karna banyak yang minta double update & aku juga jarang update.. so, here it is! :) and please, read a/n below.
+
"Your problem."
Kata-kata itu masih terngiang di otakku. Aku masih berdiri disini sendiri dan masih meratapi apa saja yang baru terjadi.
"HAHAHAHA." aku menengok kearah suara perempuan yang sedang tertawa itu. Sabrina?!
Aku segera menemuinya dan menarik tangannya, "Sabrina," ia hanya tertawa. Dan aku yakin ia mabuk parah sekarang. Dan aku tak mungkin pulang bersamanya. Maafkan aku Sabrina tapi aku harus pulang.
Aku segera menuruni tangga rumah Zayn dan menuju halaman rumahnya. Aku memasuki mobilku dan mulai menjalankannya menuju rumah.
"Perriee.." Aku merasakan seseorang berbicara. Aku melihat kursi belakang mobilku. Zayn?!
"Zayn?! apa yang kau lakukan disini!" ia terbaring dan tertawa. "Memangnya kenapa! Ini mobilku!" Ouch. Kau mabuk berat Zayn.
Aku segera menaikkan kecepatan mobilku. Pikiranku hanya satu. Bagaimana jika ibu tau ada laki-laki dirumah?
+
Aku membuka pintu rumah dengan hati-hati dan merangkul Zayn yang sedang bergumam tidak jelas.
"Olivia?" suara ibu. "Iya... ibu?" ia melihat Zayn yang sedang tertidur di sofa. Mengapa ia cepat sekali tertidur?
"Itu siapa?" aku berharap aku mati sekarang. "Z-Zayn bu." ibu mendekat dan melihatnya. "Tampan. Bawa dia ke kamar tamu, wajahnya terlihat sangat lelah."
"Baiklah ibu," aku merangkul Zayn menuju kamar tamu yang bersebrangan dengan kamarku.
Aku menaruh Zayn di kasur. Aku melihat wajahnya. Terlalu tampan untuk disakiti. Aku melepas sepatunya lalu menaruhnya di lantai.
Aku mengambil handphone-ku dan memotret wajahnya. Kesempatan dalam kesempitan tak apa bukan?
"Olivia..." aku menengok ke arah Zayn. "Kau sangat manis Olivia.." Dan aku hanya terdiam melihatnya.
+
kring!
Aku segera mematikan alarm-ku dan menuju kamar tamu. Aku melihat kamar mandi terbuka dengan Zayn sedang menghadap kaca. "Kau ada aspirin?"
Aku segera mengangguk dan memasuki kamar mandi dan membuka laci. "Ini," aku menyerahkan aspirin sama dengan saat aku menyerahkan kotak tadi malam.
"Olivia, kau baik saja?" aku mengangguk. Ia meminum aspirin dengan cepat. "Terimakasih, sudah menampungku disini. Apa yang harus aku lakukan padamu?"
"Eumm.. Sama-sama, aku melakukan dengan senang hati. Jangan dibalas," ia tersenyum sembari mengelus kepalaku.
"Olivia.. Kau sangat manis, Olivia.." dan ia mengulang ucapannya tadi malam.
+
a/n: halo guys <3 check cerita baruku ya tentang Louis : detective!! :) kalo aku kasih sinopsisnya disini mesti gabakal ada yang baca jadi langsung check di works-ku aja hehe. thankyou! :)
KAMU SEDANG MEMBACA
stuck ; zjm
FanfictionAku bahkan tidak tahu mengapa aku sangat mencintaimu, Zayn. Dahulu aku sangat membencimu. Dan mungkin, aku terjebak karma. zayn malik fanfiction © 2015 by alya all right reserved