Universitas SKZC, Jatinangor, Indonesia.
ㅤㅤSenyuman lebar tak lepas dari wajah Jivaa, sejak keberangkatannya dari Osaka tadi pagi, ia tak sabar ingin segera sampai di negara tempatnya lahir. Banyak bayangan yang melintas di dalam kepelanya, akan ada apa saja setelah ia bertemu dengan kakak tampan yang ia temui beberapa hari lalu. Rencananya, Siang ini dirinya akan bertemu kembali dengan Rakshan. Awalnya, Jivaa ingin menghampiri ke rumahnya, namun Liam memberi tahu bila hari ini Rakshan sedang ada kelas di kampusnya.
ㅤㅤDan disinilah mereka berada, tepatnya di parkiran Fakultas Ilmu Budaya Universitas SKZC. Jivaa menunggu Rakshan di dalam mobil dan menyuruh Liam untuk menanyakan kapan kelas Rakshan akan selesai, sesekali Liam bertanya pada mahasiswa yang berlalu lalang, apakah ada yang mengenal Rakshan atau tidak.
ㅤㅤ"Salah satu mahasiswa mengatakan, kelas Rakshan akan berakhir lima belas menit lagi. Ternyata, Rakshan itu the most wanted nya FIB." Senyum yang terpatri kemudian digantikan dengan tatapan heran. Jivaa mengangkat sebelah alisnya, mempertanyakan apa yang dimaksud oleh asistennya ini?
ㅤㅤ"The most wanted itu semacam gelar mahasiswa popular di suatu kampus, jurusan atau fakultas,"
ㅤㅤJivaa bertanya lagi, "Maksudnya?"
ㅤㅤ"Maksud saya, banyak orang yang menyukai Rakshan, menurut salah satu sumber yang saya temui, Rakshan itu menjadi salah satu incaran para mahasiswa untuk dijadikan kekasih. Selain wajahnya yang tampan, sifat dan kepintaran Rakshan cukup populer dan — "
ㅤ "Gak bisa!"
ㅤ "Maaf?" Liam sedikit terkejut ketika Jivaa tiba-tiba memotong ucapannya dan memekik keras, ditambah wajahnya yang berubah seperti marah. Jivaa mengepalkan tangannya, matanya menatap tajam ke arah Gedung Fakultas.
ㅤㅤ"Cuma dedek yang boleh suka Kak Achan! Kakak tampan gaboleh suka sama orang lain!"
Oh, here we go again, Jivaa dengan sifat semaunya. Apa yang Jivaa mau, harus Jivaa dapatkan. Tolong beri semangat kepada Liam agar ia diberi kesabaran yang lebih banyak untuk menghadapi tuan mudanya ini.
ㅤㅤ"Dedek, Nggak bisa begitu. Dedek nggak bisa mengatur mereka semaumu, mereka memiliki hak terhadap perasaan mereka. Dan Rakhsan juga memiliki hak untuk memilih, biarkan dia memilih sendiri siapa yang ingin dijadikan pasangannya di kemudian hari." Liam sadar bila dirinya sedikit kurang sopan melawan kata, namun menasehati tuan mudanya adalah salah satu bentuk perhatiannya, dia tidak ingin Jivaa yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri terus bersikap seenaknya hingga nampak jahat dimata orang lain.
Tapi sepertinya Jivaa terlalu bebal, ia menghiraukan begitu saja ucapan asisten pribadinya, sebab bocah itu malah dengan seenaknya keluar dari mobil, dengan menenteng paper bag berisikan oleh-oleh yang ia beli dari jepang; Sengaja, hanya untuk Rakshan seorang. Liam menghela nafas kasar, ia turut turun dari mobil bergegas mengikuti pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Tampan! [Hyunjeong]
Hayran KurguRakshan kira, hidupnya sudah cukup mengejutkan saat mendapatkan hasil pengumuman bahwa ia lolos menjadi mahasiswa universitas top 10 di negara. Ternyata, insiden yang membuatnya bertemu dan terus berurusan bocah cengeng seperti Jivaa Paramarta lebih...