16 | Life I Want

950 110 17
                                    

"Bible!! Iihhh, kok kucingnya mengejarku sih!!" Build berdiri dari duduknya, berpindah duduk ke pinggiran jembatan yang lain. "Bible!!"

Aku yang duduk tidak jauh darinya hanya diam memperhatikan. Ketika dia berteriak meminta bantuanku dan aku menghampirinya, dia malah mengatakan aku tidak boleh mendekat, jadi, kali ini aku duduk diam menatap kegiatannya.

 Ketika dia berteriak meminta bantuanku dan aku menghampirinya, dia malah mengatakan aku tidak boleh mendekat, jadi, kali ini aku duduk diam menatap kegiatannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan!! Tidak boleh ya, kalian harus berbagi." Ucap Build kepada beberapa ekor kucing yang mengerubungi.

Build sempat membeli pakan kucing saat berbelok menuju dermaga. Tempat ini memang dipenuhi dengan puluhan kucing liar yang jinak, para penduduk sekitar menyediakan jasa penjualan pakan untuk pendatang yang ingin bermain dengan kucing. Di pulau seberang ada sebuah tempat wisata lebih indah, jadi, banyak wisatawan yang datang dan singgah sejenak di dermaga ini. Aku ingin membawa Build ke sana, tetapi sepertinya waktu tidak mengizinkan.

"Iihhh sebentar!!" Kaki yang menjuntai, berayun kuat. "Bible!! Bible!! Kucingnya berubah brutal seperti zombie!"

Dia memang berteriak meminta tolong, tapi tawanya seperti begitu senang dengan situasi yang sedang dia alami. Aku sama sekali tidak bisa mengalihkan pandanganku. Build sangat indah. Tawanya, suaranya, bahkan hanya setitik lesung saja sebuah keindahan yang tidak bisa aku tepis. Rasanya aku ingin bertanya pada Tuhan, bagaimana Dia membuat seseorang begitu, sempurna. Namun, apakah Tuhan mau bertemu denganku?

Aku berdiri, melangkah pelan ke arahnya, berlutut dengan satu kaki dan kukecup kecil lesung bagian kanannya.

"Eh?" Matanya melotot ke arahku. "Ada apa, Bible?"

"Tidak ada," Aku turut duduk berlesehan, melipat kedua kakiku di depan dan menopang dagu pada telapak tangan, dengan siku yang mendarat di paha kananku—menatap Build yang lebih indah dari pemandangan sekitar.

Hilang Naluri [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang