Bab 2 : Bunga Mawar

14 6 0
                                    

"Namamu seperti bunga paling menawan"

Ditengah hujan yang tiba-tiba turun. Terlihat dua orang pria sedang berteduh disebuah toko baju yang kebetulan tutup. Mereka menggosok-gosokan tangan untuk menghilangkan rasa dingin.

"Bukankah aneh jika hujan tiba-tiba turun?". Ujar Nick. Bibirnya tambah merah. Hembusan nafasnya tak teratur. Dia benci dingin. Erros membuka mantelnya lalu memasangkannya pada Nick. Ia takut sahabatnya itu mati kedinginan.

"Bukankah ini memasuki bulan juni? Mungkin sudah saatnya hujan turun, Nick. Aku udah bilang, pakai mobil saja. Kamu ngeyel menolak. Sekarang aku ikutan kehujanan".

"Berhenti mengoceh. Huhft-- harusnya kamu paksa aku pakai mobil. Mungkin gak akan seperti ini". Balasnya. Erros hanya terkekeh saja sembari menggelengkan kepalanya halus. Pria disampingnya ini lucu sekali. Jelas-jelas ia menolak menaiki mobilnya dan keukeuh ingin naik sepeda.

"Kau pintar sekali ya". Erros mencubit pipi Nick gemas. "Apakah harusnya tadi aku seret kamu ke mobil? Menguncinya lalu menjualnya?". Nick mendelik mendengar perkataan Erros.

"Bahkan aku yang memboncengmu". Lanjut Erros.

2 jam yang lalu, Nick berniat mengantarkan bunga ke sebuah perusahaan besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 jam yang lalu, Nick berniat mengantarkan bunga ke sebuah perusahaan besar. Karena ada sebuah perayaan anniversary pernikahan pemilik perusahaan tersebut. Erros berniat mengantarkan Nick menggunakan mobilnya. Namun ia menolak karena itu mengurangi sensasinya sebagai penjual bunga. Imagenya harus memakai sepeda itulah kata Nick. Erros sudah mengingatkan bahwa mungkin akan turun hujan, tapi dia mengeyel bahkan tidak memakai mantel double. Maka dari itu akhirnya Erros yang membonceng Nick menggunakan sepeda. Namun sepulang dari perusahaan itu, benar saja hujan turun. Dan mereka cepat-cepat berteduh.

"Kau benar-benar takut hujan?". Ujar Erros dengan sedikit tertawa kecil. Sebenarnya Nick bukan takut hujan. Hanya saja ia kesal karena hari ini dia meliburkan diri untuk menikmati waktunya. Seperti bersepeda ditaman, memakan ice cream, melihat burung, melihat tetangga bermain kartu. Tapi ini?? Malah hujan. Daftar kegiatannya untuk seharian ini tiba-tiba hancur.

"Kau tau? Setelah dari sini aku berencana bermain kartu bersama Mr. Pati. Kalau hujan begini dia pasti akan tertidur seharian. Huhh---". Keluhnya pada Erros

Bibir Nick manyun. Selain karena kedinginan ia juga kesal. Namun hal itu membuat Erros tambah gemas. Ingin sekali ia mengarungi saha
batnya itu. Lalu bibir itu? Bukankah sangat.

Menggairahkan? Lembut?

Erros mengenyahkan pikirannya yang tiba-tiba gila. Sekali lagi ia menatap bibir sahabatnya itu.

Benar-benar lembut? Manis?

"Ros, kamu kenapa?". Tanya Nick menyadarkan Erros yang dari tadi tak fokus mendengar ceritanya padahal ia sudah mengoceh banyak hal.

"Kamu lagi liat apa sih?".

"Bibir kamu--- Ehh maksudnya ia itu bibir kamu agak merah. Apa butuh kecup-- Eu maksudku butuh kehangatan?". Tanya Erros ambigu.

