Waktu

90 4 1
                                    

Sejak kamu hadir semua berubah, aku bisa melupakan dia. Dia memang pernah ada dihatiku, tapi dia tidak pernah sebaik kamu, sepeduli kamu, seasik kamu. Pagi ini awal cerita kedekatan kita, obrolan singkat melalui BBM, kamu menyapaku dengan sapaan hangat kurasa biasa namun lambat laun semuanya berubah, aku selalu menunggu sapaan hangatmu datang dipemberitahuan ponselku.

"Hai" sapaan hangat itu masih selalu aku ingat.

"Hai. ada apa?" jawabku dengan datar, tidak pernah sebelumnya kamu lebih dulu mengawali obrolan kita. Aku kira hanya sementara.

"Tidak, aku hanya ingin mengobrol. Ganggu tidak?" tanya hangatnya, aku suka dengan sikap dia yang selalu seperti ini.

"Oh tidak" jawabku.

Setiap hari kita selalu mengobrol via BBM, iya hanya chatmulah yang selalu aku tunggu setelah kita pulang sekolah siang tadi. Aku tidak tau, rasa ini hanya sementara atau apa, yang aku rasa hanya nyaman tidak peduli bagaimana fisikmu bagaimana mereka bilang kalau kamu adalah laki-laki bodoh dan tidak perbah diurus, yang aku tau kamu orang baik yang selalu mendengarkan setiap curhatanku tentang sahabatku, kamu bisa mengerti aku.

Pagi ini seperti biasa aku selalu bersiap menuju sekolah. Semangatku sekolah karena sahabat-sahabatku dan kamu, iya kamu yang selalu ada dilist chats BBMku. Seperti biasa, setiap bel istirahat kamu keluar kelasmu begitupun aku, segera aku mencarimu dan aku menemukanmu, mata kita bertemu tatapanmu yang hangat itu..aku suka. Senyum manis yang selalu terhias dibibirmu..aku suka. Aku suka dia Tuhan...

Mungkin ini salah satu kenyataan yang tidak pernah ingin aku ketahui. Iya aku tau kamu telah memiliki kekasih, sejujurnya aku cemburu tapi siapa aku ini? Aku pengagum rahasiamu aku menyukaimu dalam diamku. Tak perlu ada yang tau rasa ini, tidak ada untungnya juga mereka tau perasaanku terhadapmu. Sejak saat itu aku terlalu canggung bertemu denganmu, aku takut. Tidak seperti biasanya, kamu jarang sekali memberiku kabar, iya aku tau aku bukan siapa-siapa bagimu. Sekarang kamu telah memiliki kekasih yang setiap harinya selalu mengerti kamu, selalu ada disampingmu.

Sabtu malam, kamu memberi kabar kepadaku. Jujur aku senang, tapi apa? Disaat yang sama akupun mengetahui kamu telah memiliki kekasih. Aku mengerti saat ini posisiku hanya sebagai pelarian, kamu lari dari masalahmu dengan kekasihmu itu, walaupun kamu tidak pernah jujur akan hal itu tetapi aku mengerti.

"Hei! Whats up?" sapaan hangat itu masih ada disetiap chat yang kamu kirim. Aku rindu kamu yang dulu...

"Yap? Ada apa? Perlu bantuan?" jawabku atas sapaannya.

"Tidak. Aku hanya merindukanmu, bagaimana kabarmu?" tanyamu yang membuatku kaget. Iya itu yang selalu kamu lakukan, memperlakukanku dengan manis. Aku suka tapi aku takut..

"Ah kanu. Kabarku baik, bagaimana kamu?"

"Aku baik. Akan lebih baik jika aku telah mengetahui kabarmu" itu yang selalu dia lakukan, iya memperlakukanku dengan manis dan sikapnya itu yang selalu dapat merubah segala suasana. Itu yang membuatku merasa nyaman selalu denganmu.

Rasa ini belum pernah ada sebelumnya, mungkin berlebihan tapi ini adanya. Aku mencintai kamu yang sangat jelas telah memiliki seorang kekasih, aku yakin kamu amat sangat mencintainya. Jujur aku pernah berfikir kapan hubungan kalian berakhir? Apakah aku terlalu jahat? Sepertinya tidak. Egoisku menjelajahi fikiran dan hatiku. Apakah aku bisa bersamanya? Setiap malam kuberdoa, aku ingin kamu bahagia. Dan jika memang sampai saat ini kamu tetap bersamanya, mungkin ini jawaban doaku. Kamu tetap bahagia dengan dia, iya dia yang sekarang kamu cintai. Aku tidak tau bagaimana kelanjutannya, apakah selalu seperti ini? Apakah selalu aku yang memendam rasa ini? Apakah selalu aku yang tersakiti? Tuhan punya rahasia besar dibalik skenario ini, hanya ada waktu yang dapat menjawab skenario Tuhan ini. Yang aku tau hingga saat ini, aku masih mencintaimu. Mencintaimu dalam diam.

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang