Erlangga dan erlina termasuk anak mereka sedang jalan-jalan di mall yang cukup ramai, karena hari ini hari minggu. ini yang erlina mau ia ingin jalan-jalan bersama anaknya, sedangkan erlangga mengawasi istri dan anaknya dari belakang.
Erlina mendorong stroller bayi ke toko baju bayi, dan anak-anak kecil ia akan ingin membelikan baju baru untuk anaknya dan khanza keponakannya, erlangga mengangkat fayra dari stroller.
"Mas, bagusan baju yang mana?" Tanya erlina menunjuk baju yang berbeda warna.
"Borong semuanya biar enggak bingung" kata erlangga.
"Boros" sinis erlina. Ia mulai memilih pakaian yang cocok untuk anaknya dan keponakannya.
Setelah selesai mereka langsung makan di restoran. erlina menatap anaknya yang terbangun dari tidurnya. "Anak mamah pulas banget tidurnya" ucap erlina mengangkat anaknya dari stroller.
"Habisin dulu maknanya" tegur erlangga.
Erlina menggeleng. "Enggak. Aku udah kenyang kamu abisin aja makanan kamu" kata erlina sambil mencium pipi fayra.
Erlangga menatap datar istirnya. "Makan dulu, lina" kata erlangga.
Erlina menghela napas berat. "Abis ini kita ke rumah mamah, aku mau anterin baju buat Khanza" kata erlina sambil makan. fayra ia taruh di stroller.
"Hm." Gumam erlangga.
Setelah selesai makan mereka langsung pulang menuju rumah mamah suti, selama diperjalanan erlina lebih sering mengajak ngobrol fayra. walaupun tidak ada respon dari sang anak yang masih bayi.
Erlangga tentu kesal dan cemburu. gara-gara fayra ia jadi dicuekin istrinya sendiri. "Sayang, ko kamu cuekin aku sih, aku pengen di cium juga" rengek erlangga.
Erlina tersenyum tipis. "Di rumah aja. Soalnya susah ada fayra" kata erlina melirik fayrw di pangkuannya yang sedang menarik-narik kancing bajunya.
Erlangga mendengus kasar. "Fayra, kau mengambil jatah ku, awas kau" batin erlangga.
Sesampainya di rumah mereka langsung masuk kedalam, fayra yang memang sudah tidur erlina langsung merebahkan tubuh mungil anaknya ke kasur. Mencium gemes pipi fayra.
Menghampiri suaminya yang sedang duduk manis di ruang tengah. "Mas kenapa diam aja?" Tanya erlina heran.
Erlangga melirik erlina sinis. "Kamu kenapa jadi cuek sama aku, sering tolak kalau aku minta cium?" Tanya erlangga.
Erlina menahan tawa melihat wajah suaminya yang kesal. "Sayang, kenapa kamu jadi suka ngembek gini---"
"Aku enggak ngembek, aku cuma kesal" koreksi erlangga.
"Sama aja" ucap erlina.
Erlangga melirik sinis erlina. "Semenjak ada fayra kamu lebih sering cium diam, sedangkan aku. Kau selalu alasan" ucap erlangga.
Erlina memeluk erlangga. "Sayang. Ko kamu cemburu sama anak kamu sendiri sih, fayra masih bayi---"
"Bodoamat. Pokonya kamu harus lebih sayang sama aku" ucap Erlangga memotong ucapan erlina.
Erlina mengangguk pasrah. "Ya. Sayangku" ucap erlina.
***
Erlangga mencium singkat bibir erlina mengelus pipi erlina lembut. Setelah semalaman menghabiskan waktu mereka dengan bersenang-senang di ranjang, pagi ini mereka bermalas-malasan di kamar.
Fayra di bawa kedua orangtuanya erlangga, jadi erlangga bisa leluasa berduaan dengan sang istri tercintanya. "Morning sayang" bisik erlangga.
"Hmm" gumam erlina.
Erlangga menatap wajah erlina. "Sayang, kamu makin cantik aja kalau kaya gini. Makin seksi" bisik erlangga tersenyum manis.
"Maksud kamu aku enggak cantik kalau enggak kaya gini?" Tanya erlina dengan tatapan tajam.
Erlangga menggeleng cepat. "Eh. Enggak----"
"Tuh, kan. Kamu jahat banget sama aku padahal aku istri kamu, lho" ucap erlina dengan tatapan sedih.
Erlangga menggeleng cepat. "Maksud aku kam---"
"Udah ah, aku mau mandi dulu. Males sama kamu" kesal erlina beranjak dari kasur.
"Sayang" teriak erlangga yang tidak dihiraukan erlina.
***
Mereka berkumpul di rumah kedua orangtuanya erlangga. Erlina terus melirik erlangga sinis. "Fayra. Kata papah kamu mamah Jelek padahal dia sendiri yang jelek mana dia udah tua lagi, kalau bukan sama mamah dia enggak ada yang mau" sindir erlina mengajak bicara anaknya.
"Sayang" rengek erlangga.
"Waduh, tega banget sih kamu erlan. Masa istri sendiri dibilang kaya gitu" Ucap bima.
"Diem, jangan tambah bikin runyem" kesal erlangga.
Bima tertawa terbahak-bahak melihat wajah erlangga yang terlihat takut saat erlina meliriknya tajam. "Marah nya yang lama, lina." Ucap bima.
"Bima. Jangan ikut campur" tegur danu.
"ya, pah" pasrah bima Padahal ia masih ingin mengejek adiknya.
Selang menatap fayra. "Papah enggak bilang kalau mamah kamu jelek, ko. Papah cuma bilang kalau---"
"Sama saja. Aku kesal sama kamu mentang-mentang aku udah punya anak kamu bilang aku jelek" marah erlina.
Danu mengambil fayra dari gendongan menantunya, bisa-bisa cucunya kaget. "Kalian lanjut ribut. Papah mau main sama fayra, yuk, mah" ajak danu menarik istrinya. Melirik bima agar meninggalkan mereka berdua.
"Sayang, kamu cantik ko, cantik banget" puji erlangga memeluk istrinya erat.
"Bohong, kamu bilang aku jele---"
Cup
Cup
Cup"Kamu cantik, sayang. Mau kamu kaya gimanapun kamu tetap cantik" potong erlangga.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
my protective CEO [TAMAT]
Novela Juvenil"saya menjadikan kamu istri saya untuk menemani saya disetiap detik napas saya, bukan untuk jadi pelayan saya" -Erlangga Alfian- Terkadang sikap yang dimiliki ceo muda bernama Erlangga Alfian, membuat Erlina Adiba kesal, ruang gerak dan pertemananny...