Part 1

1.9K 89 1
                                    


Warning!
Cerita ambivert Girl, kebanyakan adegan psycopat. Jadi yang gak suka, jangan baca cerita ini.

Happy Reading🥀

Flashback Zia

Pada masa kecil, ia ingin tinggal dirumah nenek. Karna ia begitu menyayangi neneknya, melebihi semua orang.

Kemudian sewaktu kelas 5, ia begitu nakal. Dan berakhir dihukum oleh paman.

Berbagai macam hukuman yang diterimanya, dari fisik maupun secara mental psikis.

Ia selalu diancam agar tidak memberitahukan kejadian ini kepada kedua orang tuanya. Dengan polosnya, ia meng iyakan ucapan sang paman.

Sejak kejadian itu, Zia benci terhadap semua kaum pria. Dan terbentuklah watak datar, keras kepala, kasar, dan pemberontak.

End

Tahun 2035...

Di sebuah hutan, terdapat remaja perempuan yang asyik menyiksa tubuh sang korban. Sebut saja Zia,

" Bu-nuh a-ku Zia" Odi mengerang kesakitan disaat kedua kakinya buntung.

Dengan ekspresi datar, " Memohonlah yang tulus."

Tidak pernah terpikirkan, ia mendapatkan nasib seperti ini. Seandainya dia tidak membuli dan menyindir secara terang terangan, kepada Zia temen sekelasnya.
Mungkin saja, kehidupannya tidak se tragis ini.

" Keluarkan lidahmu" Perintah Zia

Ia hanya menggelengkan kepalanya, dengan merangkak mendekati Zia. Sambil memohon ampun.

" Ah kamu suka dipaksa yah.."

Tanpa menunggu balasan Odi, Zia mencengkram dagunya kasar. Tangan kanan masih menggenggam pisau karat, sambil meng obrak abrik mulutnya. Setelah menemukan apa yang dicari.

Tanpa sabar, ujung pisau itu ditancapkan dengan keras. Dan sekali tarikan, ia mengeluarkan lidah itu.

Terlalu banyak air mata yang keluar dari manik mata, dalam rasa takut terlukis diwajahnya. Ia memohon sekali lagi, " Jang- ann"

Zia tersenyum begitu lebar, mendapatkan respon begitu menyayat hati. Tangan sedari tadi mencengkram dagu, berpindah ke ujung lidahnya.

Masih menampilkan wajah datarnya, ia dengan enteng memotong lidahnya kasar.

" Aakhh sakiiiiittttttttttt"

Odi mengerang kesakitan, disaat lidahmya beberapa kali dipotong begitu kasar. Dan tak bisa terputus, itu membuat ia pasrah akan nasibnya.

Sret

Akhirnya lidahnya terpotong. Zia hanya bisa menatap kosong daging tanpa tulang itu.

Ia masih bertanya tanya dalam benaknya,

'kenapa dia bisa berbicara hina, kepada manusia?'

'Padahal mereka sama sama hidup.'

'Tapi bisa bisanya, mendapatkan lontaran yang begitu menusuk hati.'

'Seandainya saja manusia tidak ada lidah-

Belum sempat ia melanjutkan perkataan dalam batinnya. Paha Zia ditusuk dengan kayu.

Manik matanya terlihat kosong, lantas menatap Odi yang tampak ketakutan. Disertai wajahnya memucat, "Ternyata kamu masih bisa bergerak."

Tangan kiri Zia mencabut kayu itu dari pahanya. Dan sekarang berbalik arah, ia tancapkan kembali ke mata kiri Odi.

Jleb

" Aaaaa " Teriak Odi kesakitan, sembari beberapa kali menggulingkan tubuhnya sendiri.

Ia menghembus nafasnya kasar, "Bye bitch"

Sesudah mengucapkan perpisahan, kedua tangan Zia memegang kapak besar. Dan

Bless

Kepalanya menggelinding, terpisah dari tubuhnya. Dan darahnya mengucur begitu deras, mengenai wajah serta bajunya.

Tangan kanannya mengodok saku, dan setelah menemukan apa yang dicari. Ia masukkan ke dalam mulut. Sembari menyalakan ujung rokok. Setelah itu, Ia menghisap rokoknya.

Fuuhh

Dikeluarkannya lagi, asap mengepul keluar dari hidung serta mulutnya.

Zia tak menghiraukan tubuhnya lengket, penuh darah kotor. Ia masih menikmati rokok yang dihisapnya.

Tanpa disadari, ada membidiknya dari arah belakang. Sekali tembakan

Dor

Dia menembak hampir mendekati jantungnya,

" Bangsat." Geramnya

Tangannya membuang puntung rokok kasar, sembari ia menginjak rokok tersebut. Baru saja ia membalikkan tubuhnya.

Dor

Dor

Dor

Suara tembakan mengenai perut, paha , dan terakhir dadanya. Tubuh Zia ambruk seketika.

Dalam kritis, dengan sengaja kepalanya dimiringkan, dan memberikan senyuman lebar ke arah lelaki. Yang telah menembaki tubuhnya.

Zia mengeluarkan nada suara hinaan " Gue baru tau, ada cowo pengecut."

"Parahnya lagi, nembaknya dari arah belakang." Lanjutnya

" Ada permohonan terakhir?"

Dia tak menghiraukan lontaran hinaan, yang dilayangkan kepadanya.

Manik mata berbinar begitu terang, disertai bibirnya melengkungkan senyum begitu lebar. Zia berbicara pelan namun memberikan aura mencengkam, " Andai gue dihidupkan kembali, lo orang pertama yang gue incar!"

Tanpa sadar, alisnya mengerut. Dan sekali tembakan

Dor

Ia menembak tepat di jantungnya. Dan mata Zia masih terbuka, dan bibirnya dalam keadaan tersenyum begitu lebar.

Entah kenapa tubuhnya merinding, melihat penampakan wajah Zia yang sudah mati. Tapi masih dalam keadaan yang tak bisa ia jelaskan.

'Gak mungkin'

Dia menghapus fikiran tentang ucapan ngerinya. Dengan cepat dia mengirimkan lokasi terhadap anak buahnya.

Pov author
Kalo bahasa indonesia mengodok dan buntung apa yah? Seandainya tau, kasih tau yah!!!!!!

Cast!

Zia

Bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bersambung

Ambivert GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang