Pagi ini, semuanya terasa sama saja. Pelayan yang datang dengan suara yang sepelan mungkin bisa dia lakukan dan aku yang masih belum bisa mengeluarkan suaraku entah kenapa. Rasanya tidak ada ruang untuk bicara karena mungkin saat ini aku mengalami syok yang aku sadari dan disadari oleh tabib yang setiap hari datang berkunjung dan mencoba mengajakku bicara.
Sesungguhnya aku adalah orang yang menghargai semua orang yang mengajak aku bicara namun entahlah seperti gawan dari tubuh ini yang membuat aku menjadi sangat malas berbicara apalagi dengan dukun eh maksudku tabib yang bau jamu. huhuuu mamaaa anakmu seperti kembali ke zaman mesir kuno
Karena bingung apa yang harus aku lakukan, kuputuskan untuk tidur sajalah. Malaskalilah diri ini tak bekerja. Ternyata si madam rese kampret yang menjerumuskan gue dan pak put ke jurang memiliki andil besar pada dikapku yang tidak suka berleha- leha. Padahal sewaktu bekerja dengan madam kampret itu keinginanku hanya bersantai rebaha. Tapi sekarang, malah kubingung hidup bergelimang harta tanpa melakukan apa- apa.
Kupejamkan mata indahku ini untuk beberapa saat sajalah. Sinar matahari yang menembus korden dan kaca kamar tak menghalangiku untuk kembali ke dunia lain.
****
Jangan mama... sakit mamaa...
Teriakan anak itu memenuhi pendengaran Anaya. Sama- sama ia melihat pemandangan yang menyayat hati, dimana seorang perempuan sedang mencubit, memarahi dan melakukan kekerasan terhadap anak kecil didepannya.
Ia yang tak tega dengan kondisi tersebut tak kuasa untuk meneteskan air matanya. Tiba- tiba sang anak memandang ke arahnya. Seketika mereka saling menatap dan Anaya terpaku dengan netra anak itu. Tak lama, sang wanita yang melakukan kekerasanpun melihat kearah Anaya, merekapun saling menatap hingga semuanya gelap.
"huh huh huh. Astaga- Astagaa" sungguh dia tidak suka mimpi itu. Mimpi itu terjadi sudah beberapa kali, Anaya sangat kesal sekali dan juga merasa sangat bersalah. rasa sakitnya masih terasa sampai dia terbawa suasana di saat dia membuka matanya.
Menatap sekeliling, rasanya dia bisa gila jika hanya hidup disini saja. Astagaa.
"Liaaaa" guepun memanggil seorang pelayan yang kemarin memperkenalkan diri sebagai Lia dan tak lama perempuan itu datang tergopoh- gopoh dan menunduk dihadapanku. Entah kenapa semua orang sangat takut kepadaku. Padahal kan gue sungguh cantik dan alim
"tolong antar gu eh saya keluar dari sini. Saya ingin menghirup suasana luar. ehem" astaga, apakah gue udah seperti Duchess sungguhan hihihihiii... keren banget lo Nay.
Karena tidak ada pergerakan dari orang yang dia mintai tolong, sontak Anayapun berbalik dan melihat kearah Lia yang masih terpaku di tempatnya sampai menganga.
"Astagaa apa yang kamu lakukan Lia. ck mengagetkan. Ayo kita keluar" Dasar pasti terpesona dengan suaraku yang sangat mendayu- dayu. Meski kagum dengan diri ini, tapi yang namanya bekerja tidak bisa ditunda- tunda wahai pelayanku hihihii.
Dilain sisi, Lia masih sedikit terpaku, sejak kapan sang nona eh nyonya memerintahkan dirinya menggunakan bahasa "tolong" sungguh berita ini harus segera dia sebarkan kepada sang ibu. Yah kebetulan ibunda dari Lia adalah kepala pelayan dapur di mansion duke ini.
*****
Mereka berdua pun berjalan- jalan. Lia yang sebenarnya sudah lelah pun hanya bisa pasrah melihat sang Duchess yang masih berjalan dengan riang gembira dan menebarkan semua senyum yang ada padanya dengan siapa saja. Termasuk kepada setiap pelayan yang ada dan juga jangan lupakan kepada bunga indah yang disapanya. Sepertinya, saat kecelakaan kemarin, otak sang Duchess mengalami kerusakan. Awalnya memang dia hanya bisa ternganga dan kagum namun lama- lama dia sungguh capek mengikuti aktifnya sang nyonya. Apakah ini efek seminggu dia terkurung di kamarnya.
"Hei Lia ayo sini, sungguh kenapa kamu lemot sekali sih"
Lia pun hanya bisa pasrah dan menipiskan bibir karena mendengar hal tersebut, dia terkenal dengan kekuatannya saat bekerja, namun ini sudah 3 jam dia berkeliling taman dan mention yang tiada habisnya dan sang nyonya tidak ada lelahnya "baiklah Duchess"
Namun sampai di bangunan kecil paling ujung taman dan mention, Duchess berhenti. Lia yang sudah kelelahan tak menyadari bahwa mereka berdua sudah sampai bangunan yang menurut semua pelayan di mention ini harus dijauhkan dari sang nyonya rumah.
"wah, bangunan apa itu? kenapa sepertinya terasing? Kecil sekali, apakah itu ada orangnya? siapa yang disana?"
"hm, apa nyonya?" sebelum menyadari apa yang diucapkan oleh sang nyonya. Lia melihat sang nyonya sudah sampai ke tempat tersebut dan membuka pintu ruangan tersebut.
"nyonya, jangan dibuka nyonya. Kumohon" mencoba mengeraskan suaranya, agar dapat didengar sang nyonya namun sayang sang nyonya yang tampaknya sudah jauh di depan tak menyadarinya dan dia sudah membuka pintu tersebut.
"wow gelap sekali, kenapa engap begini. Cahayanya mana sih"
"aw" dia tersandung barang yang sepertinya botol. kemudian berjalan mencoba mencari aliran lampu dan "ck, gendheng. mana sih ini cahaya" tak menemukan apa apa disekitarnya, dia pun menemukan kain yang sepertinya digunakan untuk menutup jendela yang ada dan dia menariknya agar kain tersebut membuka jendela yang ada.
"nah, beginikan cerah"
prangg
mendengar suara dari pojok ruangan, diapun melihat kearah suara tersebut berasal, dan disana dia melihat seorang anak kecil yang kelihatan kumuh, bajunya kotor, ada bekas darah di awajahnya dan tangannya, tangannya kurus penuh lebam dan matanya menangis menampilkan ketakutan
"AAAAAAAAAAAA" sebelum sang anak kecil tersebut menjerit, Anaya sudah menjerit terlebih dahulu dan melihat wanita tersebut menjerit sang anakpun menjerit dan menangis.
Anaya yang ketakutan dan dadanya rasanya berdetak lebih kencangpun melihat sekeliling, ada kaca didepannya dan dia melihat gambaran wanita lain pada tubuhnya. Bukan, sungguh ini bukan dirinya, saat melihat kecermin, dia seperti melihat gambaran apa yang dilakukan oleh wanita ditubuhnya kepada anak kecil yang sekarang sedang menangis.
"bukan, bukan aku bukaan aaaghhhhhhh" mereka berduapun saling menangis.
#########
ada yang nyesek gak?
YOU ARE READING
My Best Mama
FantasyAnaya berusia 23 tahun, setelah menyelesaikan pendidikannya dia akhirnya mendapatkan pekerjaan sebagai personal assisten dari bos cewek super perfeksionis yang super bawel, ribet dan melelahkan "Gusti... kerja capek, gak kerja gak bisa makan.. ribet...