11. Kimchi jjigae

7.3K 624 4
                                    

Haechan dan Jaemin sibuk memasak dan Mark serta Jeno sudah tertidur di kursi meja makan dengan menumpukan wajahnya di meja. Dua kakak beradik itu sangat mengantuk namun masih tetap ingin menemani istri mereka walaupun ujung-ujungnya tertidur.

"Kenapa tiba-tiba ingin kimchi jjigae sih?" Heran Haechan

Jaemin menggeleng "tidak tau"

"Kau habis melihat apa? Habis menonton acara mukbang?"

"Tidak~ Nana tidak menonton apapun"

"Lalu?"

"Tidak tau Echan, ish~"

Haechan terkekeh, beruntung renjun memang mempunyai stok kimchi dan bumbu-bumbu khas Korea lainnya. Jadi Haechan tak perlu repot-repot untuk ke minimarket membeli bahan-bahannya.

Besok ia berniat untuk memberi tahu Renjun jika bahan-bahan masakannya mereka gunakan untuk membuat kimchi jjigae pesanan Jaemin.

Tak terasa hidangan Korea tersebut sudah matang dan siap di santap. Jaemin memandang penuh minat masakan sahabatnya itu, kuah merah dengan kepulan asap itu sangat menggoda bagi Jaemin apalagi dengan kimchi dan juga daging. Ugh rasanya Jaemin ingin segera memakannya

"Babe? Sudah?" Tanya Mark dengan suara seraknya.

Jeno dan Mark terbangun karena wangi masakan Haechan membuat mata mereka terbuka mau tak mau

"Sudah Hyung"

Jaemin langsung duduk dan mengambilnya mangkuk untuk menyantap kimchi jjigae nya. Sedangkan Jeno hanya memantau, ia tak mau memakannya karena pasti ujung-ujungnya akan mengeluarkan isi perutnya lagi jika ia memaksakan.

"Eum enak sekali~"

Haechan tersenyum bangga saat masakannya di puji oleh Jaemin. Ia juga ikut makan bersama Jaemin berdua menghabiskan hasil masakannya Haechan.

Hoek

Buru-buru Jeno berlari ke wastafel untuk memuntahkan isi perutnya Kembali, 3 orang di sana tentu langsung panik dan menghampiri Jeno

"Jen? Kau muntah lagi?" Tanya Mark

"Iya Hyung" balas Jeno dengan lemas

Sungguh ia sangat lelah selalu muntah, dokter bilang ia hanya kelelahan dan tidak ada penyakit serius namun kenapa muntah-muntah nya tidak mau berhenti!

"Hiks"

Haechan menoleh cepat dan mendapati Jaemin sudah menangis di sebelahnya.

"Kau kenapa?" Heran Haechan

"Hiks Jeno Hyung hiks sakit~ Echan ayo p-pulang saja hiks"

Haechan dan Mark meringis mendengar perkataan Jaemin, memang sih Jeno kondisinya sangat buruk dan mereka juga tak mungkin lama-lama merepotkan renjun apalagi mereka kan awalnya ingin berlibur satu Minggu namun Jeno malah terserang penyakit seperti ini.

"Loh? Kalian kenapa di dapur?"

4 orang yang berada di depan wastafel dapur itu menoleh serempak.

"Renjun?"

Renjun mengerutkan keningnya bingung saat teman-temannya berada di dapur tengah malam seperti ini. Apalagi ia tadi melihat ada kimchi jjigae di meja makan serta peralatan dapur yang sedikit berantakan

"Ada apa? Kalian tidak bisa tidur?"

"Injun~ Jeno hyung muntah lagi" adu Jaemin

"Hm? Bukannya sudah minum obat? Kenapa muntah lagi?" Heran renjun

"Tidak tau renjun" jawab Haechan

"Ingin ke rumah sakit saja? Aku akan membangunkan guanlin sebentar"

Baru saja renjun ingin kembali ke kamar namun di cegah oleh Mark.

"Jangan, biar kita saja yang ke rumah sakit. Kau di rumah saja dengan guanlin dan anak-anak. Besok pagi baru kalian ke rumah sakit. Aku tidak yakin Jeno bisa pulang malam ini jadi pasti Jeno akan di rawat sementara" jelas Mark

"Iya injun, kau di rumah saja menjaga anak-anak lalu besok pagi baru ke rumah sakit" tambah Haechan

Mau tak mau renjun mengangguk dan membiarkan mereka membawa tubuh lemas Jeno untuk ke rumah sakit. Jeno seperti tak memiliki tenaga sama sekali, ia hanya diam di bawa Mark ke mobil untuk menuju rumah sakit.

--

Benar saja, Jeno di rawat untuk sementara karena memang mual nya belum juga reda malah semakin menjadi dan mengakibatkan badannya tak memiliki tenaga sama sekali bahkan sekarang ia di infus untuk menambah cairan tubuhnya

"Eung? Hiks Hyung"

Dan selama Jeno di periksa hingga sekarang Jeno sudah berbaring di ranjang rumah sakit, Jaemin tetap menangis sesenggukan di sebelahnya

"Sudah, Hyung tidak apa-apa"

"T-tapi hiks hiks"

"Na? Hei? Jangan menangis" Haechan juga coba menenangkan Jaemin

Mark sendiri sedang mengurus administrasi untuk jeno jadi di ruang VIP itu hanya ada Haechan, Jaemin juga Jeno.

"Ugh pusing~" keluh Jaemin

"Pusing? Kau pasti kurang tidur. Sekarang kau harus tidur agar kepalamu tidak pusing" suruh Haechan

"Tidak mau~ Nana ingin menjaga Jeno Hyung"

"Ck keras kepala sekali kau ini, cepatlah tidur"

Jaemin menggeleng keras.

"Sayang? Tidurlah" suruh Jeno

"Tidak mau!"

"Na—

"Ih! Nana tidak mau! Kenapa kalian suka sekali memaksa Nana! Nana ingin menjaga Jeno Hyung tau! Nana ingin menemani Jeno Hyung" Jaemin berucap dengan sebal dan wajah tertekuk

Haechan speechless mendengar penuturan Jaemin, tadi saja menangis dan sekarang sudah marah-marah. Cepat sekali berubahnya

"T-tapi—

"Ish! Tidak ada tapi-tapi Echan!"

"I-iya ya sudah"

Jaemin memasang wajah cemberut dengan tangan terlipat di dada, terlihat menggemaskan namun jangan sekali-kali di ganggu jika Jaemin sedang marah

Hening, Jeno sibuk memejamkan matanya karena ia mulai merasakan mual kembali sedangkan Haechan menyusul Mark dan Jaemin memandang Jeno dengan diam

Hingga

"Huwaaaa pusing hiks~"

Reflek mata sipit Jeno terbuka lebar saat mendengar tangisan istrinya itu, dengan susah payah ia duduk.

"Hei? Sayang? Kenapa?" Tanya Jeno dengan panik

"Nana pusing hyung~ Kepala Nana berputar-putar"

"Kan sudah Hyung bilang, tidur saja"

"Tidak mau~ tapi kepala Nana pusing"

"Ingin di panggilkan dokter?"

"Takut di suntik"

"Tidak di suntik hanya di periksa"

Jaemin mengangguk dengan memegangi kepalanya yang berputar-putar serta sakit.

TBC
Sesungguhnya author sedang sibuk nyari rezeki buat checkout shopee hwhwhw😝

After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang