Part 1 - Pertemuan

16 3 1
                                    


Hambasahaya dan Ksatria

 Di pagi hari, suara burung liar membangun kan ku dari mimpi yang indah. Pagi ini aku ingin mewujudkan mimpi ku tersebut, aku meminum segelas air lalu pergi ke kamar mandi. Membersihkan gigi, mencuci muka, tak lupa untuk bernyayi-nyanyi di dalam kamar mandi. Selesai dari itu semua, aku memakai seragam sekolah lalu pergi ke dapur. 

 Beruntung aku sempat membeli beberapa bahan masakan untuk ku masak pagi ini, nasi sudah ku panas kan maka itu tanda untuk aku menyalakan kompor untuk aku memasak sesuatu. Dalam sekejap, aroma harum masakan sudah mengisi seluruh ruangan. Aku terus sibuk di dapur, mengaduk, mencicipi, dan meracik bumbu-bumbu dengan penuh semangat. Aku selalu menyukai momen seperti ini, di mana aku bisa mengekspresikan diri melalui masakan dan menciptakan sesuatu yang lezat.

 Tak berpikir lama, setelah masakan ku sudah siap untuk di hidang kan. Aku langsung mengambil nasi yang tepat sekali matang saat sudah siap, Aku mengambil nasi secukup nya untuk aku bisa makan lagi nanti sore. Suapan demi suapan, aku nikmati dengan rasa syukur kepada tuhan. 

 Sudah kenyang, aku pun langsung merapihkan kasur ku sebelum berangkat. Lalu aku pun berangkat, tak lupa aku mengunci kamar kost ku. Para tetangga ku menyapa ku dengan senyum, salah satu nya seorang wanita  yang bekerja kantoran. Saat pertama kali kesini, dia adalah salah satu orang yang membantu ku beradaptasi disini  dengan cara mampir lalu memberikan cemilan kepada ku.

 Dia bernama Kak Maya, seorang wanita yang ramah dan selalu tersenyum. Kak Maya telah menjadi salah satu kenalan atau mungkin teman pertama yang aku temui ketika aku pertama kali pindah ke tempat ini. Meskipun tugasnya di kantor cukup sibuk, dia selalu menyempatkan waktu untuk berbicara dan membantu tetangga-tetangganya.

 Sambil berjalan ke sekolah, aku memikirkan tentang rencana hari ini. Aku ingin menciptakan sesuatu yang istimewa, sesuatu yang mungkin mengubah hidup ku. Para murid-murid yang bersekolah sama dengan ku gemar sekali berjalan kaki ke sekolah, tak semua yang gemar berjalan kaki ada juga yang memakai kendaraan pribadinya, dan ada juga yang menggunakan transportasi umum.

  Di sekolah, suasana riuh dan semangat terasa begitu kental. Di kelas mungkin aku bisa di bilang murid pendiam dari yang lainnya, namun itu tak mengapa. Tak ada hal khusus untuk aku sering berbagi cerita kepada seseorang, lagipula kehidupan ku ini sangat membosankan. Tak ada hal spesial di hidup ku, kalau di Game mungkin aku hanya seorang NPC yang membosankan. 

 Walaupun seperti itu, aku masih tetap berbincang dengan teman sekelas. Walaupun hanya sebatas teman kelas. tak lebih dari itu. Satu-satu nya orang yang selalu kudengarkan cerita nya adalah teman sebangku ku, Aldi. Dia orang yang sangat aktif dan suka sekali berinteraksi, beda hal nya dengan ku ini yang malu untuk berbicara pada orang lain.

"Dika, kamu di rumah main game apa?"  Ucap Aldi menanyakan perihal itu pada ku.

"Gak ada sih, paling aku cuma main game Sudoku." Jawab ku.

"Sudoku, game apaan itu?" Tanya Aldi dengan raut kebingungan.

 Kemudian aku memperlihatkan layar ponsel ku yang membuka game Sudoku, akhirnya Aldi paham game apa ini.

 Kemudian aku memperlihatkan layar ponsel ku yang membuka game Sudoku, akhirnya Aldi paham game apa ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Until You Look At Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang