Vote Commentnya ya :)
THE OLD FRIEND
Sesuai janji Maharani kala itu, sekarang dia duduk dengan Alex di kantin rumah sakit. Sebenarnya aku sedikit malas untuk melayaninya. But, dia terlalu ambisius untuk berbicara dengan Maharani. Maharani hanya memesan satu gelas jus strawberry sedangkan Alex memesan kopi panas dan sepiring kentang goreng.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya membuka pembicaraan di antara mereka berdua. Setelah sebelumnya mereka hanya diam tanpa ada kata yang keluar.
"Bisa lebih santai sedikit? Gue cuma pengen ngajak ngobrol lo. Udah lama kan kita enggak ngobrol bareng?"
"Iya setelah lo pergi meninggalkan gue? Lo enggak tahu bagaimana hancurnya hati gue." Maharani sudah tidak ingin untuk mengingat masa lalunya. Sekarang dia sudah menjadi istri dari Arjuna.
***
Maharani meletakkan cangkir berisi cappuccino miliknya. Menatap pemilik mata yang teduh itu. Gerak-geriknya gelisah seperti ingin mengatakan sesuatu, tapi belum tersampaikan. Maharani menggenggam tangan itu.
"Sebenernya kamu mau bilang apa?"
"Aku akan pergi ke Italia mengejar mimpiku. Maaf. Aku sudah tahu perasaanmu, tapi maaf aku enggak bisa membalasnya. Kamu tahukan kalau aku tipikal orang yang bebas dari ikatan apapun? Semoga kamu mendapatkan orang yang benar-benar bersungguh-sungguh sama kamu." Air mata Maharani mengalir deras. Setelah perkataan itu, Alex langsung pergi meninggalkan kedai kopi itu dan membuatnya duduk sendirian.
Hujan yang deras mengiringi tangisan Maharani yang belum juga mereda. Apa bumi juga merasakan apa yang sedang dia rasakan? Kedai itu sudah hampir tutup. Namun hujan tak kunjung reda. Dia berdiri di depan tempat itu dan memberanikan diri untuk menembus hujan lebat tanpa pelindung apapun di tubuhnya. Badannya terasa terlindungi dari air hujan, tapi telingannya masih bisa mendengar gemercik air hujan. Kenapa di tempatnya berdiri tidak hujan? Dia mendongakkan kepalanya. Matanya menangkap sebuah jaket kulit yang melindunginya.
"Maharani, ayo kita cari tempat berteduh. Nanti kamu bisa sakit."
"Biarkan aku sakit. Toh, sudah tidak ada lagi orang yang peduli denganku. Aku lebih baik mati. Separuh jantungku telah pergi meraih impiannya. Eh, bagaimana kamu bisa mengenalku? Aku saja tidak tahu siapa kamu?" Orang itu menatapnya lekat. Maharani hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Kamu boleh enggak mengenalku, tapi aku lebih mengenalmu. Kalau dia pergi hanya untuk meraih impiannya kenapa kamu enggak meraih impianmu sendiri? Di dunia ini bukan hanya masalah cinta yang dipikirkan. Jika kamu kehilangan cinta kelak cinta yang hilang itu akan berubah seribu cinta baru jika kamu bangkit." Maharani terhenyak tidak bisa berkata apapun lagi. Memang ada benarnya orang itu. "Namaku Arjuna." Dia masih samar-samar mendengar orang itu mengucapkan namanya tapi kakinya sudah tak mampu menahan berat tubuhnya dan seketika semuanya menjadi gelap.
***
"Gue nyesel udah galauin lo terus. Sampe gue tifus gara-gara patah hati." Maharani menyandarkan punggungnya.
"Gue enggak tahu kalau lo sampai tifus gara-gara gue. Hahaha" Alex tertawa pelan.
Obrolan yang semula berjalan kaku seperti dua percakapan oleh orang yang tak saling kenal, kini bertransformasi menjadi lebih hangat. Waktu bercerita kalau setiap orang memiliki masa lalunya masing-masing. Dunia yang penuh cerita.
"Gue cinta sama lo" Mendengar kata itu yang tiba-tiba keluar dari mulut Alex membuat Maharani terdiam. Rasanya seperti jatuh pada kubangan masa lalu. Kenapa dia tiba-tiba hadir dan berkata tiba-tiba pula. Apakah dia juga masih menyimpan rasa pada Alex? Bukankah banyak orang yang berkata kalau orang yang sudah menikah jalinan cintannya akan menjadi lebih erat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasing Heart [COMPLETE]
ChickLitSetiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Ada masa lalu ada pula masa depan. Ada sedih dan ada senang. Setiap keadaan pasti memiliki antonimnya masing-masing. Namun, di balik itu, ada sebuah penguat yang akan menjaga keadaan agar tidak berbalik Cer...