Terhitung sudah sekitar 20 menit sejak Karel menunggu Jesa, teman Heral yang direkomendasikan untuk memperbaiki mobil Karel yang sedang mogok itu.
Cuaca tiba-tiba mendung, yang ditunggu belum juga sampai,
"Ckkk lama banget, katanya deket."
Karel menggerutu sendiri, gelisah, hujan akan segera turun sepertinya.
Ia memainkan ponselnya sendiri, mengetik sesuatu pada ponselnya, ingin mengabari Harel. Namun tiba-tiba seseorang datang turun dari sepeda motornya, memakai pakaian wearpack khusus montir.
"Karel bukan? Temennya hesa?"
Dengan cepat Karel mengangguk, lalu dibukanya helm pria didepannya itu.
Deg....
'Cok cakep banget' batin Karel dalam hati.
"Sebelah mana yang rusak" ucap Jesa, sembari menyimpan helmnya diatas motor yang ia kendarai.
"Hallo?"
"Karel?"
Karel melamun, sedari tadi ia menganga melihat penampilan dari sang montir 'ajig Haskal kenapa gapernah kenalin ni lakik dah, tipe gue banget' gerutu nya dalam hati.
"Karel" ditepuknya pundak Karel.
"Oh ini mas cium disini"
Karel terperanga sendiri, apa yang baru saja iya ucapkan. "HAH ASTAGA ENGGAK MAKSUD SAYA GATAU MAS YANG RUSAK YANG MANA" Karel panik setengah mati, ia mengusap-usap wajahnya menahan malu.
Sementara Jesa tak begitu kaget, karna sedari tadi ia sudah diwanti-wanti oleh Harel kalo temannya ini memang agak lain. Jesa hanya tersenyum lalu pergi menghampiri Mobil Karel yang sudah terparkir di pinggiran jalan, Karel masih terdiam merutuki dirinya sendiri "ih bloon banget dah ni otak kayak gapernah liat cowok cakep aja" bisiknya.
***
Kini keduanya sudah berada di depan mobil milik Karel, Jesa mencoba membuka depan mobil Karel, mencoba melihat-lihat apa yang sebenarnya rusak.
Belum sempat di cek dengan sungguh, riktik hujan tiba-tiba turun dari langit "yah, mas hujan, udah belum?"
"Belum nih, baru mau saya cek" jawab sang montir, melihat lihat keatas, tangannya ia tadahkan memastikan hujan.
Ternyata, hujan semakin lebat, turun berjatuhan "mas makin lebat, ayo masuk dulu aja lah, berteduh di mobil" ajak Karel, karna memang tak ada tempat untuk berteduh di area sana, hanya ada mobil milik dirinya.
"itu mas, motornya kepinggirin dulu."
Jesa hanya menurut, tergesa memindahkan sepeda motornya ke pinggir jalan, dan berlari menuju mobil milik Karel.
***
Karel dan Jesa kini sudah duduk berdampingan di dalam mobil milik Karel, rintih hujan semakin deras, sementara anmosfir yang tercipta di dalam mobil semakin panas, mereka berdua terlihat begitu canggung.