04 - Ujian Masuk (1)

1.5K 239 1
                                    

Sekolah yang akan menjadi tempat Jungwon menimba ilmu selama di dunia sihir bernama Akademi Polaris. Bukan hanya bergengsi, tapi sekolah ini juga merupakan tiga teratas dari seluruh sekolah lain di dunia sihir.

Banyak alumni Akademi Polaris yang menjadi penyihir hebat. Nox adalah salah satunya. Ribuan anak mendaftar tiap tahun, tapi bahkan tidak sampai 1000 yang bisa mengikuti ujian masuk.

"Hei, hei, bukankah itu Tuan Nox?"

"Benarkah? Sungguh momen yang langka bisa melihat Tuan Nox di sini."

"Dia mengantar seseorang. Apakah Tuan Joseph?"

"Mana mungkin."

Kerumunan yang berisik itu langsung diam begitu Jungwon keluar dari dalam mobil yang dikendarai oleh Nox. Seluruh mata menatapnya penuh tanya.

Siapa itu?

"Kalau Tuan Nox sampai membukakan pintu, bukankah artinya dia adalah..."

Jungwon sama sekali tidak mampu menghadapi situasi dimana dirinya harus menjadi pusat perhatian. Terlebih seperti sekarang saat semua orang berbaris membuka jalan untuknya dan mengawasi setiap langkahnya.

Tes bahkan belum dimulai, tapi Jungwon merasa energinya terkuras habis. Mungkin lain kali, dia berangkat jalan kaki saja.

"Tuan muda, apakah Anda gugup?" tanya Nox begitu mereka duduk di salah satu bangku taman sambil menunggu ujian dimulai.

"Yah, bisa dibilang begitu. Baru satu minggu aku tinggal di sini. Masih banyak hal yang tidak ku pahami."

Meskipun begitu, Jungwon yakin tidak akan ada lagi hal yang bisa mengejutkannya lebih daripada saat dia mengetahui kalau dunia ini menggunakan bahasa Inggris.

"Anda tidak perlu khawatir. Bukankah Anda sudah belajar sangat keras? Lagipula tidak ada alasan bagi Akademi Polaris untuk menolak seorang Alsteris. Bila Anda gagal, maka yang rugi adalah mereka."

Semalam, kakek memberikannya banyak wejangan. Tentang bagaimana seorang Alsteris bertindak di hadapan publik dan bahwa dia harus menyelesaikan ujian ini sebaik mungkin.

"Kau harus berani. Pandanglah ke depan dan tegakkan punggungmu. Tidak ada satu pun orang yang boleh memandang rendah Alsteris. Justru merekalah yang harus tunduk di bawah kakimu, Jungwon."

Dasar dari penggunaan domination adalah arogansi dan kepercayaan diri bahwa tidak ada yang bisa melihat Alsteris dari atas. Bahwa semuanya berada di bawah kekuasaannya.

"Omong kosong," gumam Jungwon.

Itu sangat absurd. Kalau domination bisa digunakan hanya dengan pikiran itu, kenapa kakek tidak jadi paladin saja? Bukankah paladin adalah penyihir terkuat?

"Bagi para calon siswa, harap segera menuju ke ruangan masing-masing sesuai yang tertera di tanda pengenal karena ujian akan segera dimulai."

"Good luck, tuan muda. Saya akan menunggu di sini."

Ruangan yang digunakan untuk ujian berbentuk setengah lingkaran dengan mimbar dan papan tulis di tengah. Dibangun seperti undak-undak dimana mimbar berada lebih rendah daripada tempat duduk siswa.

Setiap meja berisi dua orang dan saat ini telah terjadi sedikit keributan kecil karena beberapa anak sedang berebut tempat duduk di samping Jungwon.

Kakek bilang, Keluarga Alsteris itu kaya dan punya reputasi tinggi. Nox yang hanya seorang pelayan saja sangat disegani oleh di dunia sihir. Bila seorang penyihir biasa bisa membuktikan diri mereka di hadapan Alsteris, dijamin sisa hidup mereka akan jalani dengan kesejahteraan.

POLARIS: The Academy of Magic | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang