15

124 8 0
                                    

Upacara pemakaman Neji dilaksanakan di depan istana Hiashi. Jasad Neji yang sudah membusuk akhirnya dikremasi setelah diadakan upacara yang layak. Semua anggota klan Hyuga menangisinya.

Suara tangisan memenuhi kompleks istana itu ketika abu neji di arak dari istana Hiashi menuju taman makam pahlawan Byakuga Hyuga. Hingga abu itu sampai di depan istana yang ditempati Kushina, ratu Konoha itu berdiri di depan gapura istana dengan didukung oleh Minato. Tampak air mata kesedihan meleleh di pipinya yang cekung. Dan para Hyuga melirik sinis padanya.

"Neji... oh.. Neji... kenapa? Kenapa?" Kushina meremas kerah kimono Minato, menangis sesenggukan di dadanya.

"Sudahlah, Kushina. Semua itu memang harus terjadi."

"Minato," kushina memdongak, "Aku mohon... panggilkan Hinata setelah ini. Aku mohon..."

Minato mengangguk walau enggan. Kushina akhirnya pingsan. Minato segera mengangkat tubuh Kushina ke dalam kamar. Pintu gerbang istana segera tertutup rapat.

Hiashi, Hinata dan Hanabi berdiri saling mendukung ketika abu Neji dimasukkan ke salah satu laci di kompleks pemakaman itu. Pintu laci yang terbuat dari marmer ditutup. Neji, pahlawan Byakugan-Hyuga. Tertulis di situ.

Hiashi meletakkan setangkai bunga di makam Neji, diikuti Hinata kemudian Hanabi. Dan seluruh bangsawan, punggawa kerajaan, prajurit dan para warga melakukan hal yang sama. Mereka memberikan penghormatan terakhir pada sang pahlawan.

Dan kondisi Kushina semakin memburuk. Berkali-kali dia pingsan. Demam membuatnya bicara ngelantur,.memanggil-manggil nama Neji ketika tak sadar.

Dia seolah melihat Neji. Tersenyum ke arahnya dengan penuh cinta. Tangannya ingin memeluk Neji namun seseorang menariknya menjauh dan dia pun tersadar dari pingsan. Rupanya tabib kepercayaan Minato masih bekerja menyembuhkannya. Dia sadar dan menangis parau. Begitulah Kushina selama berhari-hari.

Kondisinya menambah muram suasana berkabung di negeri Byakugan-Hyuga. Sementara itu, di Amegakure, pesta pernikahan besar-besaran tengah digelar. Pesta pernikahan ratu Amegakure, Konan akatsuki dan pangeran permaisurinya, Naruto. Kedua pengantin menaiki kereta kuda terbuka dan diarak dari kuil yang mengesyahkan pernikahan mereka ke kompleks istana Ame.

Ratu dan pangeran permaisuri melambaikan tangan pada rakyatnya. Sementara penampilan sang pangeran permaisuri membuat prajurit-parjurit Konoha dan Sasuke melongo. Beberapa mengucek mata tak percaya. Putra mahkota mereka jadi pangeran permaisuri Ame?

Sasuke jadi geram.

"Nara, bagaimana mungkin? Itu putra mahkota, bukan?" Prajurit yang tetakhir masuk ke Ame bertanya pada Sasuke.

"Naruto! Kita susah payah mencarinya, rupanya dia enak-enakan dengan sang ratu."

"Nara-san. Apakah ini salah satu siasat putra mahkota? Dia pernah mengatakan hal ini padamu? Kalian berteman dekat, bukan?" Prajurit lain bertanya.

"Jika dia mengatakan itu, aku tidak akan kebingungan seperti ini." Sasuke menjawab cepat.

Sayup-sayup, ketiganya mendengar gosip. Para gadis sedang membicarakan pengantin.

"Wah, jadi itu suami ratu? Tampan sekali."

Gadis lain menimpali,"Aku dengar dia pengusaha Sutra dari Byakugan-Hyuga."

"Wah, aku pernah melihat ratu memeluk pria tampan itu dan terbang di atas kompleks istana."

"Wah... pangeran permaisuti tampan. Cocok sekali dengan ratu kita. Eh.. dengar... aku dengar, ratu kita bahkan sudah mengandung bayi pria tampan itu, lho."

"Benarkah? Ratu pasti sangat bahagia." Gadis-gadis itu bertepuk tangan.

Sementara wajah ketiga prajurit Konoha jadi memerah. Putra mahkota mereka menghamili ratu Amegakure?

Desire Of KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang