Kembali ke dalam manor..
Dengan mata yang sembab, pipi dan hidung memerah [Name] berjalan memasuki ruangan yang penuh para bangsawan itu bersama Aamon.
Beberapa ada yang melihat dan mulai berbisik, suara-suara itu lama kelamaan mulai mengganggu pendengaran.
Aphrofillion dan Leonardo yang tadinya sedang berbincang di kursi meja khusus langsung menghampiri [Name] dan Aamon dengan cepat.
Bahkan Leonardo pun ikut berlari sedikit.
"Ada apa?"
"Maaf, saya rasa nona [Name] perlu istirahat."
Leonardo melirik tajam putrinya yang menunduk.
Aphrofillion menoleh ke kanan dan ke kiri melihat sekitar, kerumunan sudah mulai tenang.
Tidak ada lagi suara mengganggu.
"Aamon, bawa [Name] ke kamar tamu. Usahakan yang jarak kamar nya dekat denganmu."
"Baik Ayah."
Aphrofillion menatap Leonardo canggung, ia merasa tak enak.
"Maaf Leo, tak perlu buru-buru pulang. Kau juga bisa menginap di sini."
Leonardo memijat batang hidung nya saat bayangan Aamon dan [Name] sudah tak terlihat lagi di ujung tangga.
"Sayangnya aku punya pertemuan penting setelah acara ini selesai Aphro."
Leo memghela nafas, ia melanjutkan.
"Besok akan ku jemput [Name], terima kasih dan maaf telah merepotkan."
Leo membungkukkan badannya sedikit sebagai tanda permohonan maaf.
Aphrofillion tersenyum, ia mengibas-ngibaskan tangannya di depan dada.
"Tak apa, tak usah sungkan begitu Leo. Anggap saja ini termasuk cara untuk mendekatkan Aamon dan [Name]."
...
Sudah 5 menit mereka sama sama diam, Aamon menatap [Name] yang masih menunduk.
Saat ini ia terlihat cukup menyedihkan.
Pakaian nya sudah diganti dengan piyama, (jangan mikir itu punya Aamon, yakali orang KAYA ga beliin baju buat di letakin di lemari kamar tamu).
"Tidurlah, itu akan membuat perasaan mu lebih baik-"
"Pagi harinya."
Aamon beranjak dari kasur dan mengusap pelan rambut [Name].
Melihat [Name] yang masih belum bergerak sedikitpun dari tempatnya tadi, Aamon menghela nafas.
"Kalau kau khawatir pada Gusion, tenanglah. Ia punya banyak teman dan sudah sering kabur dari rumah seperti ini."
[Name] mengangkat wajahnya, ia lalu mengusap wajahnya pelan dan segera merebahkan diri di kasur yang berada di kamar tamu itu.
Cklek..
Aamon menatap gagang pintu itu lama, sepertinya akan cukup sulit membuat [Name] beralih padanya.
"Eww, apa aku baru saja melihat senyum tipismu itu huh?"
Aamon membulatkan matanya terkejut, ia menoleh ke kiri dan mendapati sosok adik sepupunya yang sedang makan sebuah apel.
"Aku mau tidur bareng Kak [Name], minggir sana."
Aamon mendengus, ia tak pernah bisa sabar menghadapi adik sepupunya ini.
"Ya, temani dia. Kalau perlu, tolong buat dia melupakan Kakak bajingan mu juga."
Setelah mengatakan itu, Aamon pergi meninggalkan Melissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗧𝘄𝗼 𝗖𝗵𝗼𝗶𝗰𝗲𝘀 X 𝐀𝐚𝐦𝐨𝐧 𝐏𝐚𝐱𝐥𝐞𝐲.
Romance[Name] Declear Anchiesty adalah anak tunggal dari CEO perusahaan Anchiest. Aamon Paxley merupakan putra pertama dari CEO perusahaan Paxley. Keduanya dijodohkan oleh Ayah mereka dengan alasan "Kecocokan" antara Harta dan tahta mereka. Namun, perjo...