29. siasat

2.8K 227 11
                                    

______________________
_____________
_______________________
Sudah seminggu Nazira dan Gus Farzan menjalani pernikahan. Pagi ini mereka berdua baru saja selesai sarapan.

"Mas Farzan kok gak berangkat ke kantor?" Tanya Nazira karena hari ini Gus Farzan sudah mulai kembali bekerja namun, lelaki itu masih mengenakan pakaian santai.

"Aku emang kerja di rumah karena semua tugas aku bisa dikerjain lewat laptop. Aku pergi ke kantor kalau ada urusan penting saja," jawab Gus Farzan.

Nazira mengangguk mengerti, "oh gitu ya. Berarti Mas Farzan masih bisa ngajar para santri dong."

Gus Farzan mengangguk mengiyakan ucapan istrinya.

"Aku masih boleh belajar bareng santri-santri gak? aku kangen sama Titi, Ajeng dan Lilis." Nazira sangat merindukan teman sekamarnya dulu karena sudah lama ia tidak bertemu mereka.

"Ya boleh dong Khumaira. Walaupun kamu sudah menikah tapi saya mengizinkan kamu untuk tetap belajar bersama mereka." Gus Farzan tersenyum menatap Nazira.

Senyum gembira mengembang sempurna di wajah cantik Nazira. Dengan senang, gadis itu memeluk Gus Farzan.

"Maaci cayang," ucap Nazira dengan nada yang terdengar manja.

Gus Farzan tersenyum kemudian mengusap kepala istrinya, "sama-sama Khumaira."

Nazira melepaskan pelukannya, "tapi pas nanti aku bikin salah,Mas Farzan gak akan galak dan hukum aku kayak dulu kan?" Tanya Nazira. Gadis itu mengedip-ngedipkan matanya menggoda.

Gus Farzan menggeleng, "santri tetap santri dan hukuman akan tetapi berlaku untuk semuanya tanpa pengecualian."

Nazira mendengus sebal, "gitu amat sih. Emang gak sayang sama aku?" Gadis itu memanyunkan bibirnya kesal.

"Ngapain bibirnya digituin? mau tak cium kamu?" Tanya Gus Farzan.

"Apa sih, lagi gak mood bercanda. Dasar cowok nyebelin." Wajah Nazira terlihat cemberut saat mendengar Gus Farzan akan memperlakukannya sama dengan santri lain.

Cup!

Tanpa disangka, Gus Farzan mendaratkan satu kecupan hangat di bibir Nazira.

"Khumaira,kamu ini kayak anak kecil aja. Masa gitu doang ngambek sih." Setelah mengecup bibir Nazira, lelaki itu mencubit gemas pipi sang istri.

****

Kini ruang kelas sudah dipadati oleh banyak santri. Nazira tengah duduk dan mengobrol bersama teman-temannya.

"Katanya cowok nyebelin, kok sekarang malah jadi istrinya sih Ra," ucap Titi menggoda.

"Itu kan dulu, sekarang mah beda lagi Ti," ucap Nazira terkekeh.

"Eh gimana sih rasanya jadi Ning? aku teh kepo tau," ucap Lilis penasaran.

Nazira tersenyum tipis, "ya gitu lah. Tapi kalian tau gak sih? ternyata cowok kulkas nyebelin itu polos banget tau."

"Polos kenapa?" Tanya Titi.

"Waktu itu kan aku tanya, artinya kuda-kudaan itu apa? dia malah ngajakin aku ke pasar malam buat main kuda-kudaan alias komedi putar. Polos banget gak sih?"

"Hus,hal kayak gitu teh gak boleh diceritain tau. Kata mamah aku teh pamali, itu kan privasi kalian berdua," ucap Lilis.

Saat mereka tengah asik mengobrol, tiba-tiba saja seseorang berdehem membuat perhatian mereka teralihkan.

"Cie yang udah jadi Ning. Lancar banget sih peletnya sampe bisa nikah. Pake dukun mama kamu?" Seseorang dengan tubuh tidak terlalu tinggi itu tampak sedang menyindir Nazira.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang