8).

11.3K 739 9
                                    

Setelah Taeil sadar, polisi datang untuk memintak kesaksian nya, Taeil bicara apa adanya tidak melebihkan atau mengurangi fakta dari kecelakaan yang menimpa dirinya, awalnya Taeil ingin orang yang di tahan untuk di lepaskan tapi member nya melarang, bagaimana pun dia tetap bersalah karena lalai dalam berkendara apalagi dengan keadaan mabuk dan membuat pengendara lain celaka.

Taeil hanya bisa pasrah, meminta mereka memaafkan dan melepaskan pelaku tidak akan berujung baik maka dia membiarkan proses hukum berjalan dengan semestinya, mungkin untuk Taeil merasa kasian pada si pelaku tapi bagi member, Taeil lah yang terlalu baik. Bahkan dia sempat di operasi tapi apa jawaban nya, "tidak apa, mungkin sudah jalan nya aku melakukan bedah." Tak habis pikir memang, tapi ya begitulah Hyung tertua mereka.

Haechan, ah- anak itu masih sibuk dengan dream, belum sempat menjenguk Hyung nya lagi setelah hari itu, Taeil memaklumi karena memang Haechan super padat jadwal nya, dia malah merasa kasian karena waktu istirahat Haechan banyak berkurang akibat schedule nya.

"Hyung, Haechan mau menelfon video!! Katanya rindu Hyung." Taeil mengangguk, dia juga merindukan mangne nya itu, Jungwoo mendekat lalu menekan ikon panggil pada ponsel nya.

Sesaat kemudian, layar ponsel pemuda Kim itu terpampang wajah manis mangne ilichil. Terdengar suara grusak-grusuk setelah itu cengiran khas anak nakal itu menyapa Taeil. "Heheh, Hyung!! Bagaimana keadaan mu??"

Taeil tertawa. "Hyung sudah lebih baik, apalagi setelah melihat senyum Haechan.," Haechan tersipu mendengar nya. "Maaf, belum bisa datang." Taeil menggeleng, dia tidak mau Haechan merasa bersalah karena tidak ada di rumah sakit saat dirinya bangun. "Gwenchana, yang penting kau jaga kesehatan saja." Tiba-tiba Jeno duduk di samping Haechan sembari merangkul anak itu. "Eoh!! Kau bicara pada Taeil Hyung." Haechan mengangguk, Jeno menyapa Taeil dan Jungwoo yang terlihat di layar ponsel sahabat nya.

Yuta hanya melirik sekilas, dia berdiam di sofa bersama Jaehyun.

"Haechan-ie sudah makan??" Tanya Jungwoo, Haechan terkikik. "Jangan khawatir Hyung, disini ada yang lebih galak dari Taeyong Hyung." Taeil dan Jungwoo tertawa, Haechan boleh saja berusia remaja tapi tingkah nya ada saja yang selalu membuat hyungdeul nya terhibur dan gemas di buat nya. "Hari ini jadwal mu penuh lagi." Haechan mengangguk lesu, Jungwoo tersenyum tipis,. "Tidak apa!! Semangat terus ya!! Hyungdeul selalu mendukung mu aegi." Bibir Haechan mencebik, di sebelah nya Jeno terbahak sampai mata nya menghilang, Haechan menyikut perut nya.

"Ululululu,,, aegi ah-." Jeno menggoda Haechan, dan itu di dengar oleh empat lelaki di seberang, apalagi terdengar gaduh setelah nya. Haechan memukuli Jeno menggunakan bantal. "Enyah kau, siapa sih yang mengundang mu kesini, aku mau bicara dengan Taeil Hyung, kau ikut campur saja." Jeno menangkap tangan Haechan. "Yakk! Kau tidak lupa ini kamar ku kan." Terdengar cekikikan di dalam kamar itu, Jungwoo dan Taeil menggeleng melihat tingkah mangne mereka.

"Haechan-ah, kalau kau dengar Hyung!! Ayo nanti Hyung traktir minum." Suara Yuta menghentikan aksi Jeno dan Haechan yang masih saling menggebuk. "Benar kah!! Hyung tidak bohong kan." Taeil, Jungwoo dan Jaehyun melotot kearah Yuta, sedangkan Yuta meneguk ludahnya susah payah. "Mati aku". Batin Yuta menatap Jaehyun dengan senyum paksa nya.

"Tidak boleh," seru ketiga Hyung nya yang lain secara bersamaan, Haechan mengerucutkan bibirnya, Jeno dengan sengaja menekan bibir monyong anak itu yang berbuah pekikan tidak terima dari nya, dan apa yang terjadi setelah nya membuat mata Jungwoo dan Taeil membulat sempurna, Jeno mencium pipi Haechan. Reaksi Haechan tidak kalah kaget nya dari hyungdeul. "Yakk!." Haechan meninggalkan ponsel nya yang masih menyala dan mengejar Jeno yang berlari keluar kamar ntah kemana, tapi Jungwoo langsung menoleh ke samping dimana Taeil masih terlihat syok.

"Astaga," keluh Taeil, Jungwoo mengusap tengkuknya merinding, aura Taeil tiba-tiba menjadi menyeramkan. Jaehyun yang melihat Hyung nya berdecak dan Jungwoo yang sempat terdiam menjadi penasaran. "Kenapa kalian diam, Haechan sudah mematikan telfon nya." Jungwoo menggeleng. "Apa anak dream selalu bersikap seperti itu.??" Jaehyun menyerengit bingung. "Maksud Hyung?".

"Haaahh,,, sudah lah lupakan." Jaehyun tidak bertanya lagi, dia kembali fokus pada ponsel nya sendiri. Yuta melirik Jaehyun lalu menyenggol lengan nya. "Kenapa dengan Hyung mu??". Jaehyun mengedikan bahu nya.

Sedangkan di dorm dream.

_____

"Yak, yak, yak, oke, oke, aku minta maaf. Aku hanya ingin mengerjai hyungdeul, ternyata benar yang dikatakan Mark Hyung." Haechan melotot horor kearah nya dengan tangan di pinggang.

"Kenapa ribut sekali sihh." Haechan menoleh ada Jaemin disana, tiba-tiba Haechan memeluk Jaemin dan menuding Jeno. "Na,,, dia mencium ku." Jaemin yang awalnya mengusap kepala Haechan langsung terhenti lalu menatap Jeno penuh permusuhan, enak saja main cium bayi beruang nya. "Lee Jeno". Desis Jaemin berbahaya, setelah nya kejar kejaran antara Haechan dan Jeno di gantikan dengan Jaemin yang mengejar nya menggunakan kemoceng yang ntah di dapat dari mana.

"Mark Hyung,,,,," Jeno berteriak sembari terus berlari menghindari Jaemin yang berapi api ingin menghajar nya. "Astaga, apalagi kalian ini." Jeno bersembunyi di balik tubuh Mark yang keluar dari kamar karena kegaduhan 00L. "Rasakan," Haechan meletakkan lidahnya untuk meledek Jeno, Jeno yang saat ini juga tengah menatap nya pun langsung mengadu pada Mark. "Lihat hyung, Haechan meledek ku."

"Kemari kau Samoyed," Jeno menggeleng ribut, Jaemin berbahaya apalagi dia sudah membawa senjata, tubuh mereka 11 12 jadi Jeno yakin kalau pun mau melawan Jaemin akan kalah, dan lagi Jaemin memihak Haechan saat ini, dia suka sekali saat Haechan menempeli nya akhir akhir ini.


















Biarkan keributan yang terjadi, aku mau jadi Putri tidur dulu, bye,,,,, 👋

Ayi (Baby) Haechan Maknae 👶✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang