14 - Di Jam 16:30

23 2 0
                                    

Lelaki itu terus saja menatap wajah gadis  yang masih terbaring belum tersadar, tak lama kemudian Eksha membuka matanya dengan pelan. Alex yang menyadari itu, lantas ia memalingkan wajahnya ke ponsel yang baru saja ia genggam. Bagaimana tidak terkejutnya Eksha, jika yang pertama kali ia lihat tak lain dari, Alexander.

"Alex..." Katanya dengan pelan.

"Lo, pingsan tadi." jawab Alex datar.

"Tapi yang bawa gue kesini, kam-"

"Pak Anton yang nyuruh."

"Ouhh...makasih." Eksha kembali menunduk, namun tiba-tiba Alex menyodorkan bubur ayam yang baru saja ia beli dikantin disaat gadis itu belum tersadar.

"Hem?"  Kedua alis Eksha terangkat, seketika itu juga Alex memberinya bubur.

"Buat Lo!"

"Dari elo?" tanya gadis itu sembari menerima pemberiannya.

Alex yang sedang menghemat bicaranya, harus menghadapi gadis seperti Eksha. Ya tuhan, cukup Amel saja yang membuatnya pusing.

"Dari perawat UKS nitip ke, gue. Cepet Lo makan! Gue mau balik kelas." Ketika lelaki itu hendak pergi dari ruang Uks, lantas Eksha memanggilnya sehingga lelaki itu menghentikan langkah kakinya.

"Alex... pas di Bandaneira kemarin, elo--"

"Gue udah bilang, jangan bahas itu lagi."  tegas, Alex dengan membelakangi Eksha tanpa menoleh kearahnya.

"Lex, gue kangen..." Eksha tertunduk sedih.

Entah Alex mendengarnya atau tidak, lelaki itu segera berjalan keluar.
Tiffany yang baru saja berpapasan dengan Alex, lantas ia menghampiri Eksha yang masih terbaring di ruang UKS.

"Sha, Lo ga papa kan?" tanya Tiffany khawatir, sembari memegang kedua tangannya.

"Gue ga papa kok Fan. Gue lemes aja karena tadi lupa makan." senyuman masih terukir diwajah gadis itu, tetap anggun meski terlihat begitu pucat.

Lantas, Kona datang menyusul Tiffany ke ruang UKS. "Sha, lu ga papa ?"

"Kata perawat, Eksha kebanyakan makan janji manis."  Sindir, Tiffany.

"Emang bener ya, Sha?" Kona kembali bertanya.

"Apasih kalian, gue udah ngga papa kok."

"Bubur nya dimakan dong, Sha! entar keburu dingin. "ucap Tiffany yang melihat bubur Eksha masih tidak tersentuh sama sekali.

"Kapan lu sempet ke kantin beli bubur?" tanya Kona, sebab ia berfikir ada kejanggalan.

"Ngga. Ini dari perawat UKS, kok."

Anjir si, Alex. Batin Kona, ia tahu jika itu pemberian dari Alex, sebab ia sempat berpapasan dengannya di kantin."

SATU JAM YANG LALU

Alexander sedang berlari terburu-buru menuju kantin sekolah. Ia membeli bubur ayam tanpa menunggu antrian.

"Bu, Ayam nya satu."  katanya sedikit keras, lantas membuat siswa disana menoleh kearahnya termasuk Kona yang juga berada disana.

"Maksud saya, Bubur Ayam nya satu." Rasanya Alex ingin menghilang dari sana.

"Sebentar ya dik, ngantri dulu."

"Tidak bisa, Bu. Ibu ngga liat saya buru- buru. Ini perintah anak kepala sekolah." Sontak siswa disana kembali menoleh ke arahnya.

"Anak Kepala sekolah sedang ingin makan bubur Ayam."  Alibi Alex, seraya mengarruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal, sebab ia tidak mungkin harus menunggu antrian sebegitu banyaknya.

The Queen LosesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang