03

208 8 0
                                    

"Kenapa lo, kusut amat tu muka kaya pantat gibran"tanya oca pada nara yang baru datang membawa nampan berisi makanan,saat ini nara, oca dan juga gibran sedang makan dikantin kantor.

Gibran yang tengah makan langsung mendelik tidak terima "sembarangan lo, pantat gue mulus tau kaya kulit nya li min hu, glowing semriwing seplendit, tanpa pori pori lagi"

Nara menarik satu kursi kebelakang lalu mendudukinya, enggan merespon dua human didepan nya, ribut ribut dah lo berdua.

"Ngapain lo nge riview pantat burik lo ke gue" sarkas oca.

"Ya gue enggak terima lah pantat gue lo katain, gue sebagai laki laki merasa tersinggung karna lo nge hina dua bongkahan aset belakang gue"

"Dih, alay lo kaya si jamilah"

Jamilah itu waria yang sering lewat depan rumah gibran, namanya jamiluddin, kalo malam ganti jadi jamilah.

"Jangan sebut sebut jamilah depan gue" gibran merinding seketika.

"Trauma lo" oca menyemburkan tawa nya.

Gibran berdecak malas, sialan memang si ici oca!

Cowok itu mengalihkan tatapannya pada nara.

"Ra heh, kenapa lo?" Gibran mengetuk meja dua kali menyadarkan nara yang sedang melamun.

"Heh kim hati hati lo, dua hari yang lalu babi tetangga gue mati gara gara ngelamun" ucap oca.

"Gue cuma lagi mikir..." nara menjawab dengan mimik wajah serius, dan seketika oca dan gibran jadi ikut penasaran juga.

Nara melihat situasi sekitar, lalu berbisik"Sini deketan lo berdua" nara menyuruh dua sahabatnya mendekat kearah nya.

Oca dan gibran sontak langsung mendekat, mereka penasaran dengan apa yang akan nara katakan.

"Jadi... agar pertemanan tidak bubar, pinjam dulu satu miliar".

"Anjing lo ra" ucap oca dan gibran kompak.

"Hahaha" nara menyemburkan tawanya.

"Sialan lo, gue udah penasaran juga" kesal oca, tidak akahlak sekali memang si nara ini.

"Sumpah, hahaha kocak amat muka lo bedua" nara masih dengan sisa tawanya, oca dan gibran kini mendatarkan ekspresi mereka, sontak nara langsung menghentikan tawa nya berdehem canggung, takut di amuk oca sama gibran.

"Ekhem oke oke serius, gue mau nanya.. kalau misalnya.. cowok nyimpen kondom itu buat apa?"

"Lo serius nanya gitu" tanya oca, ini nara otaknya korslet atau bagaimana.

"ii..iyaa seriuss, jawab aja"

"Ya buat ninaninu lah, buat apaan lagi emang" oca menjawab sambil mencomot kulit ayam milik nara, mumpung otaknya nara lagi korslet, jadi otomatis cewek itu tidak akan sadar jika kulit ayam miliknya diambil.

"Seriuss gunanya cuma buat gituan doang?"

Oca mengendikkan bahunya" buat apaan lagi emang kalo bukan buat itu, kan gunanya emang buat gituan, yakali dipake buat ngisi air terus dipencet pencet kaya squinsy".

Iya juga ya, kan gunanya benda dengan bentuk seperti permen itu gunanya emang buat gituan.

Seketika ekspresi nara berubah jadi orang yang kehilangan minat hidup, surraaamm!

Nara lalu menoleh ke arah gibran, bertanya pendapat cowok itu.

Yang ditatap sendang asyik mengunyah makanan dengan mulut mengembung, kemudian menjawab " jangan nanya gue, gue bego".

Nara menghelas nafas lelah, haisss gara gara benda itu nara jadi pusing, sudah lah, lagi pula itukan bukan urusannya, mau ngapain kek terserah.

Nara memutuskan tidak memikirkan tentang benda laknat yang mengusik pikirannya itu, bodo amatlah, mending makan biar kenyang.

Saat ingin mengambil chiken miliknya, "oca kulitt ayam gueee"

Oca langsung ngibrit kabur, takut disleding nara.

Nara berjalan ke arah ruangan arjuna, cowok itu meminta nara keruangan nya entah untuk apa.

Saat ingin masuk, nara berpapasan dengan wanita cantik yang baru keluar dari ruangan arjuna,tidak heran lagi sih, nara jelas tau, itu pasti pacarnya arjuna, tapi nara baru lihat cewek itu, apa pacar barunya juna ya?

Nara mengangguk tersenyum tipis, ramah dikit aja gak usah banyak banyak nanti mubazir, lagian gak akan dibalas juga senyumnya nara.

"Lo sekretaris nya juna ya" tanya perempuan itu angkuh.

Harusnya gue nyelonong aja tadi, nyesel gue nyapa ni mbak mbak.

"Iyaa mbak, kenapa ya mbak" nara meneliti penampilan perempuan itu, glamor, modis, bohay, rata-rata memang standar nya arjuna memang yang bentukannya begini sih, jadi enggak heran nara tuh.

"Gak ada sih, gue kira lo...." cewek itu meneliti penampilan nara dari atas ke bawah " B aja ternyata, bisa bisanya gue diputusin demi cewe kaya lo" menatap nara sinis, kemudian berlalu pergi.

Nara langsung cengo, maksudnya? Mau bertanya lebih lanjut namun urung, karna cewek itu keburu pergi.

Akhirnya nara masuk keruangan arjuna, terlihat arjuna sedang sibuk dengan berkas-berkasnya.

"Pak" panggil nara.

Juna menoleh "nih kamu anterin berkas ini ke pak anton, langsung ke kantor nya aja ya, bilang aja nanti saya sibuk jadi enggak bisa nganter" jelasnya lalu kembali fokus pada kerjaannya.

"Baik pak, tapi..."

"Ya, ada yang mau kamu tanyakan lagi"

"To the poin aja ya pak, maksud perempuan yang keluar tadi dari ruangan bapak itu apa? Dia bilang bapak pustusin dia karna saya"

"Ohh hilda, iyaa saya putusin dia tadi" jawab arjuna santai " saya pake nama kamu buat putusin dia"

"Maksudnya? Bapak gunain nama saya buat putus dari pacar pacar bapak" nara syok, pantesan saja setiap perempuan yang keluar dari ruangan arjuna pasti akan melihatnya sinis.

"Iyaa, saya enggak punya alasan lain, mereka enggak mau putus kalo saya gak bilang alasannya kamu, udah saya selingkuhin padahal, tetap aja gak mau putus".

"Ya enggak pake nama saya juga dong pak" ini arjuna pasti pas sekolah nilai moral nya D, soalnya akhlaknya itu bener bener minus, bisa bisanya nara naksir makhluk modelan begini.

"Ya udah sih, saya minjem nama kamu doang".

Buset, enteng bener itu mulut kalo ngomong pak.

"Ya masalahnya saya jadi mirip pelakor pak, imej saya jadi buruk".

Demi pantatnya sepongebob dan hidung kecilnya squidward, tangan nara sudah gatal ingin menabok mulutnya arjuna.

"Lebay kamu, saya aja biasa aja tuh pas dibilang playboy tukang selingkuh, kalau kamu lupa imej saya jauh lebih buruk dari pada kamu".

Lihatkan! Golok mana golok.

"Tapi pak..."

"Kamu mending langsung anterin itu gih, takutnya pak anton nanti ada urusan diluar, jadi agak susah untuk ketemu sama beliau" suruh juna santai sambil melihat jam tangan merek jacob and co yang melingkar manis ditangannya.

Bodo amat, mati aja lo!

Nara beranjak keluar, namun tiba tiba cewek itu menoleh kembali ke arah sang boss.

"Pak hati-hati" perkataan nara mengundang kernyitan kecil pada dahi arjuna.

"biasanya orang yang pacarnya banyak itu mati nya cepet".



Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BECOMING A CRAZY BOSS'S ASSISTANTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang