38. Berhijrah

128 2 0
                                    

Yasmina benar-benar menepati ucapannya. Hari-hari setelah percakapan mereka malam itu, dia sering datang ke kajian, belajar tahsin quran baik itu secara online maupun offline, tapi kebanyakan online karena dia juga sibuk bekerja, dan melakukan hal positif lainnya.

Dia sekarang bangun jam tiga, shalat tahajjud bersama sang suami. Mereka membaca quran bersama, lebih tepatnya Zayyan menyimak bacaan istrinya itu yang sekarang sudah mulai membaik. Lelaki itu benar-benar bangga terhadap sang istri yang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, bukan hanya untuk dirinya tapi untuk pencipta-Nya.

Terkadang ketika sedang libur bersama, mereka menghadiri kajian bersama. berkumpul dengan orang-orang shalih dan ternyata menyenangkan sekali. Yasmina mendapatkan ketenangan hati yang jarang ia temui. Dia menyesal kenapa dulu dia tidak pernah mau mendekatkan diri kepada Allah. ketika dia galau pasti dia berkeliling dengan motornya. Alasannya mencari ketenangan. Padahal, ketenangan sesungguhnya adalah ketika sudah menengadahkan tangan dan mengadukan segalanya pada Allah Azza Wa jala.

"Abang, ini sarapannya." Ujar Yasmina sembari meletakkan piring berisi nasi goreng dengan telur mata sapi diatasnya.

"kok Cuma satu? Kamu tidak sarapan?" tanya Zayyan penasaran.

"Aku mau latihan puasa senin kamis abang. Tidak papa kan?" tanyanya pada sang suami.

"Tidak papa sayang, tapi kalau kamu bilang hari ini mau puasa pasti abang temani puasa juga." Ujarnya membuat Yasmina tersipu malu.

"Besok lagi ya abang, sekarang abang makan saja sarapannya." Ujar perempuan itu yang langsung dituruti oleh sang suami. Dia sebenarnya ingin ikut berpuasa tapi sudah terlanjur dimasakkan oleh sang istri.

Tapi dia tentu saja bersyukur karena sudah banyak perubahan yang dialami oleh istrinya itu. semakin lama ikut kajian, semakin banyak perubahan baik bagi istrinya itu. dari mulai cara berpakaian dan juga sikapnya.

Tak hanya ilmu yang ia dapatkan, namun juga teman-teman sesama muslimah. Dari beberapa kajian yang dia ikuti, Yasmina sudah mendapatkan beberapa teman yang sekarang sudah dekat dan sering berbicara di chat. Mereka bahkan membuat grup tetapi bukan untuk gibah, melainkan membahas mengenai masalah-masalah yang mereka hadapi dan membantu memberikan pemecahan masalahnya.

Ternyata benar, lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap hijrahnya seseorang. Sekarang lingkungan Yasmina sangat mendukung, jadi dia semakin bersemangat untuk terus berhijrah di jalan Allah. Kini hatinya lebih tenang dan damai. ketika dia memasrahkan hidupnya kepada Allah, semua terasa lebih ringan.

"MashaAllah, istriku rajin sekali membaca buku." Ujar Zayyan membuat Yasmina reflek menutup bukunya.

Dia tak sadar kalau suaminya sudah pulang. bahkan dia tak mendengar suara suaminya ketika mengucapkan salam tadi. dia langsung meletakkan bukunya di meja dan mencium tangan suaminya.

"Abang maaf, tadi tidak dengar saking asyiknya membaca buku ini." ujar Yasmina jujur.

"Tidak apa. lanjutkan saja, abang mau mandi dulu." Ujar lelaki itu membuat istrinya merasa tak enak.

"Abang mau dibuatkan kopi atau teh?" tanya Yasmina dengan penuh antusias.

"Nanti saja, aku ingin menemanimu berbuka. Oh ya, di motor tadi aku belikan es coklat kesukaanmu. Abang lupa membawanya kedalam."

"Oke abang. Terimakasih." Yasmin begitu bersemangat lalu berlari keluar untuk mengambil es coklat favoritnya itu.

Zayyan tertawa kecil melihat istrinya yang terkadang masih bersikap menggemaskan. Tapi dia menyukai hal itu. bahkan dia lebih sering tertawa karena tingkah sang istri yang terkadang diluar prediksi BMKG.

Tepat sekali, setelah Zayyan selesai mandi, Adzan magrib pun berkumandang. Yasmina telah selesai menyiapkan makanan diatas meja makan. dia juga sudah siap untuk berbuka.

"Mmm..Abang kalau mau ke masjid tidak papa. nanti aku makannya tunggu abang saja." ujar Yasmina yang seakan mengerti rutinitas suaminya ketika adzan magrib tiba.

"Tidak papa, kita makan dulu. Lagipula makanan juga sudah terhidang." Ujar lelaki itu membuat Yasmina tersenyum simpul.

Seperti sabda Rasulullah dalam Hadist Riwayat Bukhari no. 5465 dan Hadist Riwayat Muslim No. 557 yang berbunyi, "Jika shalat hampir ditegakkan (iqamah sudah dikumandangkan), sedangkan makan malam telah dihidangkan, maka dahulukan makan malam."

Mereka pun akhirnya makan terlebih dahulu. Walaupun hanya makanan sederhana tapi terasa nikmat ketika makan bersama.

"Yah, udah iqamah bang. Maaf ya, gara-gara aku abang jadi gak shalat jamaah di masjid." ujar Yasmin usai mendengar Iqamah di masjid.

"Tidak papa Yasmina, nanti kita shalat jama'ah di rumah ya." ujarnya dengan tenang. perempuan itupun mengangguk pelan.

Usai makan mereka pun langsung membereskan meja makan dan bergegas mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat magrib berjamaah. Jarang-jarang sekali mereka bisa berjamaah karena memang Zayyan lebih sering shalat berjamaah di masjid komplek mereka.

Setelah shalat, mereka melanjutkan dengan tadarus Al-quran. Mereka membaca bergantian dan saling menyimak bacaan satu sama lain. memang begitu indah kisah cinta dua orang manusia yang dilandasi dengan rasa cinta mereka terhadap Allah subhanahu wata'ala.

Memang benar jodoh itu yang bisa melengkapi kekurangan satu sama lainnya, bukan yang saling mencari kesempurnaan antara yang satu dengan yang lainnya. jika menuntut sempurna mungkin tak akan ditemui di dunia ini, tapi yang ada hanyalah mereka yang mau menerima dan menutupi kekurangan itu dengan kelebihan yang mereka miliki.

***

Terimakasih sudah membaca ceritaku

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa

Thanks guys and have a great day :)

The Destiny Of Us ( END ✅️ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang