Bersamaan dengan tubuh Dave yang terasa membaik dan segar, Arabella terkulai lemas di lantai.
Karena terluka, dinding penghalang suara yang Arabella ciptakan juga runtuh. Itu alasan kenapa tak ada yang masuk walau Dave berteriak. Tapi, sekarang teriakan Dave terdengar sampai luar.
"Astaga, nak apa yang terjadi." Tanya Selene yang langsung berlari ke arah Arabella yang berlumuran darh.
"Kau.. apa aku begitu berarti bagimu? Ini tusukan pedang ketiga di tubuhmu karena melindungiku. Bagaimana jika kau tak bisa sembuh kali ini." Tangis Dave pecah tak tertahankan.
Semuanya tampak kaget. Semua diam membeku, frustasi, pasrah. Apalagi yang mereka harus lakukan?
"Ada yang memberi kutukan dengan sihir hitam pada putra mahkota. Tak ada cara untuk membatalkan kutukan tersebut bahkan oleh orang yang menaruh itu. Pada pola kutukannya tertulis, darah dari jantung Arabella adalah obatnya. Itulah kenapa..." Archmage tak melanjutkan ucapannya.
Alesya menangis dan memeluk Alex. "Itu sangat kejam. Siapa yang begitu keji memberikan kutukan semacam itu."
"Apa kekasih mu dari masa lalu itu yang melakukan ini? Syalan." Gerutu Louis kesal. Dia bingung, dia tak tahu harus berbuat apa.
Archmage mencoba menyembuhkan Arabella, tapi tak bisa. Lukanya terlalu dalam.
"Khegh... Ma-ri, me-nikah di kehidupan selanjutnya." Ucap Arabella dengan sisa kekuatan nya. "Berjanjilah untuk hidup dengan baik."
Arabella menutup matanya.
Dave memeluk Arabella yang berada di dekapannya kuat-kuat. "Bagaimana aku hidup, jika kau tak ada. Apa kau pikir aku akan berterimakasih atas kehidupan yang kau berikan ini?"
Tap... tap... Alerie tiba-tiba muncul dan duduk di atas ranjang yang tadinya milik Arabella. "Lupakan dia Dave. Aku yang asli, dia memang terlahir untuk itu. Aku akan mengambil raga nya, jadi tunggulah aku sebentar lagi. Mari hidup dengan bahagia." Ucap Alerie dengan senyum di wajahnya.
"Kau iblis, aku berharap kau mati dengan cara paling mengenaskan." Ucap Seraphim memaki wanita yang sangat dia benci itu.
Alerie menguap. "Hentikan drama ini, berikan dia padaku." Ketus nya tanpa memperhatikan semua orang yang menatapnya dengan jijik.
"Kau, enyah dari hadapan ku. Jika kau berani mengambil tubuh Arabella, aku akan menyayat leherku. Menjauh, menjauh dari ku sekarang." Bentak Dave sambil memeluk erat Arabella yang pucat.
Alerie berjalan mendekati Dave. "Testeon, setelah semua yang terjadi akhirnya kita bersama. Tak bisa kah kau membuat ini lebih mudah?"
"Enyah dari hadapan ku. Aku tak menginginkan mu, aku menginginkan Arabella hidup dengan sehat. Kau mengambilnya dari ku." Pekik Dave dengan bulir Air mata yang berjatuhan.
Ratu dan raja juga archmage saling menatap. Sepertinya hanya mereka bertiga yang tidak tahu apa-apa disini.
"Testeon, ini aku, Alerie. Aku adalah wanita yang kau cintai, bukan gadis yang ada di pelukan mu. Dia hanya alat untuk menyatukan kita." Ucap Alerie lagi sambil memegang tangan Dave.
Dave menepis tangan Alerie. "Jangan sentuh aku. Aku membenci mu."
"Testeon, tidak kah kau merindukan ku? Aku.. aku kembali, kita akhirnya bertemu. Tidak kah kau sudah mengingat semuanya?" Ucap nya lagi.
Dave tak menggubris.
"Kenapa gadis itu sangat berarti untukmu? Aku adalah wanita yang seharusnya kau cintai, Testeon."
Allard yang sedari tadi diam di sudut ruangan berjalan perlahan kearah Dave dan juga Alerie.
"Sangat membosankan." Ketus Allard tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]
Historical FictionCerita romance historical sederhana yang memiliki alur cerita ringan. Bisa dibaca tanpa emosi dan tidak melelahkan pikiran. Semuanya berjalan sesuai ekspektasi, tebakan dan harapan pembaca. Tidak ada tokoh antagonist yang berarti, tanpa teka-teki da...