. Kau sudah sadar? Bagaimana perasaanmu?" Ucap Arabella sambil mendekatkan telinga nya kejantung Dave. "Ah syukurlah itu masih berdetak." Ucapnya tanpa merubah posisinya.
Dave baru sadar dan Arabella bertingkah seperti itu, membuat nya seperti akan pingsan lagi.
"Aku, baik-baik saja." Ujar Dave. "Sepertinya." Gumamnya lagi.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]
Ficción históricaCerita romance historical sederhana yang memiliki alur cerita ringan. Bisa dibaca tanpa emosi dan tidak melelahkan pikiran. Semuanya berjalan sesuai ekspektasi, tebakan dan harapan pembaca. Tidak ada tokoh antagonist yang berarti, tanpa teka-teki da...