1. Salju Merah

145 11 0
                                    

"Orang-orang di kaumku mengatakan bahwa ucapan Crombell itu benar. Rudal akan meluncur sebentar lagi." Wanita werewolf itu sedang memberitahu situasi saat ini.

"Sang Noblesse dan Lord Muzaka menghadang rudal itu."

"Tuanku... pergi?" ujar pria berambut pirang itu terbata. Sedikit bekas hitam keunguan masih menjalar disekitar tubuhnya.

"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Regis.

"Butuh waktu untuk pergi ke tempat itu. Secepat apapun kita tak bisa menyusulnya. Rudal itu juga tidak boleh ditangani sembarangan," jelas Lunark lagi.

Mereka terdiam, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Rasa marah, kesal, lelah, dan sakit masih tertanam di tubuh mereka.

"Tak ada yang bisa kita lakukan dari sini?" lirih Kepala Keluarga Bluster, suaranya terdengar putus asa.

"Crombell sialan, mati saja masih menyusahkan," ujar pria setengah werewolf itu menyuarakan kekesalannya. Seolah kehidupan masa lalu yang dirampas oleh Crombell belum cukup, ia akan merampas lagi kehidupannya saat ini. Tubuh M-21 bergetar, apalagi ini menyangkut orang orang terdekatnya.

Takio yang sedang disampingnya menahan pundak temannya itu. Sedangkan Rael dan Seira lebih banyak diam, tapi raut panik terlihat jelas di wajah mereka. Mereka semua yang ada disini mempunyai perasaan yang sama. Baru saja mengakhiri pertarungan dengan sang musuh terakhirnya. Baru saja menghela napas, mereka sudah dihadang masalah baru.

Tak lama kemudian suara gemuruh terdengar, reflek semua orang menengok ke arah sumber suara.

"!"

'Tuan...'

"Aku tidak bisa berdiam diri saja disini," ucap Frankenstein akhirnya. Keheningan yang terjadi seolah pecah begitu saja ketika bossnya itu buka suara.

"Aku akan pergi. Lunark, Karius jaga mereka!" perintahnya melirik orang yang disebutkan namanya. Iapun melengos pergi, tidak peduli yang akan terjadi nantinya, yang terpenting sekarang adalah ia harus pergi untuk mencari Tuannya.

"Boss!" teriak pria berambut ungu tersebut. Kepergiannya sudah tak bisa dicegah lagi. Mereka hanya bisa menghela napas berat.

"Chrztt... chrztt..." Suara samar terdengar dari alat komunikasi mereka.

"Tao?"

"Kalian pulanglah sekarang!" ucapnya dari seberang sana.

#####

Mereka akhirnya pulang seperti saran Tao, sang hacker jenius itu. Keadaan saat ini benar-benar kacau. Seira sedang dirawat oleh Lunark, Karius sedang merawat Rael. Takio, M-21, dan Regis membantu satu sama lain.

"Kau baik baik saja?" tanya Lunark kepada gadis cantik bangsawan itu.

"Tidak apa apa. Banyak yang lebih parah dariku," jawab Seira. Manik merahnya menyusuri keadaan teman-temannya yang sedang dirawat juga. Rael sempat membantunya menghadang musuh, dia terluka karenanya.

Suara samar kesakitan dan raut wajah lelah dari mereka terlihat jelas di indra tajam werewolfnya. "Mereka pasti akan baik baik saja," ucapnya sedikit menenangkan. Seira hanya mengangguk lemah.

Sudah seharian mereka ada di lab Frankenstein, sedangkan Tao masih berkutat di ruang pribadinya mengawasi keadaan Bossnya.

#####

"Tuan Raizel dan Lord Muzaka masih hidup. Tadi Tetua Ketiga menghubungiku, mereka sedang di markas Union sekarang, Boss sedang merawat keduanya."

"B-bagaimana mungkin."

Noblesse; Red SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang