Margarethe berjalan menuju ruang kerja ayahnya yang berada di ujung ruangan luas rumahnya yang sangat megah ini dan membuka pintu, "Ayah, aku akan berangkat ke Praha."
"Hmm.."
"Aku sudah pesan tiketnya dan akan berangkat besok" kata Margarethe acuh tak acuh walaupun sebenernya dalam hati berharap sang ayah akan mengizinkannya pergi ke sana.
"Apa? Besok?" tanya ayah Margarethe sembari langsung berdiri dan menatapa anak sematawayangnya yang sangat ia sayangi itu karena terkejut Margarethe akan berangkat secara dadakan.
"Iya ayah, kan aku sudah kasih tau ayah dari seminggu yang lalu." jawab Margarethe cuek walaupun sebenarnya was-was takut sang ayah tidak akan mengizinkannya untuk berangkat besok.
"Tapi untuk apa sayangg? Jika hanya untuk bersenang-senang sebaiknya nanti saja bersama Ibu jika sudah pulang dari Roma"
"Tapi ayahhh.." pinta Margarethe
"Tidak ada tapi-tapian."
Margarethe mulai menangis karena kecewa yang teramat sangat dengan sikap ayahnya. Melihat anaknya menangis ayah Margarethe merasa tidak tega akan tetapi di sisi lain dia takut akan terjadi apa-apa kepada anak semata wayangnya ini apalagi mereka adalah orang penting.
"Ya sudah, jika memang kamu tetap ingin pergi baiklah, ayah izinkan."
Margarethe pun senang bukan main mendengar itu akan tetapii...
"Akan tetapi kamu harus dikawal oleh para pengawal ayah selama kamu berada disana."
"Ayahh!! Aku ini sudah besar, bisa jaga diri sendiri. Sudah cukup dari kecil ayah selalu mengekang aku, aku nggak bisa main sama anak-anak seumurku dan itu semua karena..."
"Setuju atau tidak Margarethe itulah pilihan kamu, ayah tidak akan mengizinkan kamu pergi kesana sendirian."
"Tapi ayahhh..."
"Sudahlah Margarethe, ayah sibuk. Ayah harus menyelesaikan pekerjaan ayah, sebentar lagi ayah akan menghadiri rapat penting."
Dengan perasaan kesal yang teramat sangat akhirnya Margarethe menyetujui perkataan ayahnya, mau tak mau karena ia sangat ingin pergi ke Praha.
"Baiklah, tapi dengan satu syarat."
"aku hanya akan pergi dengan pengawal ayah yang aku pilih, aku akan pergi dengan Jack dan Mac, hanya mereka berdua atau aku akan pergi sendiri!!"
"Ya sudah lahh kalo memang itu mau mu, tapi kamu harus selalu dalam pantauan mereka berdua!"
Margarethe pun langsung kembali ke kamar tidurnya tanpa membalas jawaban dari kalimat ayahnya tersebut dengan perasaan yang uring-uringan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Turner
RomanceMargarethe Turner, putri tunggal keturunan bangsawan Perancis. Margarethe merasa jika selama ini hidupnya tidaklah normal karena aturan-aturan kerajaan yang harus selalu ditaati dirinya dan kawalan penjaga yang tak pernah lepas darinya. Karena kesal...