Perkara Jodoh (2)

398 55 28
                                    

Pemuda itu, yang hampir menarik semua perhatian isi café ternyata berjalan ke arah meja Seokjin. Seokjin meneguk salivanya sendiri. Sial tangannya terasa dingin. Jadi dialah Kim Taehyung.

Jimin memberitahu kalau teman kecil mereka dulu saat SD sudah janjian akan bertemu dengannya siang ini setelah kelas. Awalnya Seokjin menganggapnya biasa saja karena dia merasa hanya akan bertemu dengan teman lamanya. Bagaimana mereka nanti, Seokjin belum akan memikirkannya.

Namun, sejak kemunculan pemuda tampan di café dan cukup menarik perhatian isi café, jantung Seokjin mau tidak mau ikut berdebar karenanya. Nyatanya, Taehyung itu luar biasa tampan.

"Jinnie ya," dengan suara baritone yang berat, si pemuda menyapa Seokjin.

Seokjin mengangguk kikuk, dari sudut matanya terlihat orang-orang menunjuk ke arah mereka. Tak sedikit yang menunjukan wajah kecewa karena pemuda tampan itu justru sudah mememiliki orang yang di tuju.

"Hai," Seokjin membalas sapaan Taehyung masih kikuk, entah kenapa wajahnya memerah sekarang.

"Lama ya ngga ketemu," Taehyung yang sudah duduk di kursi kosong depan Seokjin terlihat basa basi,

"Taehyung, kamu sungguhan Taehyung kan?" Seokjin memastikan, karena dia tidak mempercayai matanya.

Taehyung, bocah kecil ingusan dan bertubuh lebih kecil darinya dulu sekarang tumbuh menjadi pemuda tampan dan rupawan. Bahunya lebar dan struktur wajahnya juga banyak berubah, lebih tegas dengan hidung macung ke atas. Sangat berbeda dengan Taetae kecil yang Seokjin kenal dulu.

Taehyung tertawa menanggapi ucapan Seokjin,

"Orang yang kenal aku dari kecil pasti nganggep aku oplas," bisiknya pada Seokjin,

"Jadi ini asli?" Seokjin kembali memastikan,

Taehyung tertawa kembali melihat betapa polosnya Seokjin.

"Ini asli Jinnie, mau pegang wajahku?"

Seokjin segera menyembunyikan ke dua tangannya di punggungnya. Walau Taehyung hanya mengoda rupanya Seokjin menganggapnya serius.

"Aku percaya kok," jawab Seokjin cepat-cepat, wajah sampai telinganya memerah dan itu tertangkap basah oleh mata tajam Taehyung.

Dia sendiri tidak bisa menahan diri untuk tidak gemas pada kepolosan Seokjin. Dan seperti yang dia duga, Seokjin masih sama seperti dulu. Cantik dan mengemaskan. Si pemilik senyum alpaka dan bibir plump ini tidak berubah. Cantiknya masih natural dan tanpa banyak polesan seperti gadis lainnya.

"Tae, kenapa natep aku gitu?" tanya Seokjin semakin malu,

"Kamu ngga berubah ya, tetep cantik," puji Taehyung jujur,

Tentu saja Seokjin semakin memerah, Taehyung meski kata-katanya sederhana dan terkesan gombal tetap membuat dadanya berdesir keras. Seokjin menyesal karena tidak menyiapkan mentalnya sejak awal bertemu teman lamannya ini.

.

.

.

Ternyata mengobrol dengan Taehyung sangat menyenangkan untuk Seokjin. Mereka membahas tentang apapun. Dari game, komik, dan bahkan film. Semuanya nyambung. Bahkan Seokjin lupa dengan waktu jika saja alarm di ponselnya tidak berbunyi menandakan dirinya harus siap kembali ke kampusnya.

Kebetulan Taehyung bukan dari kampus yang sama, jadi Seokjin perlu waktu untuk kembali dengan taksi.

"Tae, sorry, aku harus balik sekarang," kata Seokjin dengan berat hati,

"Ah, baiklah, kita bisa ngobrol lagi lain kali," ucap Taehyung dengan menunjukan senyuman kotaknya.

Seokjin mengangguk lucu, kemudian Taehyung mengantar Seokjin sampai dia masuk ke taksi yang di pesannya. Taehyung juga memiliki kelas siang ini jadi dia tidak bisa mengantar teman lamanya itu kembali ke kampusnya yang bisa di tempuh dalam waktu sepuluh menit.

PURE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang