Ini terusannya House Party ya.
Baca House Party dulu biar ngerti!! Okey 🫶🏻Request by: @lilpusscravingcocks
"Chat dari siapa?" tanya Nabila kala Agil tengah membuka bathrobenya saat ini. Agil yang enggan menutupi kecurigaan kekasihnya pun berbicara, memberitahu jika Siska lah yang kini tengah mengirimkan pesan kepadanya.
Sejujurnya Nabila sedikit takut. Merasa was-was begitu Siska mengirimkan pesan kepada Agil saat ini. Padahal, yang Nabila tahu jika Siska tak cukup dekat dengan Agil.
Ya, memang Siska mempunyai nomer telepon Agil, namun itu karena Nabila tak dapat dihubungi oleh Agil. Otomatis Agil pun meminta nomer telepon Siska untuk menanyakan kabar Nabila.
Apa yang membuat Nabila takut? Tentunya Fahri.
Kalau ada yang berfikir jika hubungan Fahri dan Nabila berakhir, kalian salah besar. Nyatanya, Fahri dan Nabila masih menjalani hubungan itu secara diam-diam tanpa diketahui oleh orang-orang di kantornya. Bahkan, Nabila pun juga merahasiakan hal ini dari Siska, agar sang puan tak tahu menahu jika dirinya tengah berkhianat di belakang Agil.
Ibarat mengubur sebuah bangkai, namun kebusukan Nabila belum terbongkar meski hubungannya masih terus baik-baik saja dengan Agil. Bahkan, terkadang Nabila merasa tak enak hati telah mengkhianati Agil dengan perasaan sesaatnya kepada Fahri.
Entah kapan hubungannya berakhir, yang jelas Nabila akan memberitahu Agil nantinya.
Kini Nabila tengah asik berenang, menikmati waktu senggangnya dan memanfaatkan fasilitas pada apartementnya saat ini. Nabila tengah mengapung dengan tangan yang asik mendayung untuk menggerakan tubuh sexynya, membuat Agil menggeleng, merasakan bagian selatannya mendadak keras kala melihat bokong sintal milik Nabila.
Agil memang lelaki yang mudah diperdaya. Hanya karena bokong, ia bisa menggerakan kelima jarinya pada bagian kejantanannya secara sendiri. Bahkan, Nabila yang usil pun sering kali mengirim foto bugilnya dengan pose yang tengah menungging di depan kamera ponselnya.
Ya, jelas kali Agil akan senam jari sendirian selama jauh dari Nabila.
"Kamu makin jago renang deh, dek." puji Agil dengan mata yang tak lepas dari tubuh kekasihnya.
"Kamu yang ngajarin aku terakhir kali mas. Jelas aja kalau aku makin jago." dengan sombongnya justru Nabila membanggakan dirinya sendiri saat ini.
"Tapi kayaknya masih kaku enggak si? Mau aku ajarin?"
Nabila pun menghampiri Agil, mengecup singkat bibir kekasihnya dan menyesap sebuah wine yang ada di depannya.
Nabila selalu tahu jika kekasihnya tak sabaran. Tapi ia akan mengulur waktu agar Agil dapat ereksi dengan benar-benar sempurna.
Tangan Agil berada di pundak Nabila, seolah tengah merangkul kekasihnya yang masih asik menikmati sebuah wine di tangannya.
"Keren kan apartku? Bisa dinner or private breakfast kayak gini." kata Nabila. Kini dirinya pun menikmati sebuah french fries dan sesekali menikmati kembali wine yang ada di depannya.
"Floating breakfast begini sampai jam berapa? Biasanya di bali tuh masih bisa sampai sore kan, ya? Lupa deh aku." Agil pun juga menikmati makanan di depannya, sesekali matanya menatap bola mata indah milik kekasihnya.
"Kayaknya sampai jam lima mas. Tapi kalau di jakarta tuh jarang-jarang kolam renangnya bisa di pakai private begini." Nabila terus membandingkan antara kota kelahirannya dengan kota kelahiran kekasihnya. "Ini pun aku tanya dulu ke penjaganya untuk private apakah bisa? Terus akhirnya aku nambah tax."
Agil faham dengan ucapan Nabila. Seolah perempuan itu meminta Agil untuk menghargai usaha yang telah ia berikan pada sore ini.
Tak pernah sekali pun Agil ragu untuk mengeluarkan uang yang cukup besar dari kantongnya. Selagi Nabila senang, Agil juga ikut tertular melihat senyum manis kekasihnya, kala Agil tengah memberikan kartu debitnya kepada sang puan.
Agil tahu perjuangan apa yang diraih oleh Nabila selama ini. Terus membuktikan, bahwa dirinya maju dan bisa untuk berkembang sampai di titik saat ini.
Tanpa dukungan finansial yang cukup dari keluarganya, Nabila pun membuktikan jika dirinya lah yang akan merubah masa depan anak-anaknya kelak.
"Kamu suka sedih enggak si kalau di tinggal-tinggal aku kerja di luar kota? Mana kadang pulangnya lama." tiba-tiba saja Agil penasaran akan jawaban kekasihnya, begitu ia melontarkan pertanyaan seperti ini.
"Iya mas. Karena begitu sedih, aku sampai ngeduain kamu agar enggak merasa kesepian." ucap Nabila di dalam hatinya. Sedangkan kini gestur tubuhnya hanya menggeleng, berbohong kepada Agil jika dirinya nampak baik-baik saja selama ini.
"Aku juga kangen sama kamu loh, dek. Cuma kan enggak mungkin juga aku tinggalin kerjaan ini sekarang, dek. Ini pun aku sambil cari-cari lagi kok."
Agil dan usahanya membuat Nabila menjadi semakin bersalah dibuatnya.
Padahal kalau pun Agil mau, Agil bisa mendapatkan perempuan yang lebih dari Nabila disana. Namun nyatanya, Agil tak pernah berpikir untuk mencari hiburan lain dengan mencari seorang perempuan di kala dirinya merasa kesepian.
Nabila berjinjit sedikit, mengecup bibir Agil karena rasa bersalah yang dibuat oleh dirinya sendiri. Kini ia membuka mulutnya lebar, merasakan lumatan rakus Agil kepada bibirnya saat ini. Lantas Nabila memejamkan matanya, menikmati lidahnya yang membesit di dalam mulut Agil.
Tangan Agil pun mulai bergerak, menuju bokong sintal milik Nabila untuk dapat ia remas dengan tangan-tangan nakalnya kini. Tentunya Nabila mendesah kecil merasakan remasan pada bokongnya, namun suaranya tertahan karena Agil masih terus melumat bibir Nabila secara dalam.
Kelanjutannya kalian bisa klik link yang ada di bio aku, cari tulisan XDJ>> Klik deh sesuai judul ini, yaitu Because I Jealously.
Jangan lupa feedbacknya ya teman-teman 🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT 21+
Fanfica part of mature content 🔞 harap yang masih di bawah 21 tahun untuk tidak mampir. full content on trakteer