| DUA PULUH SEMBILAN |

1.5K 329 75
                                    

jangan lupa vote sebelum membaca yah gaiss ❤️🤍😍👉👈

kurang cepet apa nih up nyaa🤍

ayuk spam komen yuk biar lanjut lagiii💗

happy reading 📈






Serein menyingkap gaun bagian bawahnya yang terus diterbangkan oleh angin setelah kering terkena air sungai yang ia lewati. Ia berjalan memasuki lorong gelap yang aromanya terlalu mencolok di indra penciumannya, mengikuti dua lelaki yang memimpin langkah di depan. Tidak ada penerangan sama sekali, lorong tersebut tepat mengarah ke bawah tanah, persis seperti terowongan yang dibuat oleh seekor tikus dengan ukuran besar.

Gadis itu melirik sekitar yang sejujurnya tak dapat ia lihat secara jelas, hanya bayang-bayang dari berbagai batu tua yang pastinya sudah berada di sana dalam waktu yang begitu lama, terbukti dari tumbuhan hijau lumut atau kuning kecil-kecil yang banyak tumbuh dan berkelompok membentuk bantalan di sepenghujung bebatuan. Suatu waktu Serein mendapati sesuatu yang bergerak di dekat tembok menjulang di sebelah kirinya, ia melambatkan langkah memperhatikan benda tersebut terus bergerak, Serein mengerutkan dahi, ia pun mengabaikannya dan melanjutkan langkahnya mengikuti Heli dan Jino di depan sana. Tanpa disangka batu tersebut sudah berada di hadapan Serein dan membuat Serein tersandung hingga terjatuh ke tanah kasar.

Tangan kanannya terjulur pada sebuah batu yang sama sekali tak dapat ia pastikan apa karena lagi-lagi penerangan di tempat itu sangat minim dan seluruh indra Serein bagai tidak berfungsi dengan baik oleh karena aroma menyengat yang terlalu memenuhi seluruh isi otaknya. Betapa terkejutnya Serein kala batu itu meloncat hampir mengenai dirinya. Yang lebih membuat Serein terpana adalah batu yang tadinya bergerak di sebelah tembok itu berubah menjadi makhluk kecil yang memiliki tubuh kasar yang terbuat dari batu.

"Troll? Kau adalah troll?" Serein speechless, ia pernah membaca sebuah kisah mengenai troll yang hidup di sebuah pedalaman yang amat jauh dari manusia, bersembunyi dan tak pernah menunjukkan keberadaannya. Troll adalah makhluk buas sejenis raksasa, mereka hidup di gua-gua yang dalam dan gelap, atau di dalam tanah. Mereka berukuran lebih besar daripada manusia dan memiliki tenaga yang besar. Namun, melihat ukurannya yang jauh lebih kecil dari Serein, gadis itu terperangah lalu menimpu satu lututnya menyejajarkan tinggi badannya dengan troll tersebut.

"Kau memiliki tubuh yang jauh lebih kecil dari dugaanku."

Makhluk batu itu menatap Serein lalu berkedip dua kali, ia hendak menjulurkan tangannya namun secara tiba-tiba seluruh batu besar di sekitar Serein bergerak hingga tanah yang ia pijaki ikut berguncang. Gadis itu terkesiap, tiba-tiba salah satu di antara batu besar yang ada di sana berubah bentuk menjadi sebuah tangan yang cukup besar dan hendak menarik Serein, belum sempat itu terjadi, batu tersebut lebih dulu berakhir naas menabrak tembok hingga retak seluruhnya.

"Serei," ucap Jino membantu gadis itu berdiri.

Heli yang menyebabkan tangan besar itu terluka kini berdiri tepat di hadapan mereka, seluruh batu yang mereka lewati sebelumnya telah berubah menjadi makhluk-makhluk raksasa yang disebut troll yang tadinya Serein pikir ukurannya lebih kecil, kenyataannya jauh lebih besar dari dugaannya.

"Kau adalah anaknya?" ucap Serein pada troll kecil sebelumnya yang berlari bersembunyi di balik batu-batu besar lainnya.

"Jabberwocky," Suara dari salah satu troll yang muncul di tengah keramaian makhluk batu tersebut membuat Serein terkesan, suara yang amat berat dan persis seperti makhluk-makhluk mengerikan di sebuah serial fantasi yang diperankan oleh seseorang, tentu saja saat ini benar-benar milik dari makhluk mengerikan. "Jabberwocky, mengapa kau menyakiti salah satu saudaraku?" tanyanya berat memenuhi seisi lorong.

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang