People will say you're beautiful but it takes a special person to make you believe it.
Atticus, 187.
.
Flashback, tahun ketujuh.
Draco sudah mondar-mandir didepan kamar Hermione selama sepuluh menit. Demi Merlin! Apa yang sebenarnya gadis itu lakukan. Pesta akan dimulai setengah jam lagi dan mereka harus memastikan segala teknis telah berjalan dengan lancar.
Ia sudah akan mengetuk pintu ketika Ginny Weasley dengan gaun peach membuka pintu kamar Hermione tiba-tiba. "Malfoy! Apa yang kau lakukan disini?"
"Jika kau lupa Weaselette, aku adalah ketua murid dan kamarku tepat didepanmu sekarang," Draco menyeringai ketika menemukan bungsu Weasley terkejut dengan kehadirannya didepan kamar Hermione.
"Gin, ada apa" Hermione berseru dan melangkahkan kaki ke arah pintu, Draco benar-benar bersyukur ia mengatupkan mulutnya atau dia akan meneteskan air liur melihat penampilan Hermione saat ini. Gaun yang dibelikan Ibunya merupakan rancangan designer terkenal langganan keluarga. Entah darimana Ibunya mendapatkan ukuran tubuh Hermione Granger, namun itu begitu pas memeluk tubuhnya.
Draco hampir saja akan berterima kasih kepada Weaselette karena membantu Hermione berubah menjadi sempurna. Riasan tipisnya begitu pas dengan rambutnya yang disanggul indah, meninggalkan anak-anak rambut yang membingkai wajahnya. Sentuhan kalung yang diberikan juga menyempurnakan penampilan Hermione malam itu.
"Granger, kau lama sekali!" Setelah menemukan ketenangannya lagi, Draco mengerutkan bibirnya, kembali mencoba menjadi datar dan tidak peduli.
"Oh! Maafkan aku. Baiklah aku sudah siap sekarang." Ucap Hermione sambil mencari-cari tasnya.
Ginny diam-diam tersenyum melihat tatapan Draco ke Hermione "Baiklah, aku harus menemui Dean sekarang. Sampai jumpa Hermione!"
"Baiklah Gin, terima kasih!" Hermione berseru dan menyampirkan tas pestanya buru-buru. Ia melupakan waktu bersama Ginny ketika berdandan.
Selain itu, Ginny terus bertanya darimana asal semua gaun, sepatu dan kalungnya yang begitu indah dan mewah. Hermione telah memberitahunya bahwa itu semua adalah hadiah dari Narcissa Malfoy dan Ginny hanya terus menerus bertanya dan mengganggu Hermione sehingga acara membantu bersiap dan berdandan menghabiskan wakktu selama hampir tiga jam.
Hermione menghadap ke arah Draco dan mendapati bahwa jasnya diserasikan dengan gaun Hermione. Rambut pirang platinanya jatuh dan sedikit acak-acakan, ia tak lagi menyisir ke belakang dengan rapi rambutnya, Hermione baru menyadari jika Draco tampan. Ia sedikit bersemu merah karena pemikiran itu dan juga pakaian mereka berdua tampak begitu pas dan serasi.
"Mengagumiku Granger?" Draco menyeringai ke arah Hermione yang sedang memperhatikan penampilan Draco.
Hermione mengalihkan pandangannya, sedikit malu karena Draco menyadari tatapannya. Ia sedikit mendengus ke arah Draco "Percaya diri seperti biasa, ayo Malfoy. Kau bilang kita sudah terlambat"
Setelah memastikan segala berjalan lancar di aula besar yang telah disulap menjadi ballroom, Draco dan Hermione kembali naik untuk melapor kepada Professor Mcgonagall. Mereka berdua akan membuka pesta dengan sambutan dan dansa.
"Baiklah terima kasih semua atas antusiasmenya, dengan ini pesta dansa kami buka." Ucap Hermione dan Draco bebarengan di podium. Suara confetti memenuhi ruangan. Draco menawarkan tangannya kepada Hermione untuk membantunya menuruni podium.
Draco tidak melepas tangan Hermione, ia segera menuntun Hermione ke tengah ruangan. Membuka dansa. Semua pasang mata melihat ke arah pasangan ketua murid, beberapa pandangan menusuk karena tidak terima mantan pelahap maut menjadi ketua murid, beberapa terpesona dan lainnya adalah iri.