"Kehangatan?". Nick balik bertanya bingung. Erros hanya mengangguk. "Aku udah cukup hangat". Lanjutnya.

Erros menggosokkam tangannya lalu menempelkannya pada pipi Nick. "Apa cukup hangat?". Nick hanya diam melongo.

 Nick hanya diam melongo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namanya Erros Galabiel. Dia adalah sahabatnya sejak kecil. Dulu rumah mereka bertetangga. Sebelum akhirnya keluarga Erros harus pindah karena ayahnya dipindah tugaskan keluar kota. Namun mereka bertemu lagi di Sekolah menengah. Sampai sekarang mereka berteman sangat baik. Erros dan Nick seumuran. Hanya berbeda 2 bulan saja.

Erros mengambil jurusan musik diperkuliahan. Setelah lulus ia ditawarkan menjalankan perusahaan milik ayahnya namun menolak. Sekarang ia bekerja sebagai model dan artis drama terkenal. Selain karena rupanya yang tampan, tinggi dan menawan. pekerjaan ini memang incaran Erros dari dulu. Ia ingin sekali menjadi aktor. Ayahnya sempat menolak dan tidak setuju karena baginya itu adalah pekerjaan yang tidak menjanjikan namun setelah melihat popularitas anaknya dan melihat apa saja yang Erros dapatkan, ayahnya hanya bisa mendukungnya. Sudah terlanjut terkenal pikir konyolnya.

Ia menganggap Nick sebagai sodaranya. Ia tau kalau Nick kini hanya tinggal sendiri. Semenjak orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Ia bertekad menjaga sahabatnya itu. Terlihat rapuh, tulus. Ia sangat suka aroma yang keluar dari tubuh Nick. Keluar alami. Wangi lavender sangat-sangat ingin terus mencium aromanya. Bukankah itu normal?

Bagi Nick, Erros itu seperti bunga mawar. dia lebih dari kata indah dan menawan. Terkesan mewah dan layak untuk dicintai semua orang. Walaupun banyak duri ditangkainya, ia tetap dicintai. Bahkan banyak dicari. Itulah Erros sekarang. Sebagai model dan aktor terkenal.

Apa dia punya kekasih?

"Siapa?". Tanya Nick setelah terdengar dering panggilan yang berbunyi di Hp Erros. Sahabatnya itu merogoh benda perseginya. Terlihat nama Sania. Oh bukan-- itu bukan nama merek minyak goreng. Itu benar nama orang.

"Sania". Dia meriject panggilan itu.

"Kenapa tidak menjawabnya?". Tanya lagi pada Erros.

"Aku heran kenapa hari ini kau tambah cerewet". Ujar Erros sambil mengacak halus rambut Nick. Pemiliknya menjauhkan diri.

"Berhentilah bersikap kau seolah pacarku. Aku sedikit geli". Ucapan itu hanya dibalas gelak tawa Erros. Ia senang sekali menggoda sahabatnya itu.

Dilain tempat Sania sedang kesal karena panggilannya ditolak Erros. "Bagaimana dia bisa meriject panggilanku?? Aku susah payah menyusun jadwalnya dia malah enak-enakan pergi". Gerutunya. Disampingnya ada dua asisten yang mencoba menenangkannya.

Sania adalah manager artis. Dia mengurus banyak artis terkenal salahsatunya Erros. Baginya mengurus lelaki itu membuatnya lebih gampang darah tinggi.

"Akan ku coba sekali lagi". Katanya. Dadanya naik turun. Dia mendial nomor artisnya itu. Lagi. Diriject!

"Aaaaaarghhhhhhhh". Teriaknya membuat para asistennya itu kaget. Lalu pergi keruangannya dan menutup pintu.

"Apa kau tau? Wajahnya makin keriput jika dia marah-marah". Ujar salahsatu assitennya itu. Mereka tertawa berdua.

Tbc......

___________

Jangan lupa kasih bintang dan koment ya... terima kasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SunFlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang