39. Jangan pernah berubah
•••••••
"apa kamu senang tinggal di indonesia?"
Azura menoleh menatap sang ayah yang baru saja pulang kerja, sudah tiga malam ia makan malam sendiri dan itu karena ulah papahnya yang sangat gila kerja.
"semenjak diindonesia, waktu papa gak seluang waktu kita di german. papa jadi gila kerja, dibilang seneng aku seneng karena kembali kekota kecilku, tapi aku gak suka papa yang sibuk"
Jendra tersenyum lirih, ia mendekati putrinya dan memeluknya erat.
"ini demi kamu nak, papa harus bekerja keras untuk masa depan kamu"
Azura mengangguk.
"ingat ya, kita disini hanya sampai kamu lulus SMA. kuliah kita kembali ke german"
"yah, berarti kita gak selamanya disini dong pah?"ungkap Azura sedih ketika mengingat bahwa ia akan kembaki ke negara asalnya, dan meninggalkan cinta pertamanya, Canva.
•••••••
Syera baru saja selesai sholat Magrib. ia mengganti pakaiannya menjadi memakai piyama motif kucing. ia melirik Agatha yang tengah bersiap siap berdandan, karena ia akan keluar malam bersama kekasihnya, Dikta.
"cie yang mau ngedate"
Agatha terkekeh kecil mendengarnya.
Syera membuka pintu kemar dan menuju ke arah teras rumah, kekasihnya yang duduk seraya menikmati rokok dengan secangkir kopi.
"Canva"cicitnya duduk disebelahnya.
kekasihnya menoleh, ia tersenyum melihat Syera, membelai wajah kekasihnya dan menatapnya lekat.
"kamu udah sholat?"tanya Syera membuat Canva mengangguk.
"tadi sama Dikta. aku belum hafal semua ra. aku tadi aja diajarin sama Dikta"
"gapapa dong, pelan pelan aja belajarnya. Allah gak akan marah karena kamu masih proses belajar"
Canva mengangguk, dan mematikan rokoknya karena ada kekasihnya.
"kenapa? kok murung gitu?"tanya Canva menatap Syera yang terdiam.
Syera menggeleng, ia memeluk lengan kekasihnya dan menjatuhkan kepalanya ke pundak, menatap langit yang dipenuhi oleh bintang dan bulan.
"kenapa ya hubungan kita gak pernah gak di terjam masalah? selesai yang lalu, selalu aja ada yang baru. apa semesta juga gak merestui?"
Canva diam. ia tidak paham apa yang dimaksud kekasihnya.
"maksudnya?"
Syera menggeleng. ia tak berani berkata jujur pada Canva mengenai Gama yang menelpon dirinya tadi sore.
"ada masalah? masih cemburu soal Azura?"tanya Canva membuat Syera menggeleng.
"aku cuman lagi mencurahkan hati aja, kadang kamu cape gak sih va? jujur aja"
"siapa sih yang gak cape sama hubungan kaya kita, udah mah awalnya beda agama, gue yang selalu perjuangin untuk dapetin hati ayah lo, harus saingan sama Zaki yang udah dapet lampu ijo dari keluarga lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
CANVA & SYERA (Series 1)
Ficção Adolescentekisah cinta beda agama memang sangat rumit, ia harus memutuskan untuk memilih antara tuhannya atau cintanya. "gue harus jadi apa ya ra, biar di liat sama bokap lo? sedetik aja dia bisa hargain gue, gue pasti seneng banget" warning!!! please banget b...