“Lo kemana sih Riz??” Ujar laki-laki yang sekarang berada di teras rumah.
Laki-laki itu begitu cemas karena sang kembaran perempuannya itu tidak pulang-pulang kerumah, padahal jam menunjukkan pukul sebelas malam lewat.
Ia takut anak perempuan satu-satunya di keluarga Riyandra itu kenapa-napa.
"Mas wira, mbak Ika udah pulang?" Tanya anak bungsu keluarga Riyandra itu.
Wira Riyandra Maulana, anak ke-3 di keluarga Riyandra. Anak laki-laki yang dikenal sifat lembutnya kepada semua orang, yang memiliki hati lembut, memiliki senyuman manis yang mampu siapapun yang menatapnya dan anak laki-laki keluarga Riyandra itu tersenyum pasti akan jatuh hati kepadanya.
Dan juga, anak laki-laki yang selalu ditawarkan "Wira, kamu mau gak sama anak tante? Anak tante cantik lohh." "Wira kamu mau gak jadi menantu tante?" Wira selalu mendapatkan tawaran untuk menjadi menantu teman sang bunda atau ibu-ibu dikomplek perumahan keluarga Riyandra.
Wira ini mempunyai saudara kembar, saudara kembarnya ini perempuan.
Menurut Wira, saudara kembarnya itu begitu hebat untuk menjalani kehidupannya yang begitu rumit. Perempuan hebat yang selalu membuat semua keluarga Riyandra tercengang ketika sosok perempuan itu meminta izin untuk menginap dirumah temannya, namun dua hari kemudian perempuan itu pulang sambil membawa medali emas dan sertifikat.
Ya, perempuan itu bernama Rizka Riyandra Putrian, atau sering dipanggil mbak Ika. Rizka ini adalah anak ke-2 di keluarga Riyandra.
Anak perempuan yang sangat menyukai beladiri yang berseragam putih, atau sering disebut taekwondo.
Perempuan itu selalu menganggap taekwondo dan tempat latihan adalah rumahnya. Rumah yang selalu setia untuk melihatnya mengeluarkan keluh-kesahnya.
Ia sangat menyukai taekwondo sejak ia berumur sepuluh tahun, bahkan sekarang umur Rizka sudah menginjak duapuluh dua tahun. Tidak disangka taekwondo sudah menemaninya selama dua belas tahun.
Bukankah waktu begitu cepat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kebanggaan Bunda [Kebanggaan Keluarga Riyandra]
Teen FictionKeluarga Riyandra, keluarga yang penuh dengan lika-liku dan senang sedih.