ACDD 43# CEMBURU

22.1K 1.4K 44
                                    

ACDD 43# CEMBURU

"Ingat kata Dylan, cemburu itu hanya bagi orang yang tidak percaya diri.

~Aisfa (Cinta dalam Doa)~

🕊🕊🕊

Pagi ini, Gus Alfatih mengisi tausiyah di acara walimahan. Aisfa turut mendampinginya. Setelah menikah, ia sadar bahwa tugasnya akan semakin bertambah. Salah satunya adalah mendukung suaminya dan mendampinginya dalam hal kebaikan.

Dalam waktu seminggu ini sudah terhitung empat kali Gus Alfatih mengisi kajian dan Aisfa tidak pernah absen ikut kemana pun suaminya pergi. Karena ia pun sangat suka mendengarkan pengajian. Selain recharging imannya, juga menambah pengetahuannya tentang agama.

"Haus, nggak?"

Gus Alfatih mengangguk dengan senyuman lelah. Keringat sebesar biji jagung mengalir di pelipisnya.

"Untung aku bawa air," ujar Aisfa sembari menyodorkan botol minum yang sudah terbuka kepada suaminya.

Gus Alfatih menerimanya dengan senyuman.
"Syukron," ucap Gus Alfatih sebelum akhirnya menenggak airnya sebanyak tiga kali tegukan.

Di setiap tegukannya diawali dengan bismillah dan diakhiri bacaan Alhamdulillah sesuai dengan cara Rasulullah ketika minum.

Dikatakan bahwa jika minum dengan cara itu, selama airnya masih ada di dalam tubuh kita, maka Allah akan menghindarkan kita dari perbuatan-perbuatan dosa.

Melihat keringat suaminya membuat Aisfa berinisiatif mengelapnya."Cuaca hari ini emang lagi panas banget."

"Tidak sepanas ketika di akhirat nanti, kan?"

Aisfa mengangguk merasa tertohok. "Iya juga sih. Jadi kita harus bersabar kalau lagi dikasih cuaca panas begini. Siapa tahu nanti bisa meringankan panas kita di akhirat."

"Pintar." Usapan lembut mendarat di atas puncak kepala Aisfa.

Gus Alfatih menyalakan mesin mobil bersiap pergi dari lokasi acara. Di sana masih menyisakan beberapa butir jama'ah yang berlalu lalang bersiap pulang.

"Saya mau ajak kamu ke toko buku. Selain dari sana apa ada tempat lain yang ingin kamu kunjungi?" tanya Gus Alfatih.

"Nggak ada, Kak. Lebih baik kita cepat pulang, biar kakak bisa cepat istirahat."

Aisfa tahu jadwal suaminya sangat padat. Kadang dia juga harus mengorbankan waktu tidurnya agar pekerjaannya dapat terselesaikan. Jika Gus Alfatih terus-terusan seperti itu, Aisfa khawatir dia akan jatuh sakit. Makanya sebisa mungkin, Aisfa menjaga waktu istirahatnya.

"Khawatir ya?"

"Dih, nggak ya."

"Jadi kamu tidak mengkhawatirkan saya?"

"Dikit sih."

Gus Alfatih mendengus. Aisfa tertawa geli melihatnya.

Hening.

Hanya terdengar suara mesin mobil dan suara klakson yang berasal dari luar. Aisfa hampir jatuh tertidur kalau ia tidak teringat sesuatu. Ia pun langsung membicarakannya pada Gus Alfatih.

Aisfa (Cinta dalam Doa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang