Mengagumi memanglah mudah tetapi bukan lah mengambil sesuatu dari tuhan nya itu tidak boleh.
Hari ini adalah hari terakhir MPLS di SMP Pelita Harapan, semua pengurus OSIS tampak sibuk dengan hal itu. Tak terkecuali dengan perempuan berambut pendek dan berkulit coklat,
"Arletta, kemarilah aku membutuhkan bantuan mu"Ujar seorang remaja satu nya yang tampak sibuk memanggil teman nya
"Baik lah Grace tunggu disitu"Ucap si anak yang dipanggil.
"Letta mau kah kau mengantarku ke kantin untuk membeli es teh di kantin"Rayu Gracelyn kepada Arletta " kalau itu mau mu ayolah tak apa aku temani" Jawab Arletta sembari meletakkan novelnya di sembarang tempat. Ngomong ngomong ini adalah waktu para pengurus OSIS untuk ber istirahat di basecamp mereka, karena hari ini sangat lah melelahkan. Banyak sekali pekerjaan yang harus mereka selesaikan."Letta bagaimana ini kantin nya ramai sekali"
"Yasudah kau bisa membeli es teh di kantin ke tiga dan aku bisa menunggu mu disini kan"Jawab Arletta dengan datar. Sebenar nya Arletta adalah orang yang sangat malas dengan keramaian di kantin apalagi harus mengantri panjang hanya demi segelas es teh
"Hmm ayolah Ta temani aku, mungkin aku akan mentraktir mu es teh satu cup"Tawar Gracelyn dengan melas. "Baiklah aku akan mengantarmu. Dan tentang traktiran es teh itu! Kau tak perlu membelikan ku ternyata aku cukup haus karena udara hari ini" Sahut Arletta. Dengan mereka sedikit berbincang suasana kantin yang akan mereka tuju cukup sepi dan mereka sesegera mungkin menuju kesana. Saat mereka ingin mengambil es batu dan mengantri cukup banyak disana, kalung salib yang dikenakan Arletta terjatuh dengan tidak sengaja saat Arletta mengambil es batu disana dan beruntung nya ada sesosok lelaki yang juga mengenakan seragam yang sama dan mengambilkan kalung milik Arletta"Ambil lah kalungmu dan berhati hati lah lain kali" Ucap nya dan memberikan kalung itu pada Arletta, Tak sengaja ia membaca nama yang ada di baju seragam lelaki itu. 'Farendra Bhaskara'
Nama yang indah, dan orang nya pun baik
Ucap arletta dalam hati"Iya terimakasih sudah membantu ku F-Farendra" Ucap nya dengan gugup
"Darimana kau tau namaku"Tanya nya dengan halus. "Lihat lah sendiri di atas saku kemeja mu" Jawab Arletta dengan malas. Ya dia sangat malas bila harus basa basi garing seperti ini"Baiklah Gabriella Senja Arletta" Ucapnya dengan senyum ter ukir di wajah nya. Namun tak ada balasan dari Arletta, karena dia, oh sungguh malas dengan hal ini. Lalu dia tinggal kan begitu saja Farendra, orang yang baru saja ia temui di sekolah ini. Sembari menarik Gracelyn untuk pergi darisana karena ia sungguh takut melihat senyuman Farendra
"Huh, kenalah kau dengan ia grace" Tanya Arletta menunggu jawaban dari teman nya "Bahkan aku tak tau ada makhluk itu hidup disini" Jawab Gracelyn sembari menyusup es teh yang ia beli tadi
Mereka lalu melanjutkan tugas nya. Mengurusi segala macam urutan acara MPLS itu dengan baik. Lalu Arletta teringat tentang kalung Salib nya yang rusak itu dan ya tadi dia meninggalkan kalung itu di kelas, dia ingin mengambil nya di dalam kelas tetapi melihat keadaan disana. Terlihat teman teman Arletta sangat kelelahan disana dan ya... Arletta harus mengambil benda kesayangan nya itu sendiri.
Dengan gontai Arletta menaiki tangga dan menuju kelas nya. Beruntung kelas Arletta tak jauh dari tangga itu, ia cepat cepat menuju meja nya dan mengambil kalung itu. Setelah itu Arletta harus meninggalkan kelas nya dan tak terduga.
"Hai Arletta"Sapa seseorang yang mengejutkan Arletta dari belakang. Dengan cepat Arletta membalikan tubuh nya dan menatap kaget akan kehadiran seseorang disana
"Oh h-hai kita bertemu lagi" Jawab Arletta dengan sedikit gugup. Ya Arletta gugup lagi saat berbicara pada nya, dan Dada Arletta berdegup kencang, ia tak tau rasa ini tiba tiba datang dengan sendirinya dan memang lah tak pernah ia fikirkan rasa ini tiba tiba datang
"Sampai jumpa lagi Letta!"Sapa Farendra sembari memandangi Arletta yang hanya membeku diam seperti patung"Ya Tuhan apa ini, aku harus menahan ini" Ucap Arletta merutuki dirinya sendiri karena tadi bersikap tak seharus nya. Namun ia terkagetkan dengan kehadiran seseorang di dekat nya
"Hei Arletta. Kenapa kau diam saja, tadi aku memperhatikan mu. Tampak nya kau sedang berbincang dengan Farendra ya?" Seru sesorang yang mengagetkan Arletta.
"Hai Perkenal kan nama ku Alvaro Nizam Rajendra. Aku anak kelas 8i, pasti kau tau itu" Seru Varo "Ya Tuhan Varo kau mengagetkan ku!" Jawab Arlleta
"Oh ya Arletta. Perlu kau tau Farendra sudah mempunyai pacar, jadi kau boleh boleh saja mendekati nya. Tapi ingat satu hal bahwa Tuhan kalian berbeda" Ucap Alvaro yang membuat Arletta kaget bukan main. Permasalahan nya bagaiamana bisa Varo ber spekulasi tentang dirinya dan Farendra.
"Jaga bicara mu Varo. Aku tak mempunyai perasaan lebih dengan teman mu itu, dan ingat satu hal jangan bawa bawa Tuhan disini" Tungkas Arletta dengan penuh emosi. "Terserah kau saja aku hanya memperingati" Ucap Varo lalu meninggalkan Arletta begitu saja.Sejujurnya Arletta sudah menebak bahwa Keyakinan mereka sudah berbeda karena menurut nya wajah Farendra yang sangat teduh dan sangat cinta terhadap Tuhan nya. Tetapi Arletta tidak peduli, toh juga tidak ada hubungan dengan nya tentang keyakinan Farendra itu.
Arletta berjalan dengan sangat lemas menuju basecamp OSIS, ngomong ngomong dia masih memikirkan perkataan Varo tentang peringatan nya itu. Namun tiba tiba....
"Letta, heii kenapa kau begitu tidak bersemangat" Sapa Athar tiba tiba. Ya 'Fairel Atharriz' teman satu sekbid Arletta serta teman gereja Arletta juga.
"Athar kau selalu datang tiba tiba"Sahut Arletta dengan mimik tak bersemangat
"Ayolah Letta, kau harus bersemangat karena tugas OSIS menanti kita disana. Kau boleh membagi cerita kepadaku apapun yang membuat hati mu mengganjal" Tawar Athar dengan cukup halus
"Aku sangat lah bimbang Atha karena baru saja bertemu dengan sesorang lelaki di kantin" Jawab Arletta seadanya, sebenar nya ia tak punya banyak tenaga untuk bercerita panjang lebar kepada Athar tentang semua yang tadi di alami nya.
"Lalu? Bukan kah hal normal ya bertemu dengan seorang lelaki di kantin. Apa yang membuat mu mengganjal?" Tanya Athar."Jadi gini...." Arletta menceritakan semua yang terjadi beberapa jam lalu yang terjadi pada nya dengan Athar.
"Woah cukup menarik. Kau menyukai seorang yang berbeda keyakinan dengan kita dan ternyata dia sudah mempunyai kekasih." Ucap Athar dengan hati hati, karena ia tidak mau melukai hati sahabat nya yang telah bersama nya selama 7 tahun.
"Yahh aku tidak tau. Mungkin ini ialah fikiran yang datang tiba tiba, belum tentu kan fikiran itu di simpulkan sebagai rasa jatuh cinta pada seseorang yang baru saja bertemu beberapa jam yang lalu" Sambung Arletta
"Hmm baiklah Ta aku juga berfikir seperti itu sekarang" Ucap Athar mengakhiri perbincangan mereka di Basecamp OSIS. Dan tanpa mereka sadari waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, dan ternyata di Basecamp OSIS tersisa dirinya dan Athar sekarang. Membayangkan hal hal horor mereka langsung merapikan barang yang belum dirapikan dengan baik, mematikan lampu, serta menutup pintu Basecamp itu dengan rapat.Mereka berdua Arletta dan Athar sekarang tengah turun bersama dari basecamp osis menuju ke luar sekolah untuk menunggu jemputan, tapi tak disangka sangka ada Farendra serta geng nya disana. Dan tak sengaja mata Farendra dan Arletta bertemu, yang membuat Dada Arletta tampak berdenyut keras dan salah tingkah. Namun tiba tiba Athar mengagetkan Arletta
"Woi Letta kau seperti orang gila hanya diam saja. Aku ingin pamit pulang"Ucap Athar menyadarkan Arletta dari lamunan nya tadi. "Hati hati Athar!" Dan sekarang tinggal lah Arletta yang sendirian tak punya teman.Farendra dan teman teman nya menyadari kehadiran Arletta pun langsung membicarakan pertemuan pertama Farendra dan Arletta tadi siang. Hal itu cukup membuat Arletta tak nyaman disana ia hanya berdoa kepada Tuhan agar segera di jemput oleh Papa nya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MATAHARI DAN BULAN - ON GOING
Teen FictionSenja memanglah indah, tetapi dari senja kita belajar bahwa sesuatu hal yang indah akan tiba dan Menghilang begitu saja.