18.2-MANTAN-

81 14 9
                                    


Boruto kewalahan menghadapi Code dan berpuluh anak buahnya. Dirinya tidak menyiapkan persiapan apapun hanya ada sebilah pisau lipat yang tersembunyi di balik antara sepatu dan celana seragamnya.

Boruto mengambil pisau itu.

Srett!

Boruto mengguratkan dalam, pisau itu pada setiap anak buah code yang menyerangnya secara keroyokan.

Bugh!

Boruto terpental membentur dinding, karena tendangan kuat dari Code.

Melihat Boruto yang lengah, Code dan anak buahnya langsung dengan brutal menyerbu dan menghajar Boruto.

Code berusa merebut pisau yang berada di tangan Boruto, Boruto berusaha bertahan walau kewalahan. Dengan pisau yang dibawanya Boruto berusaha dengan cepat dan tangkas menangkis semua serangan dari anggota santen Kara. Mereka semua memojokkannya ke dinding, mereka memukul dan menendangnya habis-habisan hingga pisau yang dirinya pegang terjatuh. Boruto-pun tidak dapat mengambil handphone karena tangannya sibuk melindungi diri.

Code mengambil pisau Boruto lalu menggoretkan dalam pisau itu pada kedua tangan Boruto yang melindungi wajah dan kepalanya.

Tidak sampai di situ, Code menyeret paksa Boruto dan menjepitkan jari-jari tangan laki-laki itu pada celah pintu rumah Sarada.

Boruto memejamkan matanya menikmati rasa sakit itu hingga mulutnya tak mengeluarkan teriakan atau suara apapun. Hanya napasnya yang tidak beraturan, dan jantungnya yang berdegup kencang seperti orang kaget.

Dan tanpa ampun Code bersama anak buahnya membenturkan kepala Boruto ke ujung meja ruang tamu Sarada yang runcing, berkali-kali hingga darah sudah tidak lagi terbendung.

Boruto sudah lemas tidak berdaya, tubuhnya dibanting keras hingga kepala belakangnya membentur lantai dan berdarah. Kesadaran Boruto mulai berkurang, mata birunya sayup-sayup menatap dengan kabur dan mulai akan tertutup. Saat sudah seperti itu pun, Code dan beberapa anak buahnya menginjak-injak tubuh Boruto dan kepala laki-laki itu hingga benar-benar tidak sadarkan diri.

"Semoga dia mati," ucap Code saat melihat Boruto sudah tidak sadar dengan berlumuran darah.

"Tinggalkan tempat ini!"

Code dan anak buahnya pergi meninggalkan rumah itu dan Boruto dengan keadaan yang mengenaskan.

-MANTAN-

Isamu dengan tergesa-gesa memarkirkan motor maticnya ketika mendapati hal yang terlihat aneh dari dalam rumahnya yang pintunya terbuka lebar.

"BORUTO!" Isamu sangat terkejut mendapati keadaan Boruto yang berlumuran darah dan rumahnya yang berantakan.

Isamu duduk memangku kepala Boruto, ia mengecek nadi dan napas laki-laki itu. "Kecil banget." Isamu merasakan jika napas dan nadi Boruto berdenyut kecil, hampir tidak dapat dirasakan.

Isamu bingung, ia kemudian merogoh jaket dan pakaian Boruto guna mencari handphone cowok itu. Dia menemukan di saku celana Boruto dan kemudian mengambilnya.

Untungnya tidak memakai password, Isamu membuka aplikasi telepon. Mencari-cari kontak nomor orang yang bisa dirinya hubungi.

Isamu menekan nomor dengan nama Bang Papa ketua Andromeda G2

"Ayo angkat!" desis Isamu saat panggilannya tak kunjung mendapatkan jawaban.

Isamu kembali mencoba, dan akhirnya terangkat.

"Halo! Ada apa sih anak durhaka? Ah elah, kamu ganggu Papah lagi mesra-mesraan sama Mama-"

"Halo Om! Saya bukan Boruto! Saya Isamu abangnya Sarada! Ini-"

-MANTAN- (BORUSARA (REVISI))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang