Hari demi hari telah mereka lalui, kehidupan terus berjalan dan berganti, Arunika tetap melanjutkan kuliah dan bekerja, sementara Gama tetap setia menemani Arunika apapun keadaannya.
Tiap kemanapun Arunika pergi Gama selalu menjemput dan mengantarkan nya.
Beberapa kali juga tuan Tara menagih hutang ke Arunika, ia perlahan-lahan melunasi hutang orang tuanya, meskipun tidak langsung terbayar semuanya setidaknya hutang tersebut sudah berkurang.
Arunika selalu menyisihkan gajinya untuk membayar hutang ke tuan Tara, dan juga menyisihkan untuk di berikan kepada orang tuanya.
Begitupun dengan hubungan Arunika dan Gama yang terlihat sangat baik dan sempurna, tak pernah ada pertikaian, mereka sama-sama memahami satu sama lain, dan mengedepankan komunikasi.
Tak terasa hubungan Gama dan Arunika berjalan sudah 1 tahun. Gama mengajak Arunika untuk makan di suatu tempat, ia menyewa sebuah restaurant yang berada di tepi pantai, mereka berdua menikmati makanan dan udara yang sejuk, serta di iringi oleh alunan musik yang indah. Tak terasa mereka menghabiskan waktu hingga malam tiba.
"Wah indah sekali di sini Gama, udara yang sejuk, suara air yang menghantam bebatuan, dan di iringi alunan musik membuat suasana nya semakin nyaman", ucap Arunika.
"Iya, di sini indah sekali. Selama aku hidup aku tak pernah menemukan pemandangan seindah ini", saut Gama.
Namun pada saat itu bukannya laut yang Gama pandang melainkan yang Gama lihat adalah Arunika yang sedang menikmati birunya air laut yang menghantam bebatuan.
Angin kencang yang berhembusan membuat rambut Arunika berterbangan, Gama mengelus dan merapikan rambut Arunika, Arunika langsung menoleh ke Gama dan ia menatapnya.
Arunika tersenyum lebar saat memandang Gama, hatinya menjadi tak karuan saat Gama melakukan hal terduga seperti itu.
Mereka sudah lama menghabiskan waktu di situ, tiba-tiba Arunika mengajak Gama untuk menemui orang tuanya.
"Gama, maukah kau ikut denganku untuk menemui seseorang?", ucap Arunika.
"Kemana, dan siapa yang akan kita temui?", tanya Gama.
"Seseorang yang sangat berharga dan berjasa dalam hidupku, orang tua ku", jawab Arunika.
"Baiklah tuan putri, aku akan ikut denganmu dan menemui orang tuamu", ucap Gama.
Gama langsung berdiri dan mengambil tas Arunika seraya mengulurkan tangannya.
Ia menggandeng tangan Arunika dan pergi ke parkiran, perjalanan dari restaurant tempat mereka makan dan rumah Arunika terbilang cukup jauh, di dalam mobil mereka bernyanyi dan menikmati indahnya jalan yang di penuhi lampu lampu terang di sisinya.
Gama tiba-tiba menghentikan laju mobilnya, ia mengajak Arunika untuk pergi ke toko roti.
Gama mempersilahkan Arunika untuk memilih roti manapun yang akan di bawa ke rumahnya, namun tiba-tiba Gama izin keluar sebentar dari toko.
"Sebentar ya Arunika, kamu pilih saja rotinya, habis ini aku kembali", ucap Gama.
"Kamu mau kemana?", tanya Arunika.
"Sebentar, pergi ke sebelah", jawab Gama.
Tak berselang lama Gama datang dengan membawa seuntai bunga lily di tangannya, ia memberikannya kepada Arunika.
"Ini untukmu, aku tadi lupa tak membeli bunga untukmu ketika kita makan tadi, sebagai gantinya sekarang saja aku memberikannya padamu", ucap Gama.
"Harum sekali, lain kali jangan seperti ini, aku tak enak padamu. Kau selalu membelikan hal seperti ini untukku", ucap Arunika.
"Tak apa, dengan senang hati aku melakukannya, gimana apa sudah selesai memilih rotinya, kalau sudah kita bawa ke kasih", saut Gama.
"Oh sudah, ayo", jawab Arunika.
"Berapa semuanya kak", ucap Gama.
"200.000 kak", jawab kasir.
"Aku saja yang bayar", ucap Arunika.
"Gak usah, aku aja", saut Gama.
Setelah membeli roti, mereka pun bergegas menuju rumah Arunika.
Setibanya di rumah Arunika, Gama di sambut degan sangat baik dengan orang tuanya Arunika.
Gama juga berprilaku sangat baik dan sopan, mereka semua berbincang cukup lama, hingga akhirnya Gama memutuskan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENAPA HARUS KAMU?
RomanceKisah cinta antara Arunika dan Gama yang tak pernah di sangka-sangka. Yang awalnya dikira akan membawa petaka, namun ternyata membawa mereka ke jalan yang penuh makna