Prolog

42 17 14
                                    

Kata orang rumah adalah tempat ternyaman seorang anak. Tapi itu tidak bagiku,bagiku rumah adalah tempat mental seorang anak rusak berawal dari keluarganya.
Anessa Lionka

Suasana kelas XI MIPA 2 sangat lah heboh karena,guru yang di anggap mereka sangatlah killer kini sedang tidak masuk sekolah di karenakan sedang jatuh sakit. Itulah yang membuat anak-anak kelas XI MIPA 2 sangatlah bersemangat untuk memulai keributan dalam kelas.

Banyak anak-anak perempuan yang duduk gibah dan ada lagi yang sibuk main handphone mereka.

Tiba-tiba masuknya guru bk ke dalam kelas mereka membuat mereka semua saling menatap dan ada juga yang bingung.

"Jam pelajaran apa,kalian?"Tanya guru bk sambil menduduki bangku guru.

"Jerman,ibu Dilla"jawab ketua kelas Arden

"Berhubung bu dilla nya tidak ada,ibu akan masuk untuk sementara di Jam ibu dilla" Ucap guru bk,membuat mereka makin deg-degan.Karena kalau guru bk nya mengawasi mereka otomatis mereka tidak bakalan bebas untuk beribut kembali.

"Dari pada kalian bengong begitu,gimana kalau kalian berceritakan tentang keluarga kalian,gimana sifat orang tua kalian sama kalian,atau mungkin ada orang tua yang over sama kalian?" Tanya guru bk

"Adaaa" jawab mereka dengan suara yang lumayan keras

"Yaudah,kalian masing-masing orang maju ke depan ceritakan soal kehidupan kalian" kata ibu bk

"Boleh,tapi bu bukan nya ga semua anak bisa menceritakan tentang keluarga nya ya?" Ucap Arden.

Yang Arden maksud tidak semua anak bisa menceritakan tentang keluarganya,dia adalah Anesska. Karena Anesska pernah sempat menceritakan tentang keluarganya ke ketua kelas nya itu. Arden pernah juga melihat Anesska menangis dan dia membawa Anesska ke dalam pelukan nya.

"Memang siapa orang itu,Arden?" Tanya guru bk

"Bener juga ibu,kan ga semua anak bisa menceritakan tentang keluarga nya" sahut salah satu cowok

"Ada,bu" jawab Arden

"Lo bilangin Arden,gue gapapa" Ujar Anessa pada Anggi teman sebangku nya sekaligus sahabat nya itu.

"Oh ok" jawab Anggi

"Arden,udah gapapa,nessa udah biasa juga" kata Anggi yang berdiri dari duduk nya untuk menghampiri Arden.

Arden yang mendengar kata Anggi seketika melihat ke arah Anessa,Anessa menatap nya dengan tatapan seolah meyakinkan dia bawah Anesska sudah gapapa

"Nes,tapikan?"Kata Arden pada Anessa

"Udah,den gue gapapa ko,lagian udah biasa kan" jawab Anessa meyakinkan Adren

Arden sangat lah bingung kenapa Anessa harus terus pura-pura kuat,padahal hati ,Batin dan mental nya lagi hancur bangat

"Tidak ada yang keberatan,kan?"Tanya guru piket

"Tidak" jawab mereka

***

Jam istirahat pun tiba,banyak anak-anak berhamburan. Anessa,Arden dan Anggi segera pergi ke kantin sama-sama.

Sesampainya mereka di kantin,mereka segera memilih tempat duduk paling pojok dekat tembok sebelah kanan. Itu adalah tempat biasa Anessa dengan Anggi duduk berdua.

"Ness,gue udah bilang kan? Tapi,kenapa lo ga mau dengerin gue sih? Liat kan sekarang gimana" kata Arden pada Anessa yang duduk berhadapan dengan dia.

Anessa yang sudah biasa dengan semua nya tidak memperdulikan nya lagi.

"Den,udah yah,gue udah bilang kan? Gue udah kebal dengan semuanya" Ucap Anessa.

Ucapan Anessa bener-bener bikin Arden makin bingung dengan apa yang Ia pikirkan.

"Lagian,gue udah hancur dari dulu,mental gue udah down" kata Anessa lanjut.

"Lagian Aness mau sampe kapan kayak gini?" Kata Anggi

"Lo,udah sering nyakitin diri lo, ness gue ga mau lo makin kenapa napa" lanjut Anggi pada sahabat nya itu.

Memang Anessa adalah orang yang keras kepala,dia jarang sekali mendengarkan omongan orang,apalagi menasihati dia tentang apa yang dia buat pada diri nya itu.

"Sampe semua nya berakhir" kata Anessa dengan tatapan kosong.

Anggi dengan Arden saling menatap karena lagi dan lagi Anessa Ucap seperti itu.

"Semua udah hancur,mental gue udah hancur karna keluarga gue,trus buat apa lagi gue masih ada di dunia ini coba? Untuk nyusahin doang? Gue bingung sama Tuhan, kenapa ada orang yang Sudah jelas jelas nyakitin diri nya buat lebih cepat ga ada tapi Tuhan tidak juga mengambil nya" kata Anessa putus asa dengan semuanya.

"Ness,udah dong,lo ga boleh ngomong kaya gitu,mungkin Tuhan masih pengen lo ada di dunia ini,karna banyak hal yang belum lo lakuin kan, dan Tuhan masih sayang sama lo ness,makanya Tuhan ga mau ambil lo dulu." Kata Anggi menasihati sahabat nya itu.

"Udah yah, Anessa yang gue kenal ga kayak gini,Anessa yang gue kenal orang nya kuat,ga lemah kayak gini" ujar Arden.

Memang Anessa bisa tegar di depan orang lain,bisa kuat di depan orang banyak,tapi di belakang itu semua banyak tangisan Ia,dan banyak juga Ia nyakitin diri nya sendiri

"Anessa,yang lo kenal memang kuat den, tapi bisa kan Anessa yang lo kenal nyerah sama keadaan nya?" Kata Anessa pada Arden.

"Gue ga mau,Anessa gue nyerah gitu aja" kata Arden tegas pada Anessa

"Udahan yok,sedih nya,gimana kalau pulang sekolah kita pergi jalan-jalan ness? Mau ga?"Kata Anggi mengajak Anessa.

"Boleh deh" Jawab Anessa.

"Gue ikut yah" kata Elvaro yang entah dari mana tiba-tiba muncul di belakang Anessa

"Gue juga yah" kata Arden

"Oke,jadi nanti pulang sekul,kita berempat pergi jalan-jalan okay?" Kata Anggi pada teman-teman nya

"Okayy!"jawab mereka bersamaan

See you next timee
Jangan lupa vote and commen

1001 problemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang