Tahanan

8.4K 866 82
                                    

Warning 21+

Danua, seorang laki-laki muda yang saat ini tengah berlutut ketakutan di hadapan kursi takhta raja Gentala. Tidak hanya raja, para menteri-menterinya juga berjejer di sana menatap laki-laki tersebut membuat rasa takut Danua semakin menggila.

"Yang mulia, hamba pantas dihukum, tapi tolong pertimbangkan lagi hukuman untuk hamba yang hanya seorang pedagang kecil. Hamba terpaksa mencuri untuk menghidupi adik dan ibu hamba yang sudah tua." Danua bersujud. Orang-orang yang ada di aula rapat kerajaan itu tampak terkejut lalu berbisik-bisik satu sama lain. Mereka terkejut dengan kelancangan Danua yang malah bernegosiasi hukuman pada raja Gentala.

Semakin menambah keterkejutan serta keheranan, raja Gentala berdiri dari singgasananya, dengan gagah berjalan menghampiri Danua. Orang-orang selalu membicarakan raja Gentala bahkan saat dia masih jadi pangeran mahkota. Raja saat ini masih sangat muda, gagah, dan tampan. Dia juga berwibawa, membuat siapapun mudah tunduk di hadapannya.

Raja berlutut tak jauh dari Danua yang masih bersujud. "Berhentilah bersujud, rajamu ada di depan sini."

Dengan sedikit tercekat Danua mengangkat tubuhnya, berhenti bersujud dan kembali bersimpuh seperti posisi awal. Danua sempat menatap raja sejenak lalu dia tersentak serta cepat-cepat menunduk. Diam-diam raja menyeringai sembari menatap Danua. Dia sedikit mendekat, jari telunjuk dan jempolnya mengapit dagu Danua, membuat Danua mengangkat kepalanya sehingga menatap sang raja.

Tubuh Danua rasanya semakin gemetar. Raja   Gentala menatap dengan siren eyes-nya, sangat tajam. Pandangan raja terus menelisik seakan-akan menelusuri seluruh wajah Danua. Raja itu lalu menjauhkan tangannya, meminta sang kasim kepercayaan mendekat hanya dengan satu kode jari. Raja berdiri dan membisikkan sesuatu pada kasimnya yang membuat kasim itu menampakkan wajah terkejut, orang-orang yang menyadarinya ikut penasaran.

"Untuk saat ini, bawa tahanan itu ke dalam penjara bawah tanah."

Sejenak Danua memejamkan matanya, meneguk ludah dengan kasar. Dia yang mulai diseret oleh prajurit kerajaan hanya bisa menatap nanar punggung raja yang tengah berjalan menuju singgasananya. Sampai di penjara bawah tanah pun, Danua lagi-lagi pasrah dengan tangan dan kakinya yang dirantai.
.

.

.

.

.

Malam hening tiba di kerajaan. Raja Gentala berdiam diri di dalam kamar paviliunnya sambil menghirup dalam-dalam bau aromaterapi. Matanya sejak tadi tak luput dari pintu sampai tiba saatnya dia memanggil kasim.

"Persiapkan pemuda itu lalu bawa ke sini."

Sang kasim membungkuk patuh lalu segera melaksanakan titah raja Gentala. Dia menuju penjara bawah tanah. Danua yang setengah sadar kebingungan saat rantai di tubuhnya satu persatu dilepaskan.

"Ikuti aku," pinta sang kasim. Belum selesai rasa bingung Danua, dia sudah diminta mengikuti kasimnya raja. Tidak bisa banyak menolak, Danua pun mengikuti kasim itu tanpa banyak tanya. Danua dibawa ke sebuah pemandian dengan beberapa pelayan wanita.

"Mandilah." Kasim kembali memberi perintah pada Danua. Para pelayan wanita mulai membantu melepaskan pakaian Danua.

"Untuk celana, akan aku lepas sendiri. Kalian bisa menunggu di luar."

Para pelayan itu sejenak saling tatap lalu akhirnya memutuskan keluar dari tempat mandi, menunggu di depan saja. Danua menatap sekitar, tempat mandi ini jelas bukan milik orang biasa. Bak mandi besar bahkan diberi banyak bunga pula di airnya. Ini tidak seperti cara memandikan seorang tahanan, Danua jadi curiga. Perlahan-lahan Danua mencelupkan jari telunjuknya ke air, tidak terjadi apa-apa. Danua berjaga-jaga takutnya di dalam air ada racun, tapi sepertinya tidak. Tanpa ragu lagi Danua memasukkan diri ke dalam bak mandi. Berendam ditemani bunga berwarna-warni. Lumayan lama hingga kasim meminta Danua segera berhenti mandi dan membuang-buang waktu. Danua kembali dikejutkan dengan dia yang diberi sebuah pakaian baru. Bukan pakaian mewah, hanya saja ini rasanya cukup istimewa bagi seorang tahanan. Tidak sampai di situ, Danua juga dipaksa memakai pemerah bibir, membuat bibirnya yang semula pucat kini jadi sedikit merah. Beberapa wewangian pun diberikan pada Danua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Oneshot] Tahanan {BXB}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang