CHAPTER 12 - NEWBORN VAMPIRE

620 86 9
                                    

Cho telah pulih dari percakapan nya bersama Bella. Begitupula sebaliknya. Mereka anehnya lebih sering bergaul akhir-akhir ini yang merupakan hal positif. Pada hari libur Cho entah mengapa tertarik untuk berkunjung ke Seattle. Dia merasakan tarikan kuat ke arah sana. Dia tidak mengerti mengapa, namun Luna memperingati nya tentang jumlah vampir di Seattle yang bertambah. Itu pertanda buruk.

Bella telah pergi liburan. Ke Jacksonville tempat ibunya sekarang berada. Itu membuat Cho curiga. Edward dan keluarga Cullen yang lain tampak khawatir setiap waktu. Cho tahu salah satu cara mencari jawaban adalah menuju ke Seattle juga, berkat informasi Luna. Vampir baru lahir yang bertambah pasti berkaitan dengan Cullen. Cho ingin memeriksanya. Ramuan penghilang aroma telah Cho minum efek nya akan bertahan selama 5 jam.

Cho sampai di Seattle hampir tengah malam. Gagaknya, Raven terbang mengelilingi sekitaran sebelum kembali ke Cho dan membawanya ke sebuah tempat di dalam hutan. Cho mengendarai sapu terbangnya dengan hati-hati, sudah lama sejak dia menaikinya. Sekali lagi karena Cedric namun sekarang dia bisa melakukan nya.

Sebuah bengkel lama yang terlihat terlalu kotor dan kumuh bagi Cho di penuhi Newborn vampire. Cho berjalan masuk dengan mantra yang menjadikan tubuhnya transparan. Begitupula tubuh Raven. Dia melihat mereka menghancurkan benda-benda dengan salah satu pria yang terlihat merupakan pemimpin mereka. "Legimens." Cho membaca pikirannya.

Dia menyaksikan vampir berambut merah bernama Victoria. Menghasutnya untuk melakukan perubahan pada orang-orang di Seattle dengan dalih yang tidak masuk akal. Cho merasakan salah satu vampir di sana memilliki kemampuan aneh untuk membuat seseorang enggan melihatnya. Itu membuat jarak yang bisa dilihat Cho berkurang. Dia harus mencari tahu siapa Victoria ini. Memang ini bukan urusan Cho tapi Bella dan dia akhir-akhir ini menjadi dekat.

"Ck menyusahkan." Cho bergumam. Vampir mendengar suaranya jelas. Tidak ada yang memedulikan nya karena keributan yang mereka lakukan.

Raven bertingkah aneh di bahunya. Seperti nya seseorang melihat nya. Tapi bagaimana bisa? Apakah kekuatan lain dari vampir ini? Cho dengan pelan-pelan menjauh dari wilayah Coven baru itu. Menggunakan sapu terbangnya untuk menuju ke mobil yang terparkir cukup jauh dari tempat perkumpulan vampir mematikan itu.

Ketika mobilnya sudah dekat Cho turun dan membuat tubuhnya kembali terlihat. Dia mendesah lega. Tidak ada yang mengikuti nya. Kunci mobilnya sudah ada di tangannya. Akhirnya dia akan pulang.

"Found you."

Suara pria membuat Cho berbalik dengan cepat. Dia berkata terlalu dini. Dia bertemu lagi dengan vampir yang dia temui Albania hampir dua bulan lalu. Dia menatapnya dengan terkejut. Cho meraba-raba tongkatnya dengan panik tapi sebelum dia bisa melemparkan mantra apapun vampir itu kembali berbicara.

"Aku tidak ingin melukaimu. Aku berjanji." Ucapnya.

Cho masih curiga dan waspada. Tidak ada yang menjamin bahwa vampir bisa menepati janjinya. "Mengapa kau mengikuti ku?" Tanya Cho. Tongkat nya telah tergenggam kuat di tangannya.

Vampir yang terlihat berusia sekitar 17 atau 18 tahun itu menatapnya dengan tajam. "Memastikan kau tidak membuat dirimu terbunuh." Jawabannya membuat Cho heran.

"Itu bukan urusanmu." Cho berbicara dengan nada berbisik.

Raven telah hinggap di dalam kantongnya bersembunyi. Tiba-tiba tiga orang vampir muncul di belakang vampir berambut coklat itu. "Saudara? Gadis ini yang kau sebutkan saat di Albania?" Alec mengangguk.

Cho menangkap kemiripan di antara keduanya. Sial mereka tampak bukan orang baik, jelas tidak ada Vampir bermata merah darah yang baik. Cho menghela nafas berat. "Aku Alec. Dia saudariku." Jelasnya.

𝐃É𝐉À 𝐕𝐔 - EDWARD CULLENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang