Kau tahu, di antara banyaknya teori komunikasi yang ada di dunia ini, ada satu teori bernama teori penetrasi sosial, dimana teori tersebut membahas proses pembentukan relasi atau hubungan ketika individu beranjak dari komunikasi yang superfisial ke...
Masa manis honeymoon sudah sepenuhnya berakhir, Bayu dan Aurel sudah benar-benar kembali bekerja di kantor seperti sebelumnya. Bayu yang sibuk dengan berbagai rapatnya, dan Aurel yang sibuk multi-tasking karena acara pembukaan sekolah musiknya sebentar lagi.
Sengaja Aurel menunda acara pembukaan itu, karena dia ingin Aruna sekeluarga bisa ikut. Dan hari ini dia mendapat kabar bahwa Aruna sekeluarga baru saja mendarat di Jakarta.
Sekarang, rutinitas pasangan suami istri baru itu cenderung monoton. Hanya pagi bersiap-siap di rumah, lalu siang akan makan siang bersama di kantor, dan malamnya terkadang Aurel harus pulang sendiri karena Bayu lebih sering lembur.
"Siapa itu?" tanya Aurel saat melihat sebuah foto tak berhenti Bayu pandangi di ponselnya
"Hm? Si adek" balas Bayu mendekatkan layar ponselnya pada Aurel
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cowoknya?" tanya Aurel memastikan
"Nathan" balas Bayu singkat
"Udah jadian?"
"Udah katanya"
Suasana makan siang di kantor hari itu berubah jadi sunyi, suasana hati Bayu mendadak buruk karena sang adik bungsu mengirimkan foto tersebut.
Nathan sebenarnya bukan orang asing di keluarganya, tetangga dan teman main Haikal sejak kecil. Bisa dibilang Haikal dan Nathan tumbuh bersama, sekolah bersama, dan sekarang juga merantau bersama.
Bayu tidak tahu banyak soal laki-laki itu, karena sejak lulus SMA dia sudah pergi merantau. Hanya setahunya, Windy tidak terlalu suka dengan teman-teman Haikal, jadi Windy jarang ikut bermain bersama mereka.
"Jangan bete gitu dong! Katanya senang adeknya akhirnya punya pacar" ujar Aurel sambil membereskan bungkus-bungkus makanan yang telah tandas
"Aku nggak terlalu khawatir sih, ibu juga udah tahu dan senang-senang aja karena ibu kenal dekat sama keluarga Nathan. Cuma Haikal nih" balas Bayu cemas
"Kenapa Haikal?"
"Kayaknya Haikal nggak terima adeknya jadian sama temannya"
"Hah? Kenapa?"
Bayu mengedikkan bahu, "Jadi mereka lagi agak slek nih"
"Windy sama Haikal?"
"Sama Nathan juga"
Bisa Aurel lihat raut kesal sekaligus cemas di wajah Bayu, apalagi saat sekretaris pria itu tiba-tiba datang dan menyampaikan berkas yang harus Bayu pelajari untuk rapat besok.
"Makasih, Ka" ucap Bayu yang kemudian membuat sekretarisnya itu keluar dari ruangan
"Mas pengen aku ketemu Haikal?" tanya Aurel ragu
Bayu menggeleng pelan, "Nggak usah, sayang, nanti kalau ada waktu aku ngomong aja sendiri. Kamu tolong handle Windy aja ya, kalau-kalau dia tiba-tiba curhat atau apa gitu sama kamu"