"Hati-hati Granger, kau benar-benar penari yang buruk," Ucap Draco ditengah tarian. Saat ini semua orang tengah berdansa disekitar mereka.
"Oh diamlah Malfoy, hanya satu lagu." Ucap Hermione kikuk.
"Tidak, kita akan melakukan tiga,"
"Apa? Kau gila?" Hermione memelototi Draco yang hanya menyeringai meremehkan.
"Kau takut? Kemana jiwa Gryffindormu sebenarnya?"
Hermione mendengus kesal dan memutar matanya "Aku lebih memilih bertarung dengan troll dibanding dansa tiga lagu"
Draco tertawa, Hermione sempat terdiam. Apakah dia benar-benar anak laki-laki yang telah mengoloknya selama enam tahun berskolah disini? Karena saat ini Hermione hampir tidak mengenalinya. Wajah menyebalkan itu memang masih ada, tapi tawa ini terdengar tulus. Ia seolah tengan berinteraksi dengan Draco Malfoy yang lain.
"Kau benar-benar Malfoy kan?" Hermione tanpa sadar mengucapkan keras-keras pikirannya.
Draco mengangkat salah satu alisnya "Apa maksudmu?"
"Tidak ada, kau tertawa karena ucapanku,"
"Aku hanya tidak tahu kau cukup lucu."
Dianggap lucu oleh Draco Malfoy tampak sedikit aneh. Tapi tak urung Hermione ikut tersenyum "Berhentilah tertawa Malfoy, aku takut melihatmu tertawa."
Rupanya perang memang merubah segalanya, jika setahun yang lalu ada orang yang mengatakan padanya jika Hermione Granger dan Draco Malfoy akan berdansa dan saling melempar lelucon lalu tertawa bersama, Hermione akan mengirim mereka ke bangsal kejiwaan St. Mungo karena mereka mungkin saja gila.
Hermione menangkap pandangan tidak suka dari sudut kiri ruangan. Pansy Parkinson yang memelototinya seolah akan melubangi punggungnya.
"Sepertinya kau harus kembali kepada 'pasangan resmimu' Malfoy"
Draco mengerutkan keningnya ke arah Hermione "Siapa?"
Hermione mengedikkan dagunya ke arah Pansy Parkinson. Draco hanya mendengus "Dia bukan pasanganku,"
"Benarkah? Dia selalu menggelayut dilenganmu"
"Apakah kau memperhatikan?"
"Tidak, kalian terlalu sering melakukan itu dimana-mana. Aku tak perlu memperhatikanmu untuk mengetahuinya," Ucap Hermione kesal.
"Bukankah pasanganku sekarang ada didepanku?" Ucap Draco datar, tapi telinga Hermione menjadi merah dan ia sedikit gugup. Ia tahu banyak teman Gryffindornya telah berhenti berdansa dan menunggunya, namun tampaknya Draco Malfoy masih tak ingin melepaskannya.
"Kau tahu, kau sedikit aneh malam ini Malfoy,"
Draco hanya mengangkat alisnya, bertanya. Ia menggiring Hermione ke pinggir. Merubah gerakan mereka menjadi slow. Jantung Hermione seolah berdegup kencang. Ia memarahi dirinya sendiri.
Yang benar saja, ini adalah bloody.fuckin.Malfoy.
Lalu kenapa? Ia cukup tampan.
Hermione membenci pengkhianatan yang terjadi oleh otaknya, "Kau ramah padaku, apakah kau mabuk atau kepalamu terbentur sesuatu?"
"Apakah tidak boleh aku ramah kepadamu?"
"Tentu saja boleh, tapi—"
Draco menunduk dan mendekatkan wajahnya ke arah Hermione yang kini membeku "Kau tahu sesuatu Granger?"
"Apa?"
"Kau benar-benar cantik malam ini,"
.
.
.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (Dramione & Scorose Fanfiction)
FanficRose Weasley mencintai Scorpius Malfoy tanpa pernah meragukannya sedikitpun. Di tengah paksaan Scorpius tentang menikah yang membuat Rose jengah dan kedekatannya dengan James Potter semakin meningkat, Rose tiba-tiba menemukan fakta bahwa Ibunya, Her...