S2, 0.12; Jangan Dekati Jeongin Lagi!

265 32 63
                                    

TW! Blood.

_________________________

Pijar lampu tidur tidak mampu menyaingi terangnya sinar sang bagaskara di batas cakrawala sana. Jeongin membuka kedua mata, mendapati tubuhnya tertidur di atas kasur berselimut tebal. Bajunya rapih, bak tidak pernah terjamah oleh tangan-tangan kasar sang iblis. Tapi Jeongin yakin, bahwa gelenyar gairah semalam bukanlah ilusi. Pasti Hyunjin yang telah memindahkannya agar ia tidak terbangun dengan badan yang pegal.

"Akh!" Jeongin meringis kala mencoba bangun dari atas kasur. Perasaan perih yang menjalari kemaluannya kian membuktikan bahwa kegiatan bersama kekasihnya semalam memang nyata adanya.

Jeongin terjatuh kembali ke atas kasur. Ia menengok ke arah Riki yang tidur tepat di sebelahnya, lalu membuka celana piyama. Meraba pada vaginanya yang terluka.

"Mengapa aku agresif betul tadi malam? Seharusnya, aku lebih bisa mengontrol hormonku yang meledak-ledak. Dasar jalang kau, Yang Jeongin!"

Pemuda manis itu pasrah, berjalan dengan amat hati-hati menuju kamar mandi berisi memori bercinta dengan sang kekasih. Wajah Jeongin seketika merah padam mengingat bagaimana ia merintih serta melenguh, meminta diberi jamahan lebih cepat dan lebih dalam lagi. Bibirnya ia gigit kala mengingat bahwa dirinyalah yang meminta untuk Hyunjin jangan pergi, sampai mereka benar-benar puas salurkan hasrat rindu yang mendalam. Jeongin ingin membantah seluruh kobar rasa di dada, tapi ia juga yang menginginkan rasa itu ada.

Sembari berjalan pincang sebab menahan perih pada kemaluannya yang sulit untuk diobati, Jeongin bersama Riki mendatangi rumah sakit tempat Dongwook sang ayah dirawat. Tadi pukul 7 pagi, Boah menelpon, memohon pada Jeongin agar menjenguk ayahnya barang sejenak. Jeongin iyakan saja sebab bagaimanapun, sosok keji itu yang telah menghadirkannya ke dunia hingga kini ia memiliki seorang malaikat kecil yang diasuhnya, Yang Riki.

Setelah percakapan cukup menegangkan tadi malam, Hyunjin kembali tunggangi si pemuda manis. Lalu sebelum Jeongin jatuh tertidur, ia sempat ucapkan bahwa Jeongin akan semakin bingung dan ragu untuk seterusnya. Jeongin mempertanyakan alasan mengapa Hyunjin berbicara begitu, akan tetapi, sang iblis nampak enggan untuk menjawabnya. Pemuda berusia 26 tahun itu menghela napas mencoba tabah. Menginjakkan kaki di depan pintu kamar dari sang ayah. Ia menghela napas, lalu masuk bersama Riki yang tak luput dari gandengannya.

"Jeongin?" Dongwook menatapnya sayu di atas brankar rumah sakit. Boah duduk di kursi sebelahnya ikut menatap Jeongin dengan tatapan yang sulit diartikan.

Bagaimanapun sakit hati yang didapat oleh Jeongin selama masa kecilnya yang pedih, ia tetaplah pemuda kecil nan rapuh yang menginginkan cinta pun kasih sayang dari sosok ayah yang selama ini Jeongin idam-idamkan sedari dulu. Lantas, ketika Dongwook merentangkan tangan meminta segenap pelukan, ia melepaskan gandengan jemari kecil Riki dari tangannya, kemudian menjelma menjadi seorang anak kecil yang sangat ingin mendekap sosok cinta pertama pada kehidupan yang kelam ini. Jeongin menangis sejadi-jadinya dalam dekapan hangat dari kekasih; orang tua sekaligus guru pertama yang seharusnya memberikan afeksi paling berharga dalam hidupnya.

Tepat detik itu, Jeongin berharap agar waktu berhenti sejenak. Ia ingin selamanya menjadi anak kecil yang suka merengek pada ibunya serta meminta digendong oleh sang ayah. Kebahagiaan masa kecil yang tak pernah ia cecap, membuat sekelebat pikiran melesat dalam otaknya. Membawa Riki ikut serta dalam kebahagiaan masa kecil yang pernah direnggut darinya.

"Riki, kemarilah nak," ujar Jeongin menoleh pada sang putra yang hanya berdiri diam menyaksikan reuni keluarga yang begitu mengharukan.

Bocah cilik, putra dari pasangan iblis dan manusia yang memiliki pertumbuhan otak begitu cepat dan signifikan.  Membuatnya mengerti, kapan Riki harus bersikap kekanakan atau dewasa. Sekarang adalah saat dimana ia harus mengalah demi melihat ibunya menangis haru sebab mendapat pelukan pertama dari sang ayah yang diidam-idamkan sedari masih kanak-kanak.

𝘽ecaꪊse 𝙔ou 𝙒ouꪶd 𝘽e 𝙈ine! - S1&S2, [hyunjeong].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang