1. Dua Gadis Bakung, Kemudian, Dia

35 2 0
                                    

2002, Kenangan yang menyebalkan...

Aku tidak tahu, namun terus ku berusaha mengingat bagaimana usangnya kenangan 2002. Mengingatnya kemudian bersumpah serapah padanya. 

2002 sialan, 2002 bajingan, dan... 2002 adalah brengsek yang pernah aku temui.

Lily Winata, namanya seindah bunga Bakung tapi tak seindah bagaimana rupa ketika orang-orang melihatnya,

melihatku. 

Adalah gadis remaja polos yang berumur 13 tahun kala itu, masih terpaku pada kebahagiannya sebelum cinta pertama, benar-benar ia pahami bagaimana artinya. Malam itu, seperti biasa akan ku habiskan waktunya secara sia-sia menonton sebuah drama dari Korea Selatan.

Alih-alih melupakan sebuah tugas yang tidak akan aku kerjakan selagi masih bodoh. 

Ah... Tugas matematika. 

Aku sangat bodoh dalam hal berhitung, apalagi berpikir dalam logika. Caraku berpikir kala itu ialah...

Aku lebih memilih dihukum dan merasakan sakit akibat dijewer, daripada merasakan sakit dalam berpikir.

Namun secara harfiah,

Aku sangat malu dihukum, tapi kan ada temanku yang pintar jadi tenang saja.

Benar-benar pemikiran gadis gila. Tapi tentunya, pemikiran ini juga menghalangiku hidup untuk bahagia.

Ya, akibat pemikiran gila ini membuatku jauh dari kata Bahagia.

Aku menonton drama Autumn In My Heart saat itu. Dan mendapatkan cd-nya saja sangatlah tidak mudah. Butuh perjuangan yang ekstra untuk berlari ke sana dan kemari dan mengeluarkan banyak uang sebagai ongkos perjalanan serta membeli benda seperti itu.

Semuanya aku lakukan, karena sedang tergila-gila dengan aktornya.

Siapa lagi kalau bukan Song Seung Heon yang sangat tampan.

"Aww!! Oppa Song Seung Heon tampan sekali!!!"

Di tahun itu siapa juga yang tidak tergila-gila dengan orang tampan seperti Song Seung Heon. Membayangkan bagaimana wajahnya dilihat secara langsung saja, membuatku sekarat.

"Kak," seseorang masuk ke dalam kamarku tanpa izin.

Ayolah, sekali saja biarkan aku menikmati mimpi indahku sebagai Song Hye Kyo dengan tenang dan damai.

"Makan. Ayah dan Ibu sudah menunggu."
Suara yang datar, membujuk diriku bangkit dari singgasana-nya.

Tapi soal makan malam, aku tidak bisa melewatkannya. 

Gadis yang setahun lebih muda dariku, adalah Lily Rinata. Sama-sama dari bunga Bakung, hanya R dan W saja yang membedakan. Tidak, sebenarnya ada begitu banyak perbedaan dari antara kami berdua.

Bahkan sangat jelas terlihat.

Rinata dengan tubuh yang sangat kurus krempeng, culun, terlihat dari bagaimana kacamatanya yang ia pakai, rambut panjang yang selalu ia ikat membentuk ekor kuda, juga dengan raut wajahnya yang tak pernah sekalipun terlihat ramah..

Dan postur tubuhnya yang tinggi namun terlihat sedikit membungkuk. Membuatnya terlihat seperti gadis yang payah.

Hanya saja, Rinata memiliki IQ di atas rata-rata dibandingkan denganku.

Sementara aku sendiri. Huft... Jelas sangat berbanding terbalik perbedaannya.

Gadis gemuk, pendek, culun, dan juga bodoh, gila makan, gila akan bermalas-malasan, yang selalu mengkhawatirkan bagaimana kehidupan adiknya di masa depan nanti...

From Walkman To SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang