"Why should I apologize for the monster I've become? No one ever apologize for making me this way"- Uchiha ???Aroma tanah basah khas hujan memang lah menenangkan, kakinya tetap melangkah tanpa arah, genangan air memantulkan pantulan dirinya.
Senyuman manis terukir diwajahnya, di genggamannya terdapat banyak sekali cemilan yang ia beli dari desa dekat laboratorium milik Orochimaru.
[Name] mengayunkan tangannya dan sesekali melompat kecil, dan bersenandung riang, menyanyikan lagu random yang muncul dikepalanya.
Bibirnya melengkung keatas membentuk senyuman manis bak gula, tiba-tiba langkahnya terhenti melihat sosok yang berada didepannya.
Senyuman manisnya terganti menjadi tatapan biasa.
"[Name]... Apa kabar?..." tanyanya orang itu, seluruh tubuhnya yang basah akibat hujan. [Name] berjalan kearahnya dan berjalan melewati orang itu.
"Ayo, aku antar sampai kedalam, Ayah--- ahh, Sasuke-san."
Sasuke terdiam mendengar pengucapan [Name], apa tadi?... Kenapa, [Name] tidak memanggilnya dengan sebutan Ayah atau Papa?
Biasanya ia akan memanggil Sasuke dengan sebutan Papa, tapi... Berat untuk memanggil Sasuke dengan sebutan akrab seperti itu.
Sasuke terdiam sebentar, kemudian berjalan mengikuti [Name] dan mencoba untuk menyesuaikan langkahnya.
"[Name], bagaimana kabarmu selama ini??" tanya Sasuke basa basi, dia menarik pelan tangan [Name] untuk bergandengan.
[Name] berhenti sejenak, kemudian menepis pelan tangan Sasuke.
"Kabarku baik, lalu,,, bagaimana kabarmu, Sasuke san? Bagaimana dengan kabar Sarada dan Sakura san?" tanya [Name] sedikit kaku.
Sasuke diam seribu bahasa, dia menatap lekat kearah sang anak bungsu dan mengelus.
"Maaf, aku terlambat," ucap Sasuke dengan suara lembut. [Name] membeku mendengar ucapan Sasuke, netranya menatap kearah sang ayah.
[Name] berjalan mendahului Sasuke dan memberikan kain pada Sasuke. "Ini, pakai ini, nanti sakit. Saya,,, akan lebih dibenci"
[Name] berucap pelan sembari mengelap tangan Sasuke dan menyerahkan kain itu sepenuhnya.
"Saya... Tidak mau Cinta pertama saya sakit karna hal sepele." ucapnya lagi membuat Sasuke tertegun mendengar ucapan [Name].
"Saya pergi dulu, baju-bajunya ada di lemari saya." pamit [Name] pergi meninggalkan Sasuke yang termenung memikirkan ucapannya.
'Aku tadi gak keterlaluan kan?... Apa jangan-jangan ucapanku itu terlalu menyakiti hati Sasuke? Jangan sampai deh, yang ada aku dibully lagi sama reader' batin [Name] merasa tak enak dengan perlakuan dirinya pada sang ayah.
Langkah kakinya kemudian berhenti, dia melirik kearah Sasuke yang termenung dan kemudian berjalan lagi.
Sasuke menatap kearah anaknya, langkah kakinya semakin cepat dan memeluk [Name] dari belakang. Gadis bermarga Uchiha termenung, dadanya sesak dan matanya mulai memanas.
"S-Sasuke... San, tolong lepaskan say---"
"Kamu itu anakku, tapi dengan bodohnya aku membiarkannya anakku terjebak didalam kegelapan." cetus Sasuke.
[Name] membeku mendengar ucapan yang keluar dari mulut Sasuke, tangannya terkepal kuat dan mendorong Sasuke.
"Berisik! Memangnya kau tahu apa tentangku hah!?" sentak [Name] dengan mata melotot.
Sasuke terdiam, dia terkejut mendengar sentakan dari sang anak.
"Kalian itu sama saja! Selalu mementingkan Sarada! Kalian itu tidak pernah menganggapku ada!"
[Name] melotot dan menunjuk kearah Sasuke, tatapan bengis yang ia tunjukkan pada sang ayah. Teriakan darinya berdengung diseluruh lorong laboratorium milik Orochimaru.
"Memangnya kalian pernah menganggapku ada!? Iya?! KALIAN BAHKAN TIDAK PERNAH MENGANGGAPKU HIDUP, BUKAN?!!" tangannya turun kebawah, kepalanya menunduk. Menahan air mata supaya tidak terjatuh.
"Memangnya!... Memangnya aku ini apa??.... Hanya---, hanya karna ada monster ular didalam diriku. Jadi kalian menjauhiku dan tidak menganggapku sebagai keluarga.."
Tangan Sasuke terangkat ingin mengelus kepala sang anak. Namun dengan cepat ditepis oleh [Name].
Rasa sesak didada semakin meluap ketika sang anak menumpahkan semua ucapan yang selama ini dia pendam. Semua emosi yang [Name] keluarkan, memang benar adanya.
"Aku... Aku hanya ingin kasih sayang yang lengkap..." lirih [Name].
"Aku tidak ingin dibandingkan oleh siapapun, aku tidak suka di bandingkan... Aku tidak pernah membenci Sarada..."
"[Name], aku minta ma--" ucapan Sasuke terpotong.
"TAPI KALIAN YANG MEMBUATKU MEMBENCINYA! KALIAN YANG MEMBUATKU MEMBENCI SAUDARIKU SENDIRI!!"
Teriakan [Name] semakin mengencang dan membuat rambutnya terangkat dan berubah menjadi beberapa ular.
"APA KAU TIDAK TAHU BETAPA LELAHNYA AKU MENAHAN SEMUA INI!??!! SASUKE UCHIHA!"
Sasuke melotot dan mempersiapkan senjatanya.
"DAN UNTUK APA JUGA AKU MEMINTA MAAF PADA ORANG YANG MEMBUATKU SEPERTI INI?!!"
tbc....
Maap ya ged, awthor lupa kalo awthor punya ff heheheehe.
Btw author liat komen-komen kalian yang kayaknya gak suka sama sifat nem, sini author jelasin
Jadi gini breh, sifat nem itu sebenernya realistis.
Kelen mikir gak?? Selama ini, nem itu dirumah selalu disindir/di omelin mulu sama emaknya.
Nahh, terus juga kadang Sakura sering bandingin nem sama Sarada, btw kalian ngeh gk sih?
Ada beberapa chapter Sakura pernah nyuruh nem ngalah demi kakaknya?
Nahh itu yang buat nem sifatnya jadi kayak gitu ges. Heemmm, author tau, sifat nem itu jelek, terus selalu merasa paling tersakiti, tapi coba deh kalian pikirin.
Dirumah, Sakura selalu ketus sama pilih kasih, Sasuke juga sama, terus buat Sarada. Dia juga sering nyindir nem.
Udh segitu aja, barangkali memang ada yang gak suka sama cerita author. Ya... Gpp sih...
Kelen bisa tulis pendapat kelen kok ges disini, ntar author jawab kok... Asal yg masuk akal
KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA PRIK Boruto: Naruto Next Generation (✔)
RandomBereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchiha... Menarik bukan? "Astagfirullah, gue masih sayang nyawa tapi kenapa malah dimasukin ke akadem...