Suara kerincing saling beradu terdengar begitu keras menjadi alarm pagi mereka.
Hilmy yang bangun paling awal mengucek matanya sembari melirik pada jam di dinding, ia bahkan tak ingat jam berapa ia tertidur atau apa yang terjadi semalam.
Yang membuatnya semakin bingung, kenapa semua temannya tidur di kamar yang sama?
Kalingga bergerak gelisah, ia adalah orang kedua yang terbangun karena tiba-tiba suara kerincing itu datang lagi.
"Itu siapa sih berisik banget, masih jam enam pagi juga." Hilmy akhirnya bangkit dari ranjang lalu membangunkan Anan dan Natta.
"Bukannya di sini cuma mansion Lo doang? Emang ada rumah warga lain?" Hilmy bertanya sembari berbisik agar para gadis tak terbangun.
"Nenek gue itu. Minggir anjir gue mau minum," ujar Kalingga santai lalu menggeser Anan dari tepi ranjang karena sudah menghalangi aksesnya untuk mengambil air minum di atas nakas.
Anan yang masih setengah sadar langsung jatuh tersungkur di lantai, sedangkan Natta yang memperhatikan itu hanya bisa tertawa kecil, karena pemuda itu pun masih mengumpulkan nyawanya.
"Nenek Lo ngapain di sini?!" Tanya Hilmy lagi.
"Mau ngusir setan kali. Eh, bangunin cewek cewek kalian tuh, kebo banget."
"Cewek gue nolongin Lo pas keserupan ya bangsat!" Hardik Anan kesal.
"Shea, bangun," Sheana itu tipe yang tak terganggu oleh suara tapi terganggu oleh pergerakan. Jadi, disentuh dikit dia udah bangun.
"Hm?"
"Bangunin yang lain, ay, kayaknya nenek Lingga datang."
"Hah?! Ini jam berapa?"
"Enam pagi, aku juga kaget." Sheana hanya terkekeh sebagai jawaban, ia pun bergegas membangunkan temannya yang tidurnya sudah seperti kebo
"Eh, emang semalam ada apa sih? Gue tidur jam berapa?" Tanya Hilmy masih kepikiran.
"Lo sama Kalingga semalam kerasukan, Lo gak ingat?" Jelas Natta.
"Nggak ingat lah, kalau ingat nih bocah pasti udah minta maaf ke gue." Nyinyir Anan kemudian.
"Loh, kenapa?"
"Udah bangun semuanya? Ayo kita sapa nenek gue tercinta." Putus Kalingga, padahal para gadis baru mengumpulkan nyawa.
"Jawab dulu tai!" Kesal Hilmy akhirnya.
"Nanti nenek gue yang jawab, babi!"
Setelah bersih-bersih sebentar, akhirnya mereka keluar juga dari kamar.
Abigail selesai lebih dulu dan keluar melihat ruang tamu. Ternyata, di sana sudah bersih. Padahal Abigail kepikiran dengan nasib burung yang Kalingga bunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys