45. Kabar Baik dan Buruk

83 10 2
                                    

Sejak pagi semuanya berjalan baik. Abraham dan Anggun datang menjenguk Haikal di rumah sakit, bercengkerama akrab dengan Tantri dan Windy. Juga Bayu yang melepas sang istri untuk berangkat ke kantor.

Rasanya semuanya memang baik dan lancar, satu persatu pesan Bayu kirimkan pada sang istri. Entah kenapa, di saat dia tidak punya kesibukan begini dia jadi serindu itu pada Aurel.

 Entah kenapa, di saat dia tidak punya kesibukan begini dia jadi serindu itu pada Aurel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baik, salahnya menghubungi sang istri di jam kantor. Tidak akan ada balasan yang dia dapat, pasti Aurel sudah melupakan ponsel dan apapun selain tentang pekerjaan.

Bayu taruh lagi ponselnya di saku celana karena seorang dokter yang akhir-akhir ini sering dia temui tiba-tiba datang padanya di ruang tunggu.

"Pasien akan segera kami pindahkan ke ruang rawat"

Kurang lebih begitu ujarnya. Kondisi Haikal memang menunjukkan kemajuan yang signifikan. Hampir lima hari terbaring di ruang perawatan intensif, informasi dari dokter itu benar-benar memberikan harapan besar lainnya.

Proses pemindahan berjalan dengan lancar. Meskipun belum kunjung membuka mata, Bayu tahu, Haikal akan segera melakukannya. Bayu bisa menunggu selama apapun.

"Abang mau makan siang apa? Adek boleh minta sesuatu nggak?" tanya Windy tiba-tiba

Kakak beradik itu memang sedang duduk bersebelahan di sofa ruang rawat, Windy sedang sibuk mengerjakan tugas dan Bayu juga sibuk dengan pekerjaan mobile nya.

"Minta apa, adek?" tanya Bayu yang dihadiahi senyuman simpul dari Tantri yang tak meninggalkan sisi ranjang pasien

"Adek pengen makan steak" pintanya lucu

Bayu tersenyum simpul, tangannya dia arahkan untuk mengelus surai panjang sang bungsu. Windy sudah jauh lebih segar, dan tentu Bayu bahagia dengan itu.

"Pergi aja kalian berdua, biar ibu yang di sini" sahut Tantri memberi saran

"Ibu nggak apa-apa?" tanya Bayu memastikan

"Iya, nggak apa-apa, lagian udah di ruang rawat ini" balas Tantri memastikan

"Nanti adek bungkusin buat ibu" tukas Windy

"Nggak usah, udah, abang sama adek sekalian jalan-jalan aja sana! Bang, bawa adeknya senang-senang tuh, dari semalam nugas mulu"

Windy mengerucutkan bibirnya lucu, dia melirik pada Bayu meminta laki-laki itu untuk setuju dengan perintah sang ibu.

"Adek mau?"

"Boleh?"

"Boleh"

"Ibu makannya gimana?" tanya Windy baru teringat

"Ibu bisa beli di kantin, gampang lah"

Jadilah sekarang Bayu dan Windy di sebuah steakhouse langganan Bayu. Jam makan siang belum benar-benar datang sebenarnya, jadi steakhouse itu masih sepi. Masih ada setengah jam lagi dari jam makan siang dan istirahat perkantoran.

Meeting You Was A Nice Accident || Kim Doyoung & Kim SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang