28. ziarah

2.9K 278 15
                                    

______________
_______________________
____________
Saat ini seluruh anggota keluarga sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan.

"Nazira, apa kamu sudah berziarah ke makam ibu kamu?" Tanya Queen tiba-tiba.

Nazira yang tengah mengambilkan makanan untuk suaminya pun jadi menoleh, "belum Umi."

Semenjak menikah, Nazira dan Gus Farzan memang belum berziarah ke makam ibu kandung Nazira.

"Gimana kalo kalian ziarah hari ini? mumpung Farzan masih cuti," ucap Queen.

Ya, Gus Farzan memang masih cuti, lelaki itu mengambil cuti pernikahan selama seminggu.

"Baik Umi." Nazira tersenyum lalu mengangguk mengiyakan ucapan ibu mertuanya itu.

****

"Farhan!" Panggil Gus Farzan menatap saudara kembarnya yang tengah berjongkok dan tampak sedang bermain pasir.

"Sembilan ratus tujuh, sembilan ratus delapan." Gus Farhan masih sibuk menghitung. Entah apa yang sedang ia hitung itu.

"Apa?" Gus Farzan menoleh ke sumber suara.

"Gue sama Zira mau ziarah ke makam ibunya Nazira. Lo mau ikut gak?" Tanya Gus Farzan.

"Kagak, gue sibuk." Gus Farhan menolak mentah-mentah tawaran saudara kembarnya itu.

"Dih, sibuk apa lo?"

"Lo gak liat apa gue lagi ngitung pasir," sewot Gus Farhan.

"Lo adalah orang tergabut yang gue liat. Gak ada gunanya banget sih, ngapain coba ngitung pasir?"

"Kalo bukan demi junior, gue juga gak mau kali."

Gus Farzan mengerutkan keningnya heran, "hah, junior?"

"Iya,bini gue ngidam, gue harus bawain seribu tiga ratus tiga puluh pasir."

Gus Farzan membulatkan matanya saat mendengar ucapan saudara kembarnya itu, "what? kok ngidamnya gitu?"

"Ya namanya juga bumil. Nanti lo juga bakal ngerasain gimana rasanya ngadepin ngidamnya cewek." Kata-kata itu berhasil membuat pikiran Gus Farzan menjadi tidak tenang. Bagaimana jika nanti Nazira hamil? apakah ia harus melakukan hal yang sama seperti saudara kembarnya? dan bagaimana jika Nazira akan meminta hal yang lebih sulit daripada yang dialami oleh Gus Farhan? dan masih banyak lagi pertanyaan yang muncul di benak Gus Farzan.

"Udah sana pergi, ganggu aja," usir Gus Farhan.

"O-oke, semangat ya." Gus Farzan melangkah pergi dari sana. Pikirannya masih terus memikirkan ucapan Gus Farhan tadi,ia benar-benar takut jika nanti Nazira hamil.

"Nggak nggak nggak, pokonya gue gak mau punya anak," batin Gus Farzan.

****

Saat ini, Nazira dan Gus Farzan tengah dalam perjalanan menuju ke makam ibu kandung Nazira yang berada di kampung tempat Nazira tinggal dulu.

"Khumaira," panggil Gus Farzan.

"Dalem Mas," jawab Nazira dengan mata yang masih fokus menatap layar ponselnya.

"Kalo kita hidup berdua selamanya kamu gak papa kan?" Tanya Gus Farzan. Entah kemana arah pembicaraannya.

"Hidup berdua selamanya?" Beo Nazira bingung.

"Emangnya kenapa Mas? kita gak bisa punya anak? kamu ada masalah ya? kalo kita emang gak bisa punya anak, gak papa kok Mas, aku bakal tetep sama kamu," ucap Nazira. Tatapan gadis itu teralihkan, yang tadinya menatap layar ponsel kini ia menatap suaminya yang berada di sampingnya.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang