"Sini deh, ayang, biar aku. Kamu mah ga bisa terus,"
"Dih, sok jago. Ini coba cari katanya."
"Ini tuh jelas-jelas, kaca. Nih, aku aja langsung dapat."
"Hehe, tipis banget padahal, bego aku."
"Mana ada cewek aku bego. Cantik dan pintar gini,"
Jreeng
Sungguh hanya hatimu
Hati yang ku cari
Yang paling aku sayangiRasa cinta ini, takkan berakhir
Takkan terhapus waktu
Rasa cinta ini, hanya untukmu
Hanya dirimu satuuu
Cinta dalam hidupku ohhAnan dan Abigail lantas berbalik ke arah sampingnya, di sana ada Hilmy yang sedang meng-genjreng gitarnya menyanyikan Sheana sebuah lagu manis dengan gadis itu yang mengayunkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti mengikuti suara indah Hilmy bernyanyi dengan senyuman bangganya.
"Lo gak salting apa, Shea?!" Ujar Abigail pada Sheana. "Gue jadi pengen,"
"Kan kemarin udah aku nyanyiin, yang,"
"Beda, Nan! Apaan lagu dangdut gitu, gak ada romantis romantisnya."
"Gue salting anjir! Gue mau obok-obok satu dunia! Kenapa cowok gue pinter banget nyanyinya ututu bocah kecil, anak siapa sih? Bikin bangga aja," kata Sheana sembari menguyel pipi Hilmy dengan kedua tangannya.
"Santai dong, Shea, iya, dunia ini milik Lo berdua deh."
"Hilmy, siniin gitarnya deh, kayaknya cewek gue iri banget. Pengen gue nyanyiin juga," ujar Anan tiba-tiba.
"Nggak! Please gak usah!"
"Haha, Bigel udah tau itu siasat buruk Lo." Kata Sheana.
"Nggak, beneran pengen nyanyi gue. Sebait aja tapi,"
"Kasih aja dulu, deh," Hilmy akhirnya memberikan gitar itu ke tangan Anan.
Sedangkan Anan mulai berdehem menyiapkan suaranya. Sejujurnya, suara pemuda itu tak kalah bagusnya, cuma emang lebih jago nyanyi dangdut aja.
"Ekhhm,"
Percaya
Aku takkan ke mana-mana
Aku kan selalu ada
Temani hingga hari tuaPercaya
Aku takkan ke mana-mana
Setia akan ku jaga
Kita teman bahagiaaa"Anjing, anjing! Baru kali ini gue gak trust issue sama Anan,"
"Kan, gue bilang. Percaya aja. Apa sih yang nggak buat ayang."
"Anan!"
Anan berbalik kaget saat mendengar pekikan dari Nabiru yang menghampiri mereka secara tiba-tiba.
"Apa?"
Ekspresi Nabiru terlihat panik membuat Hilmy yang tersadar langsung ikut menghampiri Nabiru, di tangan saudaranya terdapat sebuah ponsel juga terlihat sangat gemetar.
"Kenapa Lo?" Tanyanya kemudian.
"Anan... Dari papa Lo," kata Nabiru lirih, kemudian mengulurkan ponselnya pada Anan.
Perasaan Anan langsung kalut, rasanya menjadi aneh, ini bukan pertanda baik. Lalu, dengan perasaan tetap tenang, Anan menerima hp itu.
"Halo..."
"Anan..."
"Papa nangis?"
"Maaf kacauin liburan kamu, nak... Tapi, bisa pulang sekarang tidak?"
"Kenapa, pa? Ada apa? Kalian gak papa kan?"
"Maafin papa, nak... Mama udah berpulang..."
Anan tak menjawab, hp itu tiba-tiba menjadi longgar di genggamannya sebelum kemudian jatuh ke lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Journey Of Us
FanfictionKisah melankolis para remaja sekolah menengah yang merasakan pahit, asam, manis-nya kehidupan dengan hati yang bergejolak bermekaran saat musim bersemi. Written by @lavidamys