32. kehidupan baru

2.9K 282 17
                                    

____________________
_____________________
______________
Sudah tiga puluh menit Gus Farzan menyusuri jalan tanpa tahu tujuan. Mereka benar-benar bingung harus ke mana, sebenarnya Nazira sudah menyarankan agar mereka pergi ke rumah orang tua Nazira, tetapi Gus Farzan menolak karena ia tidak mau merepotkan orang tua Nazira. Lelaki itu tentu tahu bagaimana keadaan keluarga Nazira di kampung, jadi ia tidak mau menambah beban mereka.

"Mas, aku capek," keluh Nazira yang sudah merasa kelelahan.

Gus Farzan menghentikan langkahnya lalu menatap sang istri, "yaudah kita istirahat dulu ya di sana." Gus Farzan mengarahkan pandangannya ke arah sebuah kursi yang berada di bawah pohon rindang.

Akhirnya mereka berjalan ke arah kursi tersebut dan beristirahat di sana sembari saling mengobrol.

"Kamu mau minum gak Khumaira?" Tanya Gus Farzan menatap wajah istrinya yang sudah bercucuran keringat.

"Nggak usah Mas," tolak Nazira.

"Tapi kelihatannya Kamu kecapean. Aku beliin minum ya."

"Gak usah Mas,kamu pasti gak punya uang." Sebenarnya Nazira haus tapi ia tidak mau menyusahkan suaminya itu.

"Kamu tenang aja Khumaira. Aku masih punya uang kok. Aku beliin minum ya."

Akhirnya Nazira pasrah dan membiarkan Gus Farzan membelikannya minum.

Setelah selesai membeli minuman untuk Nazira, Gus Farzan kembali menghampiri istrinya.

"Ini minumnya Khumaira." Gus Farzan memberikan air mineral itu kepada Nazira.

Nazira mengambilnya lalu meneguknya setengah.

"Kok udah Khumaira? habisin aja," ucap Gus Farzan menatap Nazira yang hendak menutup botol air mineral itu. Sebenarnya ia juga lelah dan sangat kehausan, tapi ia harus menghemat uang yang ia bawa untuk menyewa tempat tinggal.

"Nih, Mas Farzan aja yang habisin. Aku udah gak haus." Nazira memberikan botol air mineral itu kepada Gus Farzan.

"Nggak usah Khumaira, aku gak haus. Itu buat nanti aja ya."

Nazira tersenyum tipis kemudian mengelus lembut bahu suaminya, "makasih udah berkorban buat aku. Aku tau kamu haus tapi kamu rela kehausan demi aku. Diminum aja ya airnya, please."

Akhirnya Gus Farzan mengambil botol itu dari tangan Nazira dan meneguknya hingga habis.

"Mas, apa kamu masih punya uang untuk menyewa tempat tinggal? kalo kamu gak punya uang, kita gadein aja cincin pernikahan kita ya."

"Aku masih punya uang kok Khumaira. Oh ya, pesan aku, jangan pernah jual atau gadaikan cincin pernikahan kita apapun yang terjadi, karena itu adalah bukti cintaku kepada kamu Khumaira." Nazira mengangguk mengerti mendengar ucapan Gus Farzan.

"Sekarang kita cari kontrakan yuk," ajak Nazira mendapat anggukan kepala dari Gus Farzan.

****

Kini mereka berdua sudah menyewa sebuah kontrakan untuk mereka tempati. Walaupun rumahnya tidak terlalu besar akan tetapi itu cukup untuk mereka berdua dan semoga menjadi tempat kebahagiaan mereka walaupun sederhana.

"Bu, saya bayar buat tiga bulan ya," ucap Gus Farzan memberikan uang kepada pemilik kontrakan tersebut.

Wanita itu mengangguk kemudian mengambil uang itu dari tangan Gus Farzan.

"Semoga betah ya Mas, Mba. Oh ya, kalian pengantin baru ya? soalnya keliatannya romantis banget." Wanita itu memberikan kunci rumah kontrakan kepada Gus Farzan.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang